Pesona Sape Alat Musik Khas Dayak

Pesona Sape Alat Musik Khas Dayak
info gambar utama

Sape adalah alat musik khas suku Dayak. Dalam kesehariannya sape memiliki bahasa lokal yang artinya adalah memetik dengan jari. Di setiap daerah alat musik ini memiliki berbagai macam penyebutan seperti sampe, sampek, atau sape. Sape memiliki nada yang khas yang ketika dimainkan sangat lembut dan menyentuh hati bagi yang mendengarnya.

Sape merupakan salah satu alat musik perwujudan khas Dayak. Dalam keseharian yang dilakukan oleh masyarakat Dayak alat musik sape menjadi bagian yang sangat penting karena setiap ritual ataupun upacara yang dilakukan sape menjadi salah satu media penyatu. Selain sebagai alat untuk upacara sape juga menjadi sarana hiburan.

Ketika pesta rakyat atau gawai Dayak diadakan, alat musik sape kerap dimainkan pada acara tersebut. ketik musik sape dimainkan kerap diiringi dengan tarian khas Dayak yang disertai dengan aksesoris khas Dayak seperti burung murai dan manik-manik.

Bagi masyarakat Dayak, sape seperti bagian dari kehidupan mereka. Sape memiliki dungsi yang dapat menyatakan perasaan baik itu perasaan gembira, perasaan sedih ataupun untuk perasaan duka yang tidak dapat tergambarkan. Dahulu ketika memainkan alat musik ini juga mengenal yang namanya aturan siang dan malam.

Sape juga tidak dapat dimainkan oleh sembarang orang, hanya orang yang dianggap cukup umur yang dapat memainkannya. Jika melanggar aturan ini maka dipercaya dapat mendatangkan petaka bagi yang melanggarnya.

Selain itu, ada juga alat musik yang juga hampir sama dengan sape. Alat musik ini bernama Sudatang. Tapi alat musik ni hanya boleh dimainkan ketika upacara kematian, selain dari itu tidak boleh. Bedanya sape dengan sudatang ini adalah terletak di ujung. Ujung sudatang berbentuk paruh burung enggang, sedangkan sape berbentuk ukiran biasa.

Sape @ pinterest.com
info gambar

Sebelum dikenal seperti sekarang, dahulu alat musik sape dipergunakan sebagai iringan tarian pada masa kayau. Masa dimana suku Dayak masih mencari kepala manusia.

Kepala-kepala dari hasil mengayau ini di bawah ke rumah panjang atau rumah betang khas suku Dayak lalu diiringi dengan tarian dan alat musik sape. Musik yang dimainkan pun bukan sembarang musik, yang dimainkan adalah musik peperangan yang biasa disebut Nyomangai.

Hingga saat ini, kekuatan magis dari sape masih dipercaya dapat menghipnotis bagi yang mendengarnya. Misalnya ketika alat musik ini dimainkan dengan petikan yang lantunkan semua orang akan terdiam serta tertegun ketika mendengarnya.

Lalu akan terdengar doa serta sayup-sayup orang yang menyanyi. Maka tak jarang jika ada yang mendengar alat musik ini akan mengalami kerasukan roh halus atau roh leluhur.

Seiring berkembanganya zaman, sape juga tak luput dari yang namanya modernisasi. Agar kaum muda bisa menikmati sape dan memainkannya maka dari itu sape bisa dikombinasikan dengan alat musik lain seperti gitar ataupun drum. Bukan hanya itu, sape kini mulai diperkenalkan dikalangan kampus agar anak muda tau asal usul sape dan cara memainkannya.

Mari bersama-sama melestarikan alat musik tradisional agar kelak bisa dikenal dan dimainkan oleh generasi selanjutnya.

Sumber: Travel.kompas | Kompasiana

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini