Serba-serbi Gongong, Simbol Tanjungpinang Tidak sekedar Kuliner

Serba-serbi Gongong, Simbol Tanjungpinang Tidak sekedar Kuliner
info gambar utama

Kuliner laut sudah menjadi panganan utama bagi para pecinta kuliner. Terlebih mereka yang berkunjung ke Tanjungpinang, atau saat mengelilingi Pulau Bintan secara lebih luas.

Tidak hanya ikan yang dapat diolah dengan berbagai cara, di Pulau Bintan memiliki biota laut yang sedap dan nikmat untuk disantap. Mungkin tidak dapat ditemui di tempat lainnya, makanan tersebut merupakan hewan laut yang kerap disebut dengan gonggong.

Gongong atau Canarium Stroumbus, merupakan sejenis siput atau kerang laut yang familiar dijumpai di Pulau Bintan, dan Kepulauan Riau.

Gongong pedas manis | foto : KOMPAS.COM/AMBAR NADIA
info gambar

Dilanisr dari kompas.com Walikota Tanjungpinang, Lis Darmansyah mengatakan bahwa gongong merupakan hewan laut khas di Tanjung Pinang. Hampir semua restoran seafood di Tanjung Pinang menjual menu gongong tersebut.

“Coba di daerah lain, tidak ada makanan gongong”, kata Lis Walikota Tanjungpinang.

Lis mengatakan bahwa kuliner di Tanjungpinang tidak perlu diragukan lagi. karena kota tersebut kerap memenangkan kompetisi dalam festival kuliner tingkat nasional.

Gonggong sendiri merupakan biota laut endemik yang hidup di perairan laut kepulauan Riau dan cukup banyak ditemui di Pulau Bintan. Gonggong jamak dikonsumsi karena diyakini mengandung nilai gizi yang tinggi.

Dalam setiap daging gongong terdapat karbohidrat, kalori, protein, serta kandungan lemak baik. Dengan kandungan gizi yang cukup banyak, dan rasanya yang lezat, tentu saja gongong menjadi hidangan paling populer jika melancong ke Pulau Bintan.

Meski demikian, tidak semua jenis gonggong memiliki cita rasa yang nikmat untuk disantap, setidaknya ada beberapa jenis gongong yang memiliki rasa yakni Gongong Cangkang Tipis, Gongong Ayam, Gongong Cangkang Tebal, dan Gongong Merah Cangkang Tebal.

Di Bintan, biasanya gongong ini dinikmati dengan siraman saus kacang, lada hitam, ataupun saus tiram yang terasa khas di lidah. Jika yang paling simple, gongong dimasak dengan cara direbus kemudian disajikan dengan soas asam manis.

Harga kuliner ini berkisar antara Rp 55.000 hingga Rp 60.000. Gongong juga kerap dijadikan sebagai oleh-oleh dalam bentuk keripik.

Gedung Gongong

Gedung gongong di Tanjungpinang sebagai pusat informasi wisatawan | foto : KOMPAS.COM/AMBAR NADIA
info gambar

Tidak hanya olahan makanan saja yang hendak ditonjolkan, Pemerintah kota Tanjungpinang membangun sebuah Gedung Gongong di kawasan tepi laut, berhadapan langsung dengan laut Laman Boenda. Gedung ini digunakan sebagai pusat informasi bagi wisatawan.

Bentuk gedung ini sendiri melingkar, menyerupai gongong berwarna emas. Seluruh dindingnya berwarna terbuat dari kaca yang tampak gelap dari luar. Gedung tersebut terdiri dari dua lantai, dilengkapi dengan televisi yang menampilkan selayang pandang Tanjungpinang.

Di lantai basement terdapat toko oleh-oleh yang menjual makanan dan kerajinan khan Tanjungpinang.

Gedung ini diresmikan pada akhir 2016 lalu. Diharapkan gedung tersebut menjadi gerbang wisata bahari di Kepulauan Riau.

Batik Gongong yang Eksklusif

Batik gongong khas Tanjungpinang hanya bisa ditemukan di satu toko | foto : KOMPAS.COM/AMBAR NADIA
info gambar

Batik khas Tanjungpinang ini sangat eksklusif. Batik bermotif gongong ini hanya bisa ditemukan di satu toko di Tanjungpinang, namanya Batik gongong.

Salah satu pegawai bernama Anggi mengatakan, Onny selaku pemilik toko tersebut mulai merintis batik gonggong sejak 2010. "Tidak bisa dijual di tempat lain. Sudah dipatenkan," kata Anggi. Meski oleh-oleh khas Tanjungpinang, namun batik itu diproduksi di Pekalongan. Jenis batiknya sama seperti punya Pekalongan, ada batik cap dan tulis. Hanya saja, variasi motif gonggong dan kombinasinya yang membedakan.

Catatan kaki: Kompas.com | Pesonaindonesia | Kompas.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini