Potret Kumbang Tanduk, Ikon Museum Serangga

Potret Kumbang Tanduk, Ikon Museum Serangga
info gambar utama

Ketika berkunjung ke Museum Serangga, Kawan GNFI akan menemukan sebuah patung serangga berukuran cukup besar yang menjadi ikon atau logo dari Museum Serangga, yakni kumbang tanduk.

Museum Serangga yang terletak di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, ini memang menyimpan berbagai keanekaragaman dunia serangga, salah satunya kumbang tanduk.

Kumbang tanduk dengan nama latin chalcosoma caucasus dipilih sebagai logo dari Museum Serangga karena banyaknya peran yang kumbang tersebut lakukan terhadap keseimbangan alam.

Seperti yang tertulis pada bagian bawah patung, terdapat plakat bertuliskan penjelasan terpilihnya kumbang tanduk, antara lain karena kumbang tanduk sebagai perombak atau pendaur ulang bahan organik, sebagai indikator biologi kualitas hutan, sebagai serangga terbesar di Asia Tenggara, tidak termasuk serangga yang merugikan, dan merupakan jenis serangga yang langka.

Kumbang tanduk tersebar di Asia Tenggara | Foto: Wikimedia commons
info gambar

Kumbang Tanduk sendiri adalah jenis kumbang yang tersebar luas di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia tepatnya di Pulau Irian.

Sebagai kumbang terbesar di dunia, kumbang ini memiliki ciri khas adanya tanduk di kepala. Warna kumbang tanduk biasanya hitam atau coklat tua dengan panjang tubuh 90 sampai 130 milimeter untuk jantan dan 50 sampai 60 milimeter untuk betina.

Ada perbedaan tanduk pada kumbang jantan dan betina. Jika tanduk pada kumbang jantan lebih panjang dan melengkung ke belakang, sedangkan tanduk kumbang betina berupa tonjolan.

Selain memiliki tanduk sebagai ciri khasnya, kumbang jantan juga memiliki dada yang mereka gunakan untuk bertarung satu sama lain untuk mendapatkan hak kawin dengan betina.

Jenis kumbang yang biasa ditemui di kelapa sawit | Foto: herrysoenarko.com
info gambar

Secara morfologi, tubuh kumbang terbagi menjadi tiga bagian, yakni kepala, dada, dan perut. Warna kumbang tanduk hitam mengkilap, bagian tengah dada kumbang terdapat enam kaki dan dua pasang sayap.

Bagian kepalanya memiliki mata, antena, dan mulut. Lalu bagian kepala terdapat satu tanduk atau cula kecil. Kepala kumbang tanduk keras, dilengkapi dengan rahang yang kuat berwarna hitam pula.

Semua kumbang mempunyai sepasang antena bersegmen yang biasanya menonjol di depan matanya.

Kumbang yang biasa aktif pada malam hari ini banyak terdapat pada berbagai jenis pohon palem dan bertelur pada batang tanaman inang yang membusuk.

Kumbang tanduk betina biasanya bertelur dan berkembang biak di berbagai tempat, seperti tempat sampah, daun-daun yang telah membusuk, daun-daun yang telah mengering, pupuk kandang atau kompos, batang kelapa yang sudah membusuk, dan serbuk kayu yang berada di area pohon kelapa.

Seekor kumbang tanduk mampu bertelur sebanyak 35 hingga 70 telur. Larva dari kumbang tanduk sebesar pisang susu dengan warna putih kelabu ditutup dengan rambut cokelat.

Kumbang tanduk sebagai kumbang terbesar di dunia | Foto: wikipedia.org
info gambar

Siklus hidup kumbang tanduk bervariasi tergantung pada habitat dan kondisi lingkungan.

Keistimewaan dari kumbang ini adalah karena mereka mempunyai mandibula atau sepasang bagian mulut yang digunakan untuk menggigit, memotong, dan memegang makanan yang kuat.

Biasanya, saat kumbang tanduk menemukan kelapa yang sesuai, mereka akan merusak tanaman tersebut dengan cara menggali ke pusat pucuk tanaman dengan kaki mereka yang memiliki barisan duri tajam.

Referensi: wikipedia | greeners

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dessy Astuti lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dessy Astuti. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini