Rayakan Imlek dengan Tiga Hidangan Khas Kalimantan

Rayakan Imlek dengan Tiga Hidangan Khas Kalimantan
info gambar utama

Gong xi fa cai!

Bagi warga Tionghoa, sebentar lagi perayaan Tahun Baru Cina atau Imlek akan segera datang, nih!

Ada banyak cara untuk merayakan hari besar tersebut, seperti berkumpul dengan keluarga, menyaksikan pertunjukan barongsai, bagi-bagi angpao, dan menyantap berbagai hidangan.

Dari semua hal yang biasa dilakukan saat Imlek, hidangan makanan adalah hal penting dengan diyakini dapat membawa keberuntungan untuk tahun mendatang.

Nah, dari banyaknya hidangan yang biasa disajikan, ada tiga jenis makanan khas Kalimantan dengan nama unik, nih!

Apa saja, ya?

Lek Tau Suan

Lek Tau Suan disajikan dengan kuah dalam sebuah mangkuk | Foto: ksmtour.com
info gambar

Lek Tau Suan merupakan makanan khas Tionghoa yang kini telah menjelma menjadi makanan khas dari Pontianak, Kalimantan Barat.

Makanan manis ini terbuat dari kacang hijau tanpa kulit dengan memiliki kuah kental yang terbuat dari tepung tapioka, gula pasir, dan pandan.

Lek tau suan biasanya disajikan dengan cahkwe dan disantap saat masih hangat.

Jika ingin membuat hidangan ini, kacang hijaunya harus direndam dulu selama satu malam dengan tujuan untuk mengelupaskan kulit kacang hijau.

Makanan yang sering juga disebut sebagai bubur kacang hijau bercampur cakwe garing ini memiliki arti jika diterjemahkan. Lek tau berarti kacang hijau dan suan berarti mutiara. Jadi lek tau suan memiliki arti kacang hijau yang berkilau.

Hal tersebut diasumsikan dari kilauan kacang hijau yang telah dikupas kulitnya dan disajikan dalam kuat yang kental.

Pengkang

Beberapa Pengkang disajikan di piring | Foto: infomakan.com
info gambar

Bentuknya yang mirip dengan lemper, membuat Pengkang menjadi favorit masyarakat Pontianak, Kalimantan Barat.

Makanan yang memiliki rasa gurih ini terbuat dari beras ketan yang berisi ebi atau udang kering.

Proses memasak pengkang cukup unik. Pertama, beras ketan diaron terlebih dahulu dengan air santan kelapa, kemudian diisi dengan udang kering dan dibungkus dengan daun pisang.

Pengkang yang sudah dikukus, kemudian dijepit dengan sebilah bambu yang ujungnya diikat.

Daun pisang pembungkus pengkang kemudian diolesi dengan minyak lalu dibakar di atas bara api. Setelah daun agak mengering, maka Pengkang siap untuk disajikan.

Pengkang biasa dimakan dengan sambal kepah. Sambal yang terbuat dari tiram air tawar dimasak dengan beberapa rempah, seperti cabe, lengkuas, dan bawang yang menambah rasa gurih dari pengkang.

Choi Pan

Choi Pan juga bisa disajikan dengan berbagai bentuk | Foto: balikita.com
info gambar

Choi Pan atau chai kue berasal dari bahasa Hakka yang merupakan hidangan Tionghoa asal Kalimantan Barat.

Kue ini juga dikenal dengan sebutan chai kwe dari bahasa Tio Chiu yang artinya kue sayur. Terbuat dari tepung beras yang dicampur dengan sedikit sagu, bagian dalam kue ini diisi dengan berbagai jenis, ada bengkuang, kucai, rebung, dan kacang hijau keladi yang sudah dicacah dan ditumis.

Kue choi pan memiliki dua cara untuk disajikan, yaitu bisa dikukus dan bisa digoreng.

Agar lebih enak, kue choi pan biasa dimakan bersama dengan saus bawang putih atau saus cabe untuk menambah rasa pedas sesuai selera.

Itulah tiga jenis makanan dengan nama Tionghoa, tapi sebenarnya makanan khas Kalimantan, lho!

Jadi, dari tiga jenis hidangan di atas, manakah yang pernah kawan GNFI cicipi?


Referensi: bobogrid

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dessy Astuti lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dessy Astuti.

Terima kasih telah membaca sampai di sini