Mencari Ilmu dengan Murah dan Nyaman di Pasar Kenari

Mencari Ilmu dengan Murah dan Nyaman di Pasar Kenari
info gambar utama

Membaca merupakan awal dari pengetahuan, dengan banyak membaca seseorang dapat meningkatkan kualitas diri mereka. Pentingnya aspek pendukung pengembangan kualitas individu ini ternyata mendapatkan perhatian dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Pada 29 April 2019 Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan lantai tiga di Pasar Kenari, Salemba, Jakarta Pusat sebagai sentra penjualan buku.

Pada kawasan tersebut pengunjung dapat menemukan 66 kios dan satu gerai besar bernama Jakbook yang dikelola oleh Perusahaan Umum Daerah Pasar Jaya (PD Pasar Jaya).

Di kawasan itu pengunjung dapat menemukan berbagai jenis buku, baik pengetahuan ataupun fiksi dengan harga yang lebih murah dalam kondisi
bekas ataupun baru.

Di Jakbook sendiri buku yang dijual dibandrol dengan harga 30 persen di bawah harga toko buku biasa.

Menurut keterangan Anies pada Kompas.com Pasar Kenari menjadi bentuk
harapan pemerintah agar buku dapat dijangkau oleh warganya secara efektif.
Selain harapan tersebut harga-harga buku di Jakarta pun diharap bisa lambat laun turun.

Nilai lebih Pasar Kenari

Tak hanya soal harga, fasilitas yang ada di Pasar Kenari juga cukup memadai.
Kondisi dari lantai tiga pasar yang tadinya terkenal sebagai sentra untuk penjualan alat listrik ini memang kontras dengan lantai satu dan duanya.

Jika lantai di bawahnya lebih pengap dan sedikit kotor, pada lantai tersebut
pengunjung dijamin kenyamanannnya. Adanya pendingin ruangan aktif pad kawasan dengan ukuran sekitar 714 meter persegi pun membuat pengunjung tidak perlu berpanas-panasan untuk mencari buku dengan harga miring.

Tak hanya ruangan yang dingin, kawasan ini juga menyediakan fasilitas-fasilitas
pendukung seperti eskalator, sentra ATM, ruang menyusui, co-working space hingga gerai kopi dengan suasana yang nyaman untuk sekedar bersantai.

Selain itu dalam area yang sama Pasar Jaya juga mengelola Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Tempat Penitipan Anak (TPA) Negeri Bina Tunas Jaya 4,
kawasan ini diadakan agar tersedia lokasi pengembangan anak usia dini, khususnya bagi anak para penjaga toko.

Area yang terintegrasi tersebut mendukung lokasi ini menjadi wadah pencarian bahan pelajaran dan tempat belajar yang ramah di kantong namun tetap nyaman.

Tak hanya memiliki nilai lebih untuk pengunjung, tempat ini juga mencoba
mendukung usaha para penjual buku murah. Lapak para penjual kebanyakan
berasal dari mereka yang sebelumnya menjajakan bukunya di daerah Kwitang dan Pasar Senen.

Biaya yang harus dibayarkan para pedagang hanya berkisar dua ratus hingga lima ratus ribu per-kios yang disesuaikan dengan ukurannya. Biaya tersebut hanya dikenakan untuk perawatan, kebersihan dan pelayanan, sedangkan untuk setahun para pedagang di bebaskan dari biaya sewa.

Nyaman namun belum dikenal

Kondisi Pasar Kenari | Foto : indonesiainside.id
info gambar

Kondisi Pasar Kenari yang nyaman seharusnya dapat dimanfaatkan oleh warga
Jakarta dengan baik, sayangnya saat ini pengunjungnya masih sedikit. Walaupun tempat berjualan Pasar Kenari lebih nyaman namun penghasilan para penjualnya diakui tidak sebesar hasil yang didapatkan ketika berjualan di lokasi sebelumnya.

Labora salah satu pedagang di Pasar Kenari memberi keterangan pada beritasatu.com bahwa rata-rata ia hanya bisa menjual sepuluh buku sehari, sedangkan di Pasar Senen penjualannya bisa mencapai empat puluh buku dalam sehari.

Upaya untuk menaikkan nama Pasar Kenari sebagai sentra buku pun diakui Astri
dari pihak Pasar Jaya, telah dilakukan. Pada keterangannya ke cnnindonesia.com, pihaknya diakui sudah melakukan kerja sama dengan vendor biro iklan, agar di sejumlah gerbong Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line dan Stasiun KA di Jabodetabek melakukan promosi terkait Pasar Kenari sebagai destinasi wisata buku baru di Jakarta Pusat.

Referensi: cnnindonesia.com | kompas.com | beritasatu.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini