Sejarah Alun-Alun Dan Kekuasaan Kerajaan

Sejarah Alun-Alun Dan Kekuasaan Kerajaan
info gambar utama

Kita bisa lihat bahwa di Indonesia banyak sekali terdapat alun-alun disetiap kota seperti di Yogyakarta, Banten, Lamongan dan masih banyak sekali. Tetapi, tahukan Kawan GNFI bahwa berdirinya alun-alun itu ada sejarahnya loh. Alun-alun sendiri diambil dari bahasa jawa yaitu aloen-aloen yang memiliki arti yaitu lapangan terbuka yang luas dan berumput yang dikelilingi oleh jalan yang dapat digunakan untuk masyarakat berkegiatan.

Alun-alun Kota Bandung: Sumber | Tempatwisatabandung
info gambar

Sejarah mencatat bahwa yang mendirikan alun-alun untuk pertama kalinya yaitu Fatahillah. Pada dasarnya alun-alun sendiri yaitu merupakan halaman ddepan yang sangat luas didepan rumah namun, dengan ukuran yang sangat besar. Raja, Bupati, Camat, bahkan Kepala Desa memiliki halaman yang sangatluas didepan Istana atau Pendopo ditempat kediamannya, yang bisa dijadikan sebagai pusat kegiatan masyarakat sehari-hari.

Alun-alun Kota Tegal: Sumber | Suaramerdeka
info gambar

Pada awalnya alun-alun sendiri adalah tempat untuk berlatih perang untuk prajurit kerajaan, tempat penyelenggaraan untuk sayembara dan penyampaian titah raja kepada rakyatnya dan pusat perdangan masyarakat terbesar.

Dalam sejarah perkembangan zaman alun-alun sendiri telah berevolusi pada budaya masyarakat yang meliputi tata nilai, pemerintahan, kepercayaan, dan perekonomian. Pada zaman hindu-budha alun-alun telah ditulis di buku Negara Kertagama sejarah bermula dari kelompok tani yang menggunakan lahan yang luas sebagai bercocok tanam maka harus dibuatkan upacara untuk meminta izin kepada Dewi Tanah yaitu dengan jalan membuat sebuah lapangan yang disebut "Tanah Sakral" yang berbentuk persegi empat dan dikenal oleh masyarakat setempat dengana sebutan alun-alun.

Alun-alun Kota Lumajang: Sumber | Kekunaan
info gambar

Dikutip dari Tirto.id Oliver Johannes Raap dalam bukunya Kota di Djawa Tempo Doeloe mengatakan bahwa, di Pulau Jawa memiliki lapangan terbuka untuk umum berbentuk persegi empat di pusat kota yang disebut alun-alun. Dibandingkan dengan sebutan Melayu yakni padang dan medan alun-alun memiliki suatu ciri khas letaknya di depan kediaman penguasa daerah.

Alun-alun Kota Magetan: Sumber | Pesona Travel
info gambar

Setelah kekuasaan Hindu-Budha berakhir digantikan oleh Islam. Alun-alun juga hadir di Kesultanan Mataram yang didirikan oleh Penembahan Senopati. Alun-alun dan Keraton tak bisa dipisahkan karena menjadi pusat pemerintah dan pusat kebudayaan tempat raja tinggal, sehingga keraton dan alun-alun adalah miniatur makrokosmos yang disakralkan.

Denys Lombard dalam bukunya Nusa Jawa ilang Budaya Jilid 3: Warisan Kerajaan-Kerajaan Konsentris (2018) menyebutkan bahwa, konsepsi ruangan yang disusun kesultanan mataram adalah pengembangan dari tata ruang Candi Plaosan Lor yang diperkirakan dari abad ke-9.

Catatan Kaki: Diambil dari berbagai sumber

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini