Merayakan Kebergaman Lewat Tes DNA

Merayakan Kebergaman Lewat Tes DNA
info gambar utama

Pameran Asal-usul Orang Indonesia (ASOI) digelar sepanjang 15 Oktober hingga 10 November 2019 di Museum Nasional, Jakarta. Pameran tersebut menampilkan hasil Proyek DNA yang digagas oleh Kementrian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud) bersama media daring Historia.id yang sebelumnya telah berjalan pada Juli hingga awal Oktober tahun ini.

Pembukan Pameran Asal-usul Orang Indonesia (ASOI) 15 Oktober 2019 di Museum Nasional Jakarta | foto: Kumparan.com
info gambar

Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku dan agama seringkali menjadi sasaran bagi oknum tertentu untuk memonopoli isu identitas. Hal tersebut juga kerap mengikis sikap toleransi yang ada di masyarakat. Proyek ini mencoba merangkai kembali identitas orang Indonesia dengan membuktikannya lewat tes deoxyribonucleic acid (DNA) yang dilakukan di laboratorium di Australia.

Berbagai hasil yang tak terduga

Salah satu hasil Proyek DNA yang dipamerkan di pameran ASOI | foto: Kumparan
info gambar

Keberagaman hasil pencampuran genetika yang unik terlihat dalam Proyek DNA ini. Dua diantaranya seperti Najwa Shihab yang hanya memiliki 3,4% gen Arab hingga Edo Kondologit yang memiliki gen Taiwan. Fisik keduanya yang mungkin dalam logika masyarakat awam tidak sejalan dengan hasil tes yang dilakukan, nyatanya merupakan hasil dari proses yang dilakukan dengan ilmu pasti.

Hasil-hasil tersebut menunjukkan kemajemukan orang Indoneia dan memberikan pandangan baru bagi masyarakat bahwa secara genetika tidak ada yang lebih Indonesia dari yang lain. Penjelasan DNA yang memberikan bukti ilmiah tersebut meleburkan pengertian pribumi yang selama ini dibentuk oleh masyarakat.

Hasil tes DNA yang dipamerkan dimiliki oleh beberapa tokoh seperti figur publik dan politisi. Beberapa nama yang telah berpartisipasi sebagai sukarelawan tersebut diantaranya Najwa Shihab, Hasto Kristiyanto, Grace Natalie, Budiman Sudjatmiko, Mira Lesmana, Ayu Utami, Riri Riza, dan Ariel Noah.

Tak hanya itu proyek tersebut juga memberikan kesempatan pada masyarakat umum dengan membuka pendaftaran online. Para pendaftar yang terpilih untuk ikut mengikuti proyek DNA diantaranya adalah Sultan Syahrir, Esthi Swastika, Irfan Nugraha, Farida Yuniar, Aryatama Nurhasyim, solikhin dan Zaenin Natib.

Asal mula keberagaman gen orang Indonesia

Dalam Pembukaan ASOI, Prof Dr. Herawati Supolo Sudoyo yang merupakan Deputi Penelitian Fundamental Eijkman Institute menjelaskan tentang gelombang migrasi yang memiliki kaitan erat dengan keberagaman genetika yang ada di Indonesia.

Menurutnya gelombang pertama yang ada di nusantara berasal dari Afrika. Kedatangan tersebut diawali lewat pantai selatan ketika Kalimantan, Sumatra dan Jawa masih satu. Kemudian perjalanan manusia gelombang pertama tersebut dilanjutkan ke daratan yang lebih besar bernama Sahul yang saat ini menjadi Papua dan Australia. Sedangkan gelombang kedua, datang dari mereka yang sebelumnya berada di Asia Daratan.

Pada gelombang ketiga, datanglah orang dari Taiwan dan pulau Formosa yang awalnya juga datang dari Asia Daratan. Penyebarannya terjadi di beberapa daerah seperti Filipina, Sulawesi dan Kalimantan yang sekaligus mendorong terjadinya persebaran bahasa Austronesia.

Gelombang keempat yang datang ke nusantara berasal dari jalur perdagangan dan penyebaran agama. Kedatangan yang terjadi sekitar tahun 700-1300 tersebut diisi oleh orang-orang Eropa, India Dan Timur Tengah yang masuk lewat pelabuhan-pelabuhan di nusantara.

Kedatangan atau persinggahan yang terjadi dalam berbagai gelombang dan kelompok migrasi tersebut memungkinakan terjadinya percampuran gen. Keberagaman gen yang ada disebabkan oleh proses kawin yang terjadi di masing-masing era. Diakui Herawati, hal tersebut terbukti dengan semua hasil tes yang menunjukan adanya campuran berbagai gen.

Sumber : historia.id | kompas.com | okezone.com | beritagar.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini