Penggunaan Budaya Lokal pada Pos Lintas Batas Negara Skouw

Penggunaan Budaya Lokal pada Pos Lintas Batas Negara Skouw
info gambar utama

Wilayah perbatasan Indonesia dengan negara lain menjadi bagian penting bagi cerminan Indonesia terhadap pandangan dunia luar. Sudah sepatutnya, halaman depan Indonesia ini menjadi kesan yang positif yang mewakili keseluruhan Indonesia. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan pembangunan wilayah perbatasan yang baik serta terpenuhinya segala infrastruktur pendukungnya.

Salah satu wilayah batas negara Indonesia adalah Skouw yang masuk ke dalam wilayah Jayapura, Papua. Gerbang perbatasan di Skouw ini berhadapan langsung dengan negara tetangga, Papua Nugini (PNG). Perjalanan darat menuju Skouw menempuh sekitar satu hingga dua jam dari pusat kota Jayapura.

Akses dari Jayapura menuju PLBN Skouw sudah cukup baik, jalan sudah beraspal | Sumber Kemenkeu
info gambar

Pasca pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw yang diresmikan pada tahun 2017, kini PLBN Skouw menjadi salah satu destinasi wisata, baik dari wisatawan dalam negeri maupun wisatawan dari Papua Nugini. PLBN Skouw dibangun dengan konsep budaya lokal dengan menggunajan desain rumah adat Tangfa. Rumah adat Tangfa merupakan rumah adat masyarakat di daerah pesisir Skouw. Di antara bentuk rumah adat yang ada di papua, seperti rumah Hanoi dan rumah Manokwari, rumah Tangfa dianggap lebih cocok untuk diterapkan sebagai konsep PLBN Skouw.

Desain rumah Tangfa bericirikan atap yang berbentuk perisai dan memiliki dua ruas ruang panjang di dalamnya. Ruang panjang tersebut biasa digunakan untuk masyarakat berkumpul dan bercengkrama. Selain ruang panjang tersebut, terdapat bagian tengah yang berfungsi sebagai sirkulasi pertukaran udara. Masyarakat biasa menggunakan rumah tangfa untuk mengerjakan kerajinan tangan, bernyanyi dan berbagai macam cara bersosialisasi lainnya.

Pembangunan PLBN di beberapa titik perbatasan menerapkan nilai-nilai nasionalisme dan jati diri bangsa Indonesia | Sumber kemenkeu
info gambar

Rumah tangfa merupakan rumah untuk daerah pesisir pantai, sehingga memiliki model yang memberikan ruang pencahayaan yang banyak dan sirkulasi udara yang cocok. Hal tersebut berbeda dengan rumah Manokwari ataupun Hanoi yang lebih cocok untuk daerah dataran tinggi. Tidak hanya mengadaptasi konsep rumah Tangfa, PLBN Skouw juga menggunakan konsep ornamen khas Papua. Ornamen-ornamen tersebut dapat dilihat di bagian luar bangunan seperti di jendela dan gerbang perbatasan wilayah Indonesia.

PLBN Skouw juga dilengkapi berbagai infrastruktur pendukung seperti gedung utama yang digunakan sebagai ruang administrasi. Toilet-toilet bersih juga sudah tersedia di dalam PLBN Skouw. Selain itu, terdapat monumen Garuda dan tulisan “SKOUW Border Post of The Republic Indonesia” yang berwana merah – putih yang kerap kali menjadi spot foto wajib bagai para wisatawan.

Nah, bagi kawan GNFI yang akan mengunjungi wilayah perbatasan Skouw, jangan lupa untuk mengabadikan momen di beberapa spot foto tersebut, ya.


Catatan kaki: Kompas | KEMENKEU | Liputan6

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Widhi Luthfi lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Widhi Luthfi.

Terima kasih telah membaca sampai di sini