Kekhasan Sumedang Bukan Hanya Tahu, Tapi Juga Udeng

Kekhasan Sumedang Bukan Hanya Tahu, Tapi Juga Udeng
info gambar utama

Banyak cara untuk mengenalkan budaya Indonesia di kancah internasional, salah satunya adalah Budaya Sumedang yang diperkenalkan melalui Opening West Java Paragliding World Championship and Culture Festival 201. Acara ini menjadi ajang untuk mempromosikan Jawa Barat sebagai destinasi kelas dunia.

Dalam proses berlangsungnya acara, semua tamu yang datang diwajibkan untuk memakai pakaian yang bernuansa batik. Selain itu, setiap tamu pria yang datang diberikan aksesoris udeng khas Sumedang.

Dalam tradisi Jawa Timur bagian barat, udeng berfungsi sebagai penutup kepala bagi pria, lalu seiring berjalannya waktu berubah menjadi sebuah tradisi. Penutup kepala ini dulu juga menampilkan atribut sosial seseorang, dilihat dari bahan, warna, bentuk pakai,dan status sosial dari si pemakai.

Menteri Pariwisata RI @ Asriyati/GNFI
info gambar

Udeng biasa menggunakan kain batik berlatar belakang hitam dengan warna batik putih atau warna putih dan coklat. Sedangkan jenis iket yang umum menggunakan kain berbatik motif kembang, berlatar belakang merah dengan motif kembang berwarna merah tua. Di zaman yang semakin modern ini udeng banyak menggunakan kain batik lembaran (tekstil) dengan pilihan warna yang beragam.

Awal mulanya orang memakai iket. Dibentuk dari lembar kain berbentuk segi empat. Lalu dilipat membentuk segitiga. Kemudian berkembang menjadi bentuk lebih praktis, seperti topi tinggal pakai, yang dikenal dengan nama udeng.

Selain menjadikan udeng sebagai salah satu aksesoris utama dalam acara ini, makanan seperti tahu Sumedang juga diperkenalkan. Hal ini dilakukan agar para tamu yang hadir bisa merasakan langsung makanan khas ini.

Banyak sekali ciri khas Sumedang yang diperkenalkan dalam event ini. Selain itu, Lomba Paralayang akan diadakan pada 22-28 Oktober 2019 di Sumedang, Jawa Barat.***

Sumber: Detik | ejournal

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini