Tim Peneliti Belia Indonesia Raih 8 Medali dan 8 Award di APCYS Rusia

Tim Peneliti Belia Indonesia Raih 8 Medali dan 8 Award di APCYS Rusia
info gambar utama

Berbicara mengenai prestasi anak Indonesia tak pernah ada habis-habisnya, kali ini anak bangsa kembali mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional.

Tim Indonesia yang terdiri dari siswa/i SMA & SMP dari berbagai wilayah di Indonesia berhasil menyabet 2 medali perak, 6 medali perunggu, dan 8 penghargaan poster pada lomba penelitian International Asia Pacific Conference of Young Scientists.

Tahun ini lomba berlangsung di Yakutks – Republic of Sakha, Rusia tanggal 14-20 Oktober 2019 yang diikuti oleh 12 negara.

Penyelenggaraan kompetisi di Russia @Apcys
info gambar

Medali perak dipersembahkan oleh Kenneth Samuel Djasmin (Cita Hati Christian Senior School - West Campus) di bidang Matematika dengan penelitian berjudul “Closing in on Pi : Comparative Analysis for determining Pi” dan Carina Jane Winoto (SMP Kristen Cita Hati Surabaya) di bidang Life Science dengan penelitian berjudul “Cocoa Pod Husk: Waste to Taste”.

Selain itu ada enam medali perunggu dipersembahkan oleh:

- Raymond Sean Halim (Cita Hati Christian Senior School - West Campus, Surabaya) di bidang Matematika, dengan judul penelitian “Fibonacci in Music : Investigation of Fibonacci Sequence in Indonesia’s Traditional Music”.

- Dhonan Nabil Hibatullah (SMA Negeri 1 Kayuagung, Ogan Komering Ilir) di bidang Fisika, dengan judul penelitian “Slip-Stick Phenomenon”.

- Jonathan S. Nilam (SMP Santa Laurensia, Tangerang) di bidang Fisika, dengan judul penelitian “Tuning Balinese Gamelan”;

- Muhammad Fadhlan Mahendra (SMP Laboratorium Percontohan UPI, Bandung) di bidang Komputer Sains, dengan judul penelitian “SNAPBOT : Self-Navigating Mapping Robot”.

- Nicole Nathania Budiman (Sekolah Pelita Harapan Sentul, Bogor) di bidang Environmental Science, dengan judul penelitian “FeCes : Enhancement of Fecal Sludge Conversion into Biogas”.

- Felicia Averine (SMAK 1 BPK Penabur Bandung) di bidang Environmental Science, dengan judul penelitian “Fi-shion : Biodegradable Weed-Based Packing Cushions”. Felicia juga mendapatkan penghargaan the best research work based on the result public voting.

Salah satu karya yang diciptakan @Apcys
info gambar

Hal ini tentunya tidak dicapai dengan mudah, berbagai latihan mereka jalani mengingat proses seleksi yang begitu ketat. Sebelum mengikuti proses perlombaan di Rusia tim Indonesia mengikuti 3 kali pembinaan di Bandung bersama Center for Young Scientists (CYS) yang diikuti sepanjang tahun 2019. Ada 3 kali pembinaan yaitu di bulan Januari, Agustus, dan Oktober.

Salah satu peserta bernama Fadlan mengatakan bahwa dari kompetisi ini dia banyak mendapatkan pengalaman baru dan jadi banyak mengetahui kebudayaan dari negara lain. “yang saya dapatkan di APCYS ini adalah banyak mendapatkan pengalaman baru dan jadi mengetahui budaya lain yang jauh berbeda dengan budaya Indonesia serta mendapat teman-teman baru dari negara lain”pungkasnya.

Sebuah pencapaian yang luar biasa bagi Indonesia, mengingat separuh dari juara di atas masih duduk di bangku SMP, dan lomba tidak membedakan siswa SMP atau SMA. Pertanda bahwa penelitian di bidang sains sudah merasuk ke jenjang SMP, dan bahkan sudah mulai menjadi bagian dari kurikulum di berbagai sekolah.

Selamat kepada putra-putri Indonesia yang telah berprestasi di APCYS 2019!**

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MD
AI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini