Kenapa Nama Pasar di Jakarta Pakai Nama Hari?

Kenapa Nama Pasar di Jakarta Pakai Nama Hari?
info gambar utama

Pernahkan terbesit dalam benak, mengapa pasar di Jakarta sering kali dinamakan sesuai urutan hari?

Misalnya seperti Pasar Minggu, Pasar Senen, Pasar Rebo, dan lain sebagainya. Bahkan nama pasar ini pun saat ini juga dijadikan sebagai nama suatu daerah.

Sejarawan Kartum Setiawan dalam artikelnya berjudul Hari Pasaran di Batavia menyebut penamaan pasar berdasarkan hari sepekan itu tidak lepas dari peraturan yang dikeluarkan pemerintah kolonial Hindia Belanda.

Pada waktu itu pemerintah hanya membolehkan sebuah pasar beroperasi satu kali dalam sepekan dengan alasan keamanan. Oleh karena itu penamaan pasar pun menyesuaikan waktu pasarnya buka dan melakukan kegiatan operasional.

Pasar Senen

Keramaian Pasar Senen | Foto: bobogrid.id
info gambar

Jika membicarakan Pasar Senen, maka perlu diketahui bahwa ini adalah salah satu pasar tertua di Jakarta.

Pasar Senen didirikan oleh seorang tuan tanah berdarah Belanda bernama Justinus Vinck tahun 1730-an, yang kemudian membuat orang-orang sekitar menyebut pasar ini dengan nama Vinckpasser (Pasar Vinck).

Tetapi karena pada awalnya Vinckpasser hanya dibuka pada hari Senin, maka pasar ini disebut juga Pasar Senen (disesuaikan dengan kebiasaan pengucapan Senen yang lebih sering daripada Senin).

Vinckpasser adalah pasar pertama yang menerapkan sistem jual-beli dengan uang sebagai alat jual beli yang sah.

Pasar Rebo

suasana jakarta
info gambar

Pasar Rebo saat ini sudah menjadi salah satu nama kecamatan yang cukup terkenal di daerah Jakarta Timur. Seperti namanya, pasar ini pun juga dulunya hanya beroperasi satu kali dalam sepekan yaitu hari Rabu.

Pasar Rebo berlokasi di Jalan Raya Bogor dan berganti nama menjadi Pasar Induk Kramat Jati. Perubahan nama dikarenakan lokasi pasar yang sempat dipindah oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin.

Pasar Minggu

stasiun pasar minggu
info gambar

Pasar Minggu merupakan nama kawasan atau perkampungan tua di Jakarta Selatan. Namun sejak zaman dulu hingga sekarang tempat itu juga merupakan pasar yang juga terdapat terminal bus dalam kota serta sebuah stasiun.

Pasar ini dulu dikenal dengan sebutan Tanjung Oost Passer. Sebelumnya lokasi Pasar Minggu berada di Kampung Lio pinggir Kali Ciliwung. Kemudian pada tahun 1920 dipindahkan ke dekat rel kereta api yang berseberangan dengan terminal bus.

Tahun 1930 pemerintah Belanda mulai membangun pasar dengan lantai ubin bertiang besi dan beratap seng, lalu tahun 1931 jalan yang menghubungkan Pasar Minggu dan Manggarai diperkeras dengan bebatuan aspal yang dampaknya membuat pasar tersebut menjadi sangat ramai kendaraan.

Pasar Tanah Abang

pasar tanah abang
info gambar

Tidak banyak yang tahu bahwa Pasar Tanah Abang juga merupakan pasar legendaris yang buka hanya sekali dalam sepekan, yaitu hari Sabtu.

Oleh karena itu, Pasar Tanah Abang dulu juga disebut sebagai Pasar Sabtu. Sementara Tanah Abang sendiri konon berasal dari "tanah merah" (abang adalah merah menurut bahasa Jawa) yang dilalui oleh para tentara Mataram.

Sama seperti Pasar Senen, Pasar Tanah Abang juga dibangun oleh Yustinus Vinck pada tahun 1735. Vinck mendirikan Pasar Tanah Abang atas izin Gubernur Jenderal Abraham Patramini.

Izin yang diberikan saat itu adalah pasar yang hanya berjualan tekstil serta barang kelontong. Namun, pasar ini mampu menyaingi Pasar Senen yang sudah lebih dulu maju.

Pada tahun 1881, Pasar Tanah Abang ditambah hari operasionalnya menjadi dua kali seminggu yaitu Sabtu dan Rabu, kemudian makin berkembang pesat dengan adanya pembangunan Stasiun Tanah Abang.

Pasar-pasar lainnya

Selain pasar-pasar yang sering kita kenal tersebut, ada juga pasar lain yang pada zaman dulu beroperasi sesuai harinya. Walaupun ada mitos yang beredar di masyarakat bahwa hari Selasa dan Sabtu adalah hari yang kurang baik untuk beraktivitas di luar rumah, namun Pasar Selasa tetap saja ada yakni di Pasar Koja Jakarta Utara.

Sementara hari Kamis di Meester Cornelis (Jatinegara, kini menjadi Pasar Mester) dan hari Jumat di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Pasar Klender dan Pasar Cimanggis dulunya juga hanya buka pada hari Jumat.

Kebijakan berlakunya hari kerja pasar tak berlangsung lama karena banyaknya pejabat yang korupsi dan mengakibatkan VOC bangkrut. Pemerintahan Belanda di Batavia (Jakarta) kemudian diambil alih oleh kerajaan Hindia-Belanda.

Sejak itulah peraturan hari kerja pasar pun tak berlaku lagi, hingga sebagian besar pasar buka setiap hari, namun tetap menyandang nama hari sebagai nama pasarnya.

Referensi: id.wikipedia.org | jakartabisnis.com | tagar.id | encyclopedia.jakarta-tourism.go.id | checkinjakarta.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini