Kilas Balik Sejarah Televisi Indonesia

Kilas Balik Sejarah Televisi Indonesia
info gambar utama

Pada hakikatnya, media massa memiliki tiga jenis, yakni media cetak, media daring, dan media elektronik.

Kali ini, mari kita bahas salah satu dari tiga jenis media tersebut yang memiliki berbagai bentuk mulai dari gambar, suara, teks, dan video, yaitu televisi sebagai media elektronik.

Televisi merupakan salah satu media elektronik yang memiliki kekuatan besar dalam memengaruhi masyarakat. Hingga saat ini, televisi masih dianggap sebagai pusat informasi bagi sebagian besar orang di dunia, termasuk di Indonesia.

Secara harfiah, kata televisi berasal dari penggabungan dua kata, yakni tele dari bahasa Yunani yang berarti jauh dan visio dari bahasa Latin yang memiliki arti penglihatan.

Jadi, televisi merupakan sebuah alat yang digunakan untuk melihat sesuatu dari jarak yang jauh.

John Logie Baird penemu televisi | Foto: home.bt.com
info gambar

Sebagai salah satu media massa, televisi memiliki dampak yang kuat dalam menyampaikan informasi dan membentuk opini publik. Secara garis sejarah, televisi pertama kali ditemukan oleh John Logie Baird asal Skotlandia pada tahun 1926.

Di Indonesia sendiri, perkembangan televisi dan siaran pertelevisian memiliki jejak sejarah yang cukup panjang. Televisi pertama di Indonesia dibawa dari Uni Soviet saat Pameran Perayaan 200 tahun Kota Yogyakarta.

Televisi mulai tayang secara perdana di Indonesia pada 17 Agustus 1962 secara bersamaan dengan digelarnya perayaan Hari Proklamasi Republik Indonesia ke-17.

Tayangan tersebut menyiarkan upacara peringatan hari kemerdekaan yang digelar di Istana Negara dan berlangsung cukup singkat yakni dari pukul 07.30 WIB hingga 11.02 WIB.

Pada 24 Agustus 1962, Presiden Soekarno yang memiliki andil cukup besar dalam pembangunan TV di Indonesia meresmikan televisi pertama di Indonesia, yakni Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang kemudian tanggal tersebut menjadi hari kelahiran dari TVRI.

Logo TVRI tahun 1962-1974 | Foto: ardi-lamadi.blogspot.com
info gambar

Hal tersebut merupakan fase terpenting yang menjadi tonggak utama lahirnya TVRI. Kemudian pada tanggal yang sama, TVRI menyiarkan siaran langsung pembukaan olahraga berskala Asia yakni Asian Games ke-4 yang digelar di Senayan, Jakarta.

Kemudian pada 20 Oktober 1963, pemerintah mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) tentang pembentukan Yayasan TVRI sebagai badan yang mengatur televisi tersebut.

Di tahun pertama siaran, TVRI sudah mampu menjaring 10.000 pemilik televisi di Indonesia. Lalu periode tahun 1963 hingga 1976, TVRI mendirikan stasiun televisi di beberapa kota besar, seperti Yogyakarta, Medan, Makassar, Palembang, dan Balikpapan.

TVRI yang menjadi tv pertama di Indonesia sebelumnya hanya memberikan tayangan dengan warna hitam putih dengan memiliki 12 stasiun televisi dan delapan studio produksi. Hingga akhirnya, pada 1 September 1979, siaran berwarna mulai diperkenalkan pada TVRI lokal maupun nasional.

Sebagai satu-satunya stasiun TV di Indonesia dengan menyajikan liputan acara negara, sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat, program berita, program olahraga, hiburan, dan program lain yang sesuai kebutuhan tontonan masyarakat, ternyata TVRI tidak bisa sendiri dalam menjangkau siaran yang dibutuhkan masyarakat.

Berkiblat dari negara tetangga, seperti Malaysia, Filipina, dan Thailand yang sukses mengoperasikan saluran televisi swastanya, Kabinet Pembangunan Kelima masa pemerintahan Presiden Soeharto pun membuka pintu untuk membentuk televisi swasta.

Kemudian rencana tersebut terealisasi dengan munculnya siaran televisi kedua di Indonesia pada 24 Agustus 1989, yakni Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) yang menjadi stasiun tv swasta pertama dengan pemilik Bambang Trihatmodjo.

Logo RCTI tempo dulu | Foto: tribunnews.com
info gambar

Tidak seperti TVRI yang dilarang menggunakan iklan karena dinilai akan menciptakan dampak negatif pada masa itu, RCTI diizinkan menyiarkan iklan sampai 15 persen dari jam siarannya.

Kemudian pada 24 Agustus 1990, stasiun televisi ketiga lahir kembali, yaitu Surya Citra Televisi (SCTV) yang didirikan oleh Sudwikatmono.

Tidak hanya sampai di situ, pada 23 Januari 1991, PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), yang kini berubah menjadi MNCTV, muncul dengan memulai menyiarkan program pendidikan yang dikelola oleh Siti Hadijanti Rukmana.

Lalu pada Oktober 1992, Departemen Penerangan mengeluarkan izin kepada enam perusahaan untuk mendirikan perusahaan televisi swasta, seperti Indosiar, ANTV, dan sebagainya.

Tujuh tahun setelah lahirnya berbagai televisi swasta, pada Oktober 1999, dari 14 pemohon yang diterima oleh Departemen Informasi, lima perusahaan penyiaran televisi berhasil lulus seleksi dan menerima izin siaran.

Lima perusahaan tersebut di antaranya, Trans TV, MetroTV, Global TV, Lativi, dan TV7.

Di awal kemunculannya, televisi digunakan untuk menyiarkan berbagai acara penting, seperti Asian Games, Upacara Kemerdekaan RI, memberikan program berita, dan sebagainya.

Seiring dengan perubahan zaman, program televisi menjadi semakin bervariasi dengan adanya program televisi yang lebih bersifat menghibur ketimbang unsur pendidikan.

Perkembangan program televisi Indonesia antara lain, program berita dan pendidikan, program hiburan berupa sinetron, acara musik, dan realiti.

Hingga kini, stasiun televisi nasional di Indonesia sudah berjumlah 15, yaitu TVRI, RCTI, GTV, MNCTV, iNews, SCTV, Indosiar, ANTV, tvOne, MetroTV, Trans TV, Trans7, Kompas TV, NET, dan RTV.

Selain televisi nasional, ada pula tv berjaringan dan tv lokal yang kini menghiasi layar kaca televisi Indonesia.

Referensi: Wikipedia | sejarahlengkap.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dessy Astuti lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dessy Astuti. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini