Pemberian Ulos, Bentuk Kasih Sayang dan Rasa Hormat Keluarga Batak

Pemberian Ulos, Bentuk Kasih Sayang dan Rasa Hormat Keluarga Batak
info gambar utama

Suku Batak merupakan salah satu suku di Indonesia yang terkenal kental
dengan acara adatnya. Baik di daerah asal atau perantauan acara yang harus
dihadiri orang-orang yang berasal dari Sumatra Utara ini pun seperti tak ada
habisnya, hal tersebut disebabkan oleh rasa hormat antarsaudara yang tinggi.

Salah satu yang dapat dilihat dari acara yang diadakan oleh orang Batak adalah
pemakaian ulos baik oleh tamu maupun pemilik acara.

Ulos sendiri merupakan kain tenun khas Batak yang sudah ada sejak zaman
nenek moyang suku tersebut. Awalnya fungsi ulos hanya sebagai selimut karena
leluhur orang Batak yang banyak tinggal pegunungan.

Seiring berjalannya waktu ulos mulai memiliki arti penting karena sering dipakai oleh tetua-tetua adat dan kerap kali dijadikan hadiah untuk orang yang disayangi.

Ulos dan momen penting kehidupan

Kain ulos umumnya dipakai dalam acara selebrasi yang dilakukan suku batak
namun ada tiga momen penting dalam kehidupan yang umumnya tak pernah
dilewatkan tanpa ulos. Tiga momen tersebut adalah kelahiran, pernikahan dan
kematian.

Biasanya setelah kelahiran seorang bayi, keluarga akan menggendongnya
dengan ulos. Hal tersebut juga terkait dengan makna ulos sebagai pelindung
berdasarkan sejarah munculnya. Kain ulos yang dipakai untuk menggendong ini
disebut dengan parompa.

Setelah dewasa generasi muda Batak yang akan menyatukan diri dengan
pasangannya dalam pernikahan juga akan dikenakan ulos. Kain ulos yang dipakai pengantin biasa disebut dengan ulos hela.

Tak hanya satu, dalam acara pernikahan Batak, khususnya yang melakukan adat biasanya pengantin akan mendapat banyak ulos dari berbagai tingkatan silsilah keluarga.

Pemakaian ulos pada pengantin dilakukan dengan menaruh ulos di kedua
bahu pasangan sehingga terkesan mengikat mereka. Hal tersebut sebenarnya
merupakan bentuk restu dan doa dari keluarga. Pada acara ini tamu juga terbagi dalam beberapa kategori.

Secara sederhana ada tiga warna ulos yang menandakan tamu acara dalam pernikahan batak. Warna ulos merah biasanya dipakai oleh keluarga yang memiliki marga yang sama, warna putih dikenakan oleh keluarga dari
mempelai pria sedangkan warna hitam dikenakan oleh keluarga mempelai wanita.

Pada momen terakhir seseorang, yaitu kematian umumnya orang Batak juga
menyelimuti jenazah dengan kain ulos yang biasa disebut dengan saput. Sekali lagi dalam upacara adat kematian, baik keluarga yang ditinggalkan serta orang yang datang untuk melayat juga turut memakai ulos.

Umumnya pemberian-pemberian ulos dilakukan oleh keluarga yang dalam
silsilahnya memiliki tingkat di atas penerima. Berbagai warna dan corak yang
terdapat dalam ulos menjadi tanda akan fungsinya, sehingga pemakaiannya dan
pemberiannya tidak bisa dilakukan secara asal.

Ulos tak hanya untuk orang Batak

Ulos dalam upacara Batak | Foto: boombastis.com
info gambar

Selain untuk keluarga Batak ulos juga seringkali dipakai untuk memberikan
penghormatan kepada orang yang tidak berdarah Batak. Ketika seseorang
mendapatkan ulos, selain sebagai kenang-kenangan produk budaya, hal itu juga
menandakan bahwa sang pemberi memiliki hubungan baik dan memiliki harapan-harapan yang baik pula terhadap penerimanya.

Beberapa contohnya ulos seringkali diberikan kepada sanak keluarga yang tidak berdarah Batak atau kolega kerja bahkan pejabat.

Hingga saat ini pemakaian ulos oleh orang Batak masih bisa kita lihat. Walau
banyak anak mudanya yang lahir di perantauan, orangtua suku Batak tidak sekali-kali membiarkan anaknya meninggalkan adat.

Hingga kini kain tenun bermotif ini masih bisa ditemui dan dibeli dengan kisaran harga ratusan hingga jutaan yang tergantung dari kesulitan pembuatan, ukuran dan jenisnya. Produknya kini juga banyak dimodifikasi untuk dijadikan komoditas busana.


Sumber: pariwisatasumut.net | tobatabo.com |simarmata.or.id |republika.co.id | becaksiantar.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini