Makna Lukisan Kaca Patri di Lawang Sewu

Makna Lukisan Kaca Patri di Lawang Sewu
info gambar utama

Semarang, ibu kota provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu kota yang menjadi saksi perjalanan panjang sejarah Indonesia. Salah satu ikon bersejarah di kota Semarang adalah bangunan Lawang Sewu. Ya, bangunan yang kerap diidentikkan dengan hal mistis di ruang bawah tanah, ternyata memiliki fakta-fakta lain yang menarik untuk dikulik.

Mungkin kawan GNFI sudah mengetahui latar belakang mengapa bangunan tersebut dinamakan Lawang Sewu. Yap, benar. Karena bangunan tersebut memiliki jumlah pintu yang sangat banyak. Dalam masyrakat jawa sendiri, kata sewu yang berarti seribu dimaknai untuk menunjukkan jumlah yang sangat banyak. Meskipun, jumlah persisnya adalah 928 pintu dan jendela.

Namun, sekilas, apakah kawan GNFI pernah mengamati sesuatu yang unik di dalam bangunan Lawang Sewu? Sesuatu yang paling berbeda dibanding benda-benda yang ada di dalam Lawang Sewu. Sesuatu yang dimaksud adalah lukisan pada kaca patri yang terdapat di dinding Lawang Sewu. Lukisan kaca patri yang memiliki warna dominan biru dan hijau ini memiliki makna historis yang tidak bisa lepas dari pembangunan Lawang Sewu itu sendiri.

Lukisan kaca patri bagian tengah atas | Sumber https://lostandwander1976com.files.wordpress.com/
info gambar

Kaca patri di Lawang Sewu dibuat oleh seniman bernama Johannes Louresa Schouten, yang terdiri dari empat bagian. Masing-masing bagian memiliki makna sendiri. Kaca patri dibagi menjadi bagian kiri, kanan, tengah atas dan tengah bawah. Untuk mengetahui masing-masing maknanya, akan dibahas berdasarkan pembagian tersebut.

Kaca patri bagian kiri dan kanan

Kaca patri pada bagia sebelah kiri ini terdapat gambar dedaunan. Gambar dedaunan tersebut menggambarkan kemakmuran tanah di pulau Jawa beserta keindahan alamnya. Lukisan kaca patri tersebut bermakna keragaman flora dan fauna di pulau Jawa yang eksploitasi dan diangkut menggunakan kereta api menuju pelabuhan dan dijual untuk kepentingan Belanda.

Lukisan yang terdapat di kaca patri bagian kanan menggambarkan keadaan kota Semarang dan Batavia (yang kini menjadi Jakarta) pada saat itu.

Kaca patri tengah atas

Makna yang terdapat dalam lukisan tersebut adalah gambaran kota Semarang dan Batavia sebagai pintu maritim menuju pulau Jawa. Kedua kota tersebut merupakan pelabuhan besar yang menjadi pintu utama untuk aktivitas maritim bagi kepentingan Belanda.

Kaca patri tengah bawah

Lukisan kaca patri bagian tengah bawah | Sumber https://lostandwander1976com.files.wordpress.com/
info gambar

Dalam kaca patri tersebut, terlihat adanya lukisan dua orang wanita. Dua orang wanita tersebut merupakan sosok Dewi Fortuna yakni dewi keberuntungan dalam mitologi Romawi. Juga Dewi Venus yakni dewi kecantikan dan cinta kasih dalam mitologi yang sama. Lukisan tersebut menggambarkan bahwa Belanda selalu diberkahi keberuntungan dan diberikaan kejayaan selama berada di bumi Nusantara terutama perihal kereta api di pulau Jawa.

Makna secara keseluruhan

Jadi, dapat disimpulkan makna keseluruhan lukisan yang terdapat di kaca patri dalam bangunan Lawang Sewu tersebut adalah Belanda yang digambarkan dengan simbol-simbol kota Amsterdam, Rotterdam dan Den Haag. Belanda mengeksploitasi kekayaan bumi Nusantara berupa flora dan faunanya, yang paling utama adalah rempah-rempah yang diangkut menggunakan kereta api menuju kota-kota dengan pelabuhan besar yakni Semarang dan Batavia. Belanda menganggap dirinya selama berada di bumi Ibu Pertiwi berada dalam naungan Dewi Fortuna dan Dewi Venus dalam menyebarkan misi penjajahannya yakni gold (mencari kekayaan), glory (mencari kejayaan) dan gospel (menyebarkan agama).

Tepat di tengah sudut adalah bangunan yang terdapat kaca patri di dalamnya | Sumber https://heritage.kai.id/
info gambar

Hal unik lain dari kaca patri tersebut adalah lokasi penempatannya. Kaca patri ditempatkan di sudut 450 bangunan berletter L menghadap timur. Jadi, kaca patri akan terlihat berwarna hanya ketika pagi dan sore hari ketika cahaya matahari mengenainya. Cahaya yang tembus dari luar akan memantulkan warna kaca patri di bagian dalam. Indah! Satu kata kagum yang dapat menggambarkannya.

Seperti yang kawan GNFI ketahui bahwa Lawang Sewu adalah bangunan yang dulunya difungsikan sebagai kantor Pusat Perusahaan Kereta Api Swasta. Namun, kini Lawang Sewu menjadi tempat wisata sejarah yang terdapat berbagai foto-foto dalam dunia perkereta apian jaman dulu dan benda-benda peninggalan dari dunia perkereta apian.

Bagi kawan GNFI yang berada di Semarang ataupun hendak ke Semarang, Lawang Sewu merupakan salah satu tempat yang harus dikunjungi. Selain sebagai tempat wisata, Lawang Sewu juga menjadi sarana edukasi perihal sejarah di kota Semarang.

Catatan Kaki : CNN | Kaca Patri | Heritage

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Widhi Luthfi lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Widhi Luthfi.

Terima kasih telah membaca sampai di sini