Payung Geulis Simbol Mojang Tasikmalaya

Payung Geulis Simbol Mojang Tasikmalaya
info gambar utama

Biasanya di Jepang maupun di Thailand, terkenal dengan paying tradisionalnya yang indah. Di Indonesia pun ada dan tak kalah indahnya, yakni paying buatan Tasikmalaya. Payung dari Tasik ini merupakan kerajinan payung papan atas selain payung juwiring di Jawa Tengah.

Kawan GNFI bisa membuktikannya apabila mampir ke salah satu sudut Desa Panyingkiran, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya. Di Kecamatan tersebut terdapat sebuah sentra kerajinan payung yang cantik, masyarakat Tasik menyebutnya dengan sebutan “Payung Geulis”.

Geulis artinya cantik. Tidak hanya perempuan saja yang bisa berdandan atau mendaptkan julukan cantik. Payung dari Tasik ini pun didandani semenarik mungkin agar penampilannya tidak kalah cantik dengan pemiliknya.

Payung geulis kebanggaan Tasikmalaya | foto : pinterset/antarafoto.com
info gambar

Payung geulis merupakan ciri khas dan simbol kebanggaan masyarakat kota Tasikmalaya, juga merupakan aset yang sangat luar biasa yakni keindahan seninya telah dikenal ke seantero nusantara bahkan dunia.

Tidak seperti kebanyakan payung pada umumnya yang berfungsi sebagai pelindung saat hujan. Payung geulis ini hanya bisa melindungi kita dari sengatan panas matahari saja. Hal tersebut dikarenakan payung ini terbuat dari kayu dengan penutupnya yang hanya dilapisi oleh kertas.

Namun, seiring berkembangnya zaman, saat ini payung geulis sudah berevolusi. Tidak hanya terbuat dari kertas saja melainkan sudah bermacam-macam bahan yang digunakan, mulai dari plastik, kain, canvas, sampai bordiran.

Payung ini memiliki peran yang lebih, sehingga membuatnya sangat dihargai. Pada masa lalu, payung geulis merupakan kelengkapan mode Mojang Tasikmalaya. Mojang Tasik yang cantic dengan mengenakan kebaya tidak akan sempurna kecantikannya apabila tidak menggunakan payung jenis ini untuk melindungi wajahnya dari paparan sinar matahari.

Maka dari itulah istilah payung geulis ini muncul, yang berarti payung yang membuat penampilan tambah semakin “geulis” atau cantik.

Keunikan dari payung geulis ini yaitu adanya lukisan bunga warna-warni yang mendekorasi ruang-ruang pada lapisan penutupnya. Lukisan tersebut dikerjakan secara manual oleh tangan-tangan terampil mojang Tasik yang mengekspresikan cinta dan hasratnya dalam membentuk aneka bunga.

Proses pembuatan payung geulis | foto : Pinterset/Rudi
info gambar

Di tangan mojang Tasik payung geulis menjadi sebuah karya seni lukis yang mengagumkan keindahannya. Namun saying, saat ini sudah tidak banyak mojang Tasik yang terlihat mengenakan kebaya sambil membawa payung geulis tersebut.

Umumnya pembuatan payung ini dilakukan oleh para orang tua yang menguasai kerajinan ini secara turun temurun, seperti Mak Cicih istri dari A. Sahrod (Alm). Saat ini nyaris hanya sedikit yang masih menekuni pembuatan payung tersebut.

Namun ternyata masih ada juga masyarakat yang akhirnya menjadikan payung geulis sebagai wahana ekspresi seni yang layak untuk dikoleksi.

Harga payung geulis dengan ukuran kecil dihargai Rp 20.000 hingga Rp 50.000. pesanan terbanyak saat ini datang dari Bali.

Pemerintah pun tidak tinggal diam, mereka mewajibkan penggunaan payung geulis sebagai hiasan di depan pintu setiap hotel, perkantoran, serta rumah makan. Dengan demikian, payung geulis tetap lestari meski pun jumlah penciptanya tidak banyak.

Catatan kaki: gemintang.com | Diversity | Potensidaerah

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini