Sejarah Perayaan Hari Dokter Nasional Setiap 24 Oktober

Sejarah Perayaan Hari Dokter Nasional Setiap 24 Oktober
info gambar utama

Hari Dokter Nasional tahun ini merupakan peringatan ke-69 sejak awal diperingatinya pada tahun 1950. Dilansir melalui situs resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, bahwasanya sudah lama diresmikan semejak awal didirikannya IDI (Ikatan Dokter Indonesia).

Perayaan Hari Dokter Nasional ini menjadi penting karena memiliki catatan sejarah perjuangan para pahlawan-pahlawan Indonesia yang berjuang melawan penjajah dan juga sebagai upaya membangkitkan semangat yang dimiliki para dokter Indonesia terutama dokter yang masih berusia muda agar terus berusaha berkarya dan memberi pendidikan kepada masyarakat mengenai cara hidup sehat.

Latar Belakang Hari Dokter Nasional

Sejarah Doker Indonesia

Resmi terbentuk pada 1950, organisasi Ikatan Dokter Indonesia sejatinya telah lebih dulu lahir jauh sebelum diresmikan. Lahir pada tahun 1911, perkumpulan dokter di nusantara diberi nama Vereniging van Indische Artsen. Selama kurang lebih lima belas tahun berkiprah sebagai tenaga medis, pada tahun 1926, organisasi ini mengalami perubahan nama menjadi Vereniging Van Indonesische Genesjkundigen (VGI).

Tahun 1940, VIG mengadakan kongres di Solo. Kongres menugaskan Prof. Bahder Djohan untuk membina dan memikirkan istilah baru dalam dunia kedokteran. Tiga tahun berselang, pada masa pendudukan Jepang, VIG dibubarkan dan diganti menjadi Jawa izi Hooko-Kai.

Selanjutnya pada 30 Juli 1950, atas usul Dr. Seni Sastromidjojo, PB Perthabin (Persatuan Thabib Indonesia) & DP-PDI (Perkumpulan Dokter Indonesia) mengadakan satu pertemuan yang menghasilkan “Muktamar Dokter Warganegara Indonesia (PMDWNI)”, yang diketuai Dr. Bahder Djohan. Puncaknya tanggal 22-25 September 1950, Muktamar I Ikatan Dokter Indonesia (MIDI) digelar di Deca Park yg kemudian diresmikan pada bulan Oktober. Dalam muktamar IDI itu, Dr. Sarwono Prawirohardjo terpilih menjadi Ketua Umum IDI pertama.

Mengapa Tanggal 24?

Ikatan Dokter Indonesia

Awal ditetapkannya tanggal 24 sebagai perayaan Hari Dokter Nasional dimulai sejak dibubarkannya Varening Van Indonesische Genesjkundigen (VIG). Sebelum mengadakan muktamar, Persatuan Tabib Indonesia (PB Perthabin), Dr. Seni Sastromidjojo, dan Perkumpulan Dokter Indonesia (PD-DPI) pada tanggal 30 Juli 1950 melakukan pertemuan. Hasil dari pertemuan tersebut adalah Muktamar Dokter Warganegara Indonesia (PMDWNI) dengan Prof. Bahder Djohan sebagai ketuanya.

Sekitar dua bulan kemudian, tepatnya pada tanggaal 22-25 September 1950 bertempat di Deca Park diadakanlah Muktamar I Ikatan Dokter Indonesia (MIDI). Hasil dari muktamar tersebut adalah terpilihnya Dr. Sarwono Prawirohardjo sebagai Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia yang pertama.

Peresmiannya dilakukan sebulan kemudian yaitu pada bulan Oktober. Pada bulan itu juga tepatnya tanggal 24 Oktober, Dr. Soeharto melakukan pertemuan dengan notaris. Tujuan pertemuan tersebut demi mendapatkan dasar hukum untuk pendirian perkumpulan dokter Indonesia.

Perkumpulan tersebut kemudian diberi nama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang dikenal hingga saat ini. Sejak saat itu ditetapkanlah tanggal 24 Oktober sebagai hari terbentuknya Ikatan Dokter Indonesia. Bukan hanya itu tanggal tersebut juga secara resmi diperingati sebagai Hari Dokter Nasional.

Dokter Sebagai Bagian Sejarah Perjuangan Bangsa

Dokter Indonesia

Dalam catatan sejarah Indonesia, banyak nama-nama besar seperti dr. Soetomo, Wahidin Sudirohusodo, Tjipto Mangoenkoesomo, dan dokter lainnya yang turut berjuang melawan penjajah semasa penjajahan kolonialisme.

Jika berkaca pada zaman perjuangan kemerdekaan, momentum profesi dokter di Indonesia pertama kali lahir lewat keputusan Gubernemen No. 22 tentang penyelenggaraan pendidikan kedokteran di Indonesia (Nederlandsch Indie) pada tanggal 2 Januari 1849.

Didirikannya sekolah pendidikan dokter di Indonesia tidak lain karena Pemerintah Hindia Belanda yang saat itu kewalahan melawan wabah malaria. Sebanyak 12 orang siswa diluluskan dan diberi gelar ‘Dokter Djawa’ setelah menempuh pendidikan selama dua tahun. Meski diberi gelar dokter, lulusan-lulusan dokter hanya dipekerjakan sebagai ‘mantri cacar’.

Lewat perjalanan yang panjang, barulah pada tahun 1898, sekolah pendidikan dokter yang sebenarnya didirikan dengan nama STOVIA. Dari sinilah mulai terlahir dokter-dokter pejuang kemerdekaan.

Salah satunya ialah dr. Sutomo, ia bersama Gunawan Mangunkusumo, Cipto Mangunkusumo dan R.T Ario Tirtokusumo mendirikan Boedi Oetomo.

Para pendiri Boedi Oetomo merasa bahwa untuk bisa lebih maju, maka bidang yang harus menjadi perhatian utama adalah pendidikan dan pengajaran. Organisasi ini punya motif sebagai sebuah organisasi modern yaitu punya pemimpin, ideologi dan anggota yang jelas. Motif itu diikuti oleh banyak organisasi lain yang membawa pengaruh kepada perubahan sosial politik.

Sumber: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia , Sejarah Lengkap

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini