Bukan Sekedar Hiasan Biasa, Sebuah Kehormatan di Atas Kepala Suku Asmat

Bukan Sekedar Hiasan Biasa, Sebuah Kehormatan di Atas Kepala Suku Asmat
info gambar utama

Hidup di Indonesia akan memperlihatkan banyak sekali ragam suku dan budaya. Di setiap penjuru daerah memiliki kebiasaan-kebiasaan yang berbeda, baik dari segi cara, bahasa atau pun pemaknaannya.

Salah satu aset yang dimiliki oleh Indonesia yaitu banyaknya suku-suku Indonesia yang tetap menjaga keberadaannya. Setiap suku pun memiliki ciri khas serta keunikannya tersendiri. Salah satu suku di Indonesia yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia adalah suku Asmat, Papua.

Suku Asmat dikenal sebagai salah satu suku besar di Papua yang mempunyai kearifan lokal yang luar biasa. Masyarakat suku Asmat sangat menghormati alam serta kehidupan para pendahulu mereka. Sama halnya dengan suku-suku lain di Papua, penghormatan ini biasanya ditunjukan ke dalam berbagai kesenian yang mereka miliki. Seperti, tarian, lagu-lagu, dan ukiran khas Asmat.

Mahkota bukan sekedar hiasan biasa, namun memiliki makna penting bagi suku Asmat foto : Indonesiakaya.com
info gambar

Nah Kawan GNFI, salah satu hiasan hasil kesenian yang mencolok dimiliki oleh suku Asmat adalah hiasan kepala yang begitu menarik perhatian.

Hiasan atau mahkota khas dari suku Asmat ini memang tidak mempunyai nama khusus. Namun, masyarakat Asmat biasa menyebutnya hanya sebagai hiasan atau mahkota yang mereka anggap bagian dari pakaian adat. Sebenarnya, bentuk mahkota ini menyerupai sebuah anyaman pucuk daun sagu, yang dapat diikatkan di kepala.

Beberapa bulu burung dipasang di sekitar anyaman tersebut, kemudian menjadi sebuah aksesoris yang dapat memperindah mahkota. Bulu-bulu ini diambil dari burung-burung yang memiliki makna penting bagi suku Asmat seperti, burung Kasuari atau Kakatua putih. Seperti halnya dengan burung-burung tersebut, mahkota ini pun memiliki makna penting bagi suku Asmat.

Wow, keren bukan?

Mahkota yang berbentuk seperti sebuah hiasan ini merupakan bagian dari pakaian adat suku Asmat yang diletakkan di atas kepala, dimana merupakan tempat tertinggi dari anggota tubuh manusia. hal tersebut memberikan sebuah makna bahwasannya masyarakat Asmat meletakkan kehormatan tertinggi kepada alam yang telah memberikan mereka kehidupan.

Bahan-bahan yang didapat dari benda-benda alami merupakan sebuah simbol akan kekuatan alam yang menaungi kehidupan suku Asmat. Selain itu, masyarakat Asmat khususnya kaum laki-laki, menganggap bahwa mahkota tersebut merupakan sebuah penghormatan kepada roh nenek moyang serta leluhur mereka. Mereka meyakini bahwa setiap apa yang menempel di tubuh mereka akan berpengaruh besar terhadap kehidupan yang dijalani.

Bahan yang digunakan untuk mahkota tersebut didapat dari benda-benda alami | foto : Timikaunique
info gambar

Memang tidak banyak yang membahas terkait hiasan suku Asmat. Umumnya, para peneliti sering membahas terkait pakaian suku Asmat secara menyeluruh namun tidak secara spesifik. Karena pada dasarnya pakaian sekaligus atributnya mempunyai makna dan fungsi yang tidak jauh berbeda. Hiasan kepala ini banyak dipakai dalam sebuah acara-acara adat layaknya pakaian adat yang digunakan di tubuh. Maka dari itu, kaum pria suku Asmat akan memakai hiasan kepala ini ketika ada upacara tertentu serta pada saat mereka mengadakan penyelenggaraan tarian.

Keberadaan hiasan kepala suku Asmat tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat Asmat. Mahkota tersebut seperti sebuah simbol yang menunjukkan jati diri mereka kepada dunia. Selain itu, mahkota ini sebagai perwujudan kearifan lokal yang dimiliki oleh suku Asmat terhadap alam serta leluhur mereka.

Hiasan ini bukanlah sekedar hiasan biasa, tetapi juga mempunyai makna penting bagi keberadaan dan jati diri suku Asmat.


Catatan kaki: Indonesiakaya.com | helloindonesia.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini