Kenalkan, Inilah Tank Pemadam Kebakaran Buatan Indonesia

Kenalkan, Inilah Tank Pemadam Kebakaran Buatan Indonesia
info gambar utama

Indonesia, melalui PT Pindad siap memproduksi tank yang diperuntukkan untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan yang memiliki daya angkut air sebanyak 3,000 liter. Tank ini dibangun dengan tujuan untuk memudahkan proses pemadaman kebakaran lahan hutan hingga titik lokasi yang sulit dilintasi kendaraan biasa.

Tank baja ini diberi nama "Fire Fighting" yang memiliki kelebihan mampu memadamkan api di kawasan hutan yang sulit dijangkau manusia atau kendaraan biasa. Tank tersebut, lanjut dia, dibuat bersama dengan Rusia yang memiliki alat penyemprot air di bagian atas dan di sekeliling badan tank dengan kapasitas tampung air sebanyak 3.000 liter dan daya semprot sejauh 50 meter. Selain tahan tembakan, tank ini juga kuat tahan panas hingga bisa menembus lokasi yang kebakaran. Ada lubang-lubang air di sejumlah sudut tank yang bisa menyemprot air yang efeknya seperti tameng tank dari api.

Tank Pemadan Kebakaran Pindad | arah.id
info gambar

Pengembangan tank pemadam kebakaran yang merupakan hasil kerjasama dengan Rusia tersebut, menggunakan tank pengangkut personel militer yang dibuat oleh Rusia dengan jenis GPM. Rencananya, PT Pindad akan memproduksi secara massal dan dijual tank tersebut ke pasaran pada awal tahun 2020, seperti dikutip oleh Kompas.com. Pindad berkoordinasi dengan BNPB akan melakukan demo penggunaan tank baja ini di Sumatera pada bulan maret 2020.

Tank Pemadam Kebakaran Pindad | Radar Cirebon
info gambar

PT Pindad sendiri sejauh ini sudah mengembangkan 3 unit kendaraan khusus untuk pemadam kebakaran. Sebelum tank baja yang saat ini diujicobakan, Pindad telah mengembangkan mobil pemadam api berbasic truk dan satu mobil pemadam api lainnya pada tahun 2010 lalu.

Sumber | Kompas.com | Antaranews.com | iNews.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini