Kemolekkan Di Balik Jaran Kencak

Kemolekkan Di Balik Jaran Kencak
info gambar utama

Di Lumajang banyak sekali hal unik yang bisa kita temukan salah satunya jaran kencak. Jaran Kencak merupakan salah satu tarian yang ada di kota yang dijuluki kota pisang tersebut. Dalam bahasa jawa Jaran Kencak artinya Kuda Menari. Jaran Kencak dilakukan dengan cara menghias kuda secantik mungkin. Sang pawang yang betugas untuk mengatur gaya kuda saat menari. Kuda yang dipakai biasanya kuda betina mengenakan pakaian yang kisaran beratnya sekitar 15 kilogram dengan pernak-pernik yang sangat mencolok dan menarik.

 Kostum yang dipakai beratnya mencapai 15 kilogram: Sumber | Rendilmj
info gambar

Sudah menjadi kebiasaan warga Lumajang untuk mengadakan tarian Jaran Kencak ini bila sedang mengadakan hajatan. Maka, tak afdol rasanya jika mengadakan hajatan tanpa tarian tersebut. Seperti jika mengadakan hajatan berupa nikahan, khitanan atau selamatan tarian tersebut tujuannya untuk menghibur masyarakat yang hadir dalam hajatan tersebut.

Sumber | Insta.oranya.com
info gambar

Diiringi dengan musik gamelan kuda secara langsung menggerakan badannya dan mengikuti irama gamelan tersebut. Jika intonasi musik kian semakin tinggi maka cara menari kuda tersebut akan semakin atraktif dan juga akan mengangkat kedua kaki depannya.

Jaran Kencak minimalnya tampil selama satu jam konon jaran kencak ini merupakan bentuk kekaguman dari masyarakat terhadap Rangga Lawe. Rangga Lawe sendiri yaitu merupakan ksatria yang tak bisa lepas dari imej kuda yang bernama Nila Ambara. Kuda Nila dan Rangga Lawe layaknya seperti kesatuan yang utuh. Masyarakat lokal percaya pencipta tarian Jaran Kencak adalah Kelabi Sajeh.

Kelabi Sajeh sendiri terinspirasi tarian tersebut dari kisah yang dialaminya sendiri saat berperang menundukkan kuda. Dan juga mengadopsi babat Rangga Lawe yang lekat akan kisah persahabatan manusia dan kuda. Dikutip dari Tempo.Co bahwa, Jaran Kencak sendiri merupakan pertunjukan hiburan biasa. Atraksi ini bagi masyarakat setempat menyiratkan sebagai simbol status. Jaran Kencak sendri dihadirkan pada suatu hajatan yang menandakan status sosial yang mempunyai hajatan tersebut.

Kuda-kuda temanten inilah yang akan mengangkut para sang pemilik hajatan serta keluarganya. Adapun Kuda-kuda tersebut akan melakukan atraksi yang sudah dilatih oleh pawangnya dan tidak akan ditunggangi karena melakukan atraksi tersebut. Kuda tersebut akan bergerak lincah dan mengikuti alunan musiknya. Acara jaran kencak tersebut cuma ada di hari-hari tertentu saja. Biasanya Lumajang sendiri mengadakan festival acara yang bertepan pada bulan November-Desember di Alun-alun Lumajang.

Catan Kaki: Tempo.co | CNNIndonesia | Detik

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini