Aura Kedewasaan Selepas Rambut Gombak Dipotong

Aura Kedewasaan Selepas Rambut Gombak Dipotong
info gambar utama

Menjelang malam prosesi cukur rambut Gombak khas Desa Kwarakan Temanggung dilaksanakan, selepas sholat Magrib sesepuh desa telah tiba di rumah Merysha Ayudya Pradipta.

Gadis remaja yang sejak lahir belum pernah dicukur rambut gombaknya ini akan menjalankan ritual dan prosesi penting yang akan mengubah jalan kehidupanya kelak.

Keluarga bapak Dono yang memang sejak lama ingin melangsungkan hajatnya untuk mencukur rambut Gombak anak perempuan pertamanya ini telah menyiapkan segala sesuatunya dengan matang, dimulai dengan memberikan sedekah hantaran sanak keluarga, saudara dan para tetangganya hingga mengundang seluruh warga untuk ikut memberikan Doa Restu dan Selamatan hingga pertunjukan wayang kulit semalam suntuk sebagai hiburan warga.

Hari yang ditunggu setelah mendapatkan tanda melalui mimpi juga permintaan anak perempuannya yang ingin segera di cukur rambut gombaknya merupakan syarat lain yang harus dipenuhi sebelum prosesi cukur rambut, bahkan ketika sang anak memiliki keinginan khusus (nazar) tentu akan di penuhinya juga selama masih dalam batas kemampuanya.

Prosesi cukur rambut gombak
info gambar

Kerabat handaitulan Kakek dan Nenek juga warga telah berkumpul menyaksikan prosesi yang jarang ada di desa kwarakan.

Tepat setengah 7 Jumat malam 13 Desember 2019 yang lalu, sang Sesepuh mulai memanjatkan doa Kesyukuran untuk sang Pemilik Rambut Gombak agar kelak setelah dipotong, sang anak akan hidup normal terbebas dari marabahaya juga akan mendapatkan segala kelimpahan Rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa.

Tak lama berselang prosesi cukur mulai dilaksanakan oleh sesepuh desa disaksikan seluruh keluarga dan sanak saudara, hanya butuh beberapa menit saja Rambut Gombak seluruhnya sudah tercukur habis.

Rambut Gombak kemudian dimasukkan di wadah dari tanah liat (kendil) untuk kemudian di simpan dan akan dilarung jika waktu yang tepat nantinya datang.

Doa Tasyakur dilanjutkan pertunjukan wayang kulit
info gambar

Prosesi selanjutnya adalah Tasyakuran dan Doa bersama seluruh warga desa, dilanjutkan Pentas Wayang Kulit Semalam Suntuk, adat tradisi ini memang prosesi yang selalu dijalankan di desa ini ketika ada hajatan serupa.

Bukan perkara mudah untuk menjalankan syarat ini tetapi ada kepercayaan dan keharusan yang harus dilakoni warga desa jika ingin melakukan prosesi serupa.

Meski dalam batas kemampuan dan menganti acara hiburan dengan hiburan lain yang lebih terjangkau, tetapi menjaga nilai luhur adat istiadat yang masih terus lestari dijaga dan dilaksanakan turun temurun merupakan nilai warisan sejarah yang harus mereka jaga selamanya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini