3 Kuliner Khas Betawi Yang Terkenal

3 Kuliner Khas Betawi Yang Terkenal
info gambar utama

Hallo Abang None, seperti itulah yang biasanya dipanggil oleh masyarakat Jakarta atau suku betawi. Suku yang memiliki kebiasaan menyebutkan dan mengganti huruf A di akhir kata menjadi E, contoh Jakarte, iye dan lainnya. Nah berbicara tentang betawi kurang lengkap kalau tidak mengetahui kuliner khasnya.

Dari sekian banyak jenis makanan ibu kota, beberapa di antaranya jadi yang paling terkenal. Nah kali ini ada beberapa makanan khas Betawi yang paling jadi favorit dan terkenal di kalangan semua umur. Intip yuk kira-kira ada makanan apa saja.

Kerak Telor

Kerak telur adalah makanan asli daerah Jakarta , dengan bahan-bahan beras ketan putih, telur ayam, ebi (udang kering yang diasinkan) yang disangrai kering ditambah bawang merah goreng, lalu diberi bumbu yang dihaluskan berupa kelapa sangrai, cabai merah, kencur, jahe, merica butir, garam dan gula pasir. Kerak telor dapat ditemukan pada hari biasa. kalian bisa menemukan Kerak telor di sekitar Kota Tua, Jakarta.

Kerak telor | sumber: jakarta-tourism.go.id
info gambar

Sejarahnya ketika zaman penjajahan Belanda dahulu, kerak telor tercipta secara nggak sengaja karena hasil coba-coba sekawanan orang Betawi yang tinggal di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Jakarta yang dulu terkenal dengan nama Batavia memiliki banyak pohon kelapa, sehingga para warga memanfaatkan buah kelapa untuk memasak beragam makanan, salah satunya kerak telor.

Sekitar tahun 1970, warga Betawi baru mulai berani menjajakan kerak telor di kawasan Tugu Monas. Makanan ini menjadi daya tarik yang membuat wisatawan berdatangan ke Jakarta. Bahkan, kerak telor pun menjadi makanan kaum elite.

Soto Betawi

Soto Betawi merupakan soto yang populer di daerah jakarta. Seperti halnya soto madura dan soto sulung, soto Betawi juga menggunakan jeroan. Selain jeroan, sering kali organ-organ lain juga disertakan, seperti mata, terpedo, dan juga hati. Daging sapi juga menjadi bahan campuran dalam soto Betawi. Kuah soto Betawi merupakan campuran santan dan susu. Kedua campuran inilah yang membuat rasa soto Betawi begitu khas. Di tambah dengan emping yang begitu gurih, menambah cita rasa yang menggugah selera

Soto betawi | sumber: id.tastemade.com
info gambar

Istilah soto Betawi hadir dalam kuliner masakan Indonesia sekitar tahun 1977-1978, tetapi bukan berarti tidak ada soto sebelum tahun tersebut. Yang memopulerkan dan yang pertama memakai kata soto Betawi adalah penjual soto bernama Lie Boen Po di THR Lokasari / Prinsen Park, tentunya dengan ciri khas cita rasa sendiri.

Roti Buaya

Roti buaya adalah hidangan Betawi berupa roti manis berbentuk buaya. Roti buaya senantiasa hadir dalam upacara pernikahan dan kenduri tradisional Betawi. Suku Betawi percaya bahwa buaya hanya kawin sekali dengan pasangannya, karena itu roti ini dipercaya melambangkan kesetiaan dalam perkawinan. Pada saat pernikahan, roti diletakkan di sisi mempelai perempuan dan para tamu kondisi roti ini melambangkan karakter dan sifat mempelai laki-laki. Buaya secara tradisional dianggap bersifat sabar (dalam menunggu mangsa). Selain kesetiaan, buaya juga melambangkan kemapanan.

Roti Buaya | sumber: id.wikipedia.org
info gambar

Selama penerapannya dalam tradisi pernikahan adat betawi, roti buaya harus selalu dalam kondisi mulus dan sama sekali tidak boleh rusak hingga sampai ke tangan mempelai wanitanya. Ukuran roti buaya juga dipercaya berkaitan dengan nasib rumah tangga pengantin tersebut. Makin keras dan makin besar roti buaya, maka itu akan semakin baik. Hingga saat ini tradisi pernikahan menggunakan roti buaya masih terus berlanjut hingga saat ini. Tak hanya roti buaya yang menjadi syarat masyarakat betawi untuk menikah, melainkan tradisi palang pintu juga menjadi sebuah simbol budaya sakral pernikahan adat betawi.


Catatan kaki:

sejarah roti buaya | roti buaya | soto betawi | kerak telor | sejarah kerak telor

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini