Daerah Ini Pernah Menjadi Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah Sebelum Semarang

Daerah Ini Pernah Menjadi Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah Sebelum Semarang
info gambar utama

Ibu kota Jawa Tengah sebelum Semarang adalah Purworejo. Tepatnya di Kecamatan Bruno yang terletak di wilayah paling utara Purworejo dan berbatasan langsung dengan Wonosobo. Sedangkan dua desa yang terpilih menjadi pusat perekonomian sementara adalah Desa Giyombong dan Kambangan.

Purworejo dipilih menjadi ibu kota sementara Jawa Tengah adalah untuk menghindari pasukan Belanda kala itu. Selain itu karena letaknya yang strategis dan kontur tanah yang banyak sekali dikelilingi hutan, menjadi tempat yang cocok sebagai ibu kota sementara.

Sejarah mencatat bahwa, Kecamatan Bruno sendiri dahulu adalah tempat hutan belantara dan sangat sulit sekali di jangkau oleh manusia sebelum kemerdekaan Indonesia. Hal ini lah menjadi alasan Pangeran Diponegoro untuk memanfaatkannya sebagai tempat berlindung dari kejaran pasukan belanda.

Sumber | Solopos
info gambar

Daerah Hutan Lebat yang dikelilingi oleh pepohonan tinggi sangat sulit untuk dijangkau oleh pasukan belanda sehingga, jejak Pangeran Diponegoro tidak dapat dideteksi oleh pasukan belanda. Dari peristiwa itulah nama Bruno muncul dimana merupaka singkatan dari Bahasa Jawa Di Buru Ora Ono yang kalau di artikan dalam bahasa Indonesia yaitu di buru tidak ada. Dalama masa revolusi tahun 1945-1949 wilayah Bruno menjadi markas persembunyian para pejuang kemerdekaan karena pada masa itu Semarang dikuasai oleh Belanda.

Desa Kembangan terletak sangat jauh dengan Kecamatan Bruno dan letaknya jauh diatas pegunungan yang sulit dijangkau oleh kendaraan umum. Gubernur Jawa Tengah kala itu KRT Wongsonagoro menjalankan pemerintahannya selama 100 hari. Dengan kata lain Ibukota Jawa Tengah pada masa itu berpindah sementara dari Semarang ke Bruno. Selama menjalani roda pemerintahan KRT Wongsonagoro memboyong satu pleton pasukan khusus militer yang terdiri dari empat kompi.

Sedangkan untuk tempat tinggal sekaligus kantor pemerintahan dipusatkan di rumah salah satu seorang warga yang bernama Dul Wahid. Hingga sampai saat ini barang tersebut masih dirawat oleh penduduk setempat. Dalam buku yang berjudul Bunga Rampai Kisah-Kisah Kejuangan 45 yang disusun oleh Bapak Soekoso DM menceritakan kesaksian para pelaku sejarah perang kemerdekaan di Purworejo tersebut. Dalam isi buku bunga rampai disebutkan perjuangan Purworejo dan sebagainnya.

Catatan Kaki: Tribbunnews | Kompasiana

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

CM
MS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini