Yogyakarta Punya Pesantren Berstandar Internasional Loh...

Yogyakarta Punya Pesantren Berstandar Internasional Loh...
info gambar utama
Eksistensi Yogyakarta sebagai kota pelajar terus berkembang, kali ini ada sebuah sekolah atau pesantren terus berkembang hingga berstandar internasional. Yakni Yayasan Afkaaruna Islamic School, telah mengembangkan pesantren standar internasional tersebut yang dinamai dengan Afkaruna Secondray-Ma'had.
Pengembangan tersebut diinisiasi guna menjawab tantangan zaman. Salah satunya soal perkembangan informasi teknologi serta pengaruh globalisasi kini mengharuskan lembaga pendidikan di Indonesia fokus menyiapkan generasi unggul.
Ketua Yayasan Abdul Djalil Sibaweh yang juga founder Afkaaruna Islamic School, Samsul Ma’arif Mujiharto mengungkapkan standar internasional yang disematkan pada Afkaaruna Secondary-Ma’had ini terlihat seperti dalam visinya yakni Preparing Students to Become Al-Insaan Al-Kaamil and Locally Rooted Global Citizens.
"Dampak tersebut ada pada konektifitas antar manusia di berbagai tempat yang semakin mudah dilakukan," kata Samsul pada Sabtu (26/10).
Ia menuturkan nantinya para santri atau murid akan dibekali dengan kompetensi dibidang ilmu agama yang diajarkan dengan kurikulum dan metode pondok pesantren.
"Metode itu akan diajarkan dengan langsung dipraktekkan sebagai kegiatan sehari-hari dan menjadi inspirasi perilaku santri yang berwujud dalam bentuk akhlaqul karimah. Pendeknya Ilmu, Amal dan Akhlaq," ujarnya.
Samsul menjelaskan para guru nantinya berasal dari dosen-dosen PTN di Indonesia. Ia menargetkan di tahun pertama para santri atau siswa diharapkan mempu menuntaskan program Nahwu Sharaf (metode Al-Miftah) dan praktek membaca kitab kuning dasar (metode Ibtida’i)," kata dia.
Untuk kelas VIII dan IX akan diperkuat dengan kitab Nahwu yang lebih kompleks dan materi lain seperti hifdzul qur’an, al-ubudiyah al-yaumiyyah, al-muhadatsah al-yaumiyyah dan musyawarah ‘an al-mas’alah ad-diniyyah.
Hifdzul quran atau menghafal al quran akan menggunakan metode Al Azhar Mesir. Keseluruhan materi pendidikan islam tersebut diharapkan memperkuat kurikulum Kementrian Agama Republik Indonesia yang menjadi muatan nasional di Afkaaruna Secondary.
Pesantren yang terletak di Jl. Kaliurang Km 12.5 ini diharapkan mampu menjadi pembelajar yang mandiri dengan tetap berpegang pada sanad keilmuan yang kuat.
Sedangkan kompetensi internasional juga akan menjadi unggulan berikutnya. Ia menjelaskan pesantren tersebut akan mengadopsi kurikulum internasional secara utuh, yang diharapkan dapat menjadi wasilah untuk mempersiapkan santri agar siap menjadi warga global.
Afkaaruna Secondary Ma'had akan mengadopsi kurikulum Cambridge untuk lima mata pelajaran, Math, Science, English, CIT dan Cambridge Global Perspectives. Kurikulum internasional ini diharapkan memperkaya sekaligus memperkuat kurikulum nasional.
Direktur HRD Afkaaruna Islamic School Ahmad Eko Baliyo mengungkapkan pihaknya akan menyiapkan para guru untuk menopang dengan baik kurikulum tersebut. Sehingga, pihaknya akan memilih guru dan staf dengan sangat selektif.
Beberapa bulan ke depan, pihaknya akan bekerja secara keras untuk menyiapkan infrastruktur dan fasilitas. Diharapkan sebelum Mei 2020 seluruh fasilitas sudah siap. Sehingga, satuan pendidikan itu diharapkan menjadi tempat belajarnya santri dari seluruh nusantara dan bahkan dunia.
Direktur Public Relations, Iffah M. Dewi, menuturkan, dalam rangka mengkomunikasikan cita-cita, visi dan misi Afkaaruna Secondary-Ma’had kepada masyarakat luas, akan diselenggarakan berbagai program penting.
Antara lain, program di bidang pendidikan, seperti seminar, workshop, kelas parenting offline maupun online, sosialisasi konten-konten dengan tema pendidikan melalui media sosial yang menyasar pada masyarakat di Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
"Untuk mengajak masyarakat agar faham cita-cita kami guna bersama-sama maju mempersiapkan generasi mulia Indonesia," pungkasnya. (*)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini