Kearifan Lokal Berbalut Wisata di Kampung Ratenggaro

Kearifan Lokal Berbalut Wisata di Kampung Ratenggaro
info gambar utama

Kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia tidak pernah selesai untuk di bahas. Salah satu kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia berada di wilayah Sumba tepatnya di Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur. Berada di dekat pantai yang berwarna putih yakni di Desa Umbu Ngedo, Kecamatan Kodi Bangedo, Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur berdiri sebuah desa adat yang disebut dengan Desa Ratenggaro. Ciri khas keberadaan Desa Ratenggaro di Sumba yakni berdiri dengan megah rumah-rumah adat yang memiliki atap tinggi bahkan hingga 30 meter.

Mengulas sedikit tentang makna Ratenggaro, desa tersebut berasal dari dua kata yakni “Rate” yang bermakna kuburan dan “Garo” adalah penduduk pertama yang mendiami desa tersebut. Berdasarkan beberapa sumber, Desa Ratenggaro merupakan desa yang dulunya diperebutkan dan akhirnya dimenangkan oleh Suku Garo. Para korban yang jatuh selama masa perebutan Desa Ratenggaro, dikuburkan di bawah kubur batu yang berbentuk segi empat seperti meja. Diketahui, kubur batu tersebut ada pada masa Megalithikum. Oleh sebab itu, desa adat tersebut dinamakan Desa atau Kampung Ratenggaro.

Beberapa kubur batu yang ada di Kampung Adat Ratenggaro | Foto : TRAVLR Indonesia
info gambar

Para penduduk setempat masih memegang teguh kegiatan adat dari para leluhur, seperti contohnya dalam pembangunan rumah. Sebelum mendirikan rumah, tetua adat dari Kampung Ratenggaro akan melakukan ritual dengan tujuan memohon petunjuk apakah diizinkan membangun rumah oleh para leluhur atau tidak. Jika disetujui maka penduduk Kampung Rateranggo akan melaksanakan rangkaian upacara selama proses pembangunan rumah. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa para penduduk Kampung Ratenggaro memiliki rumah dengan atap yang menjulang tinggi atau bisa disebut juga sebagai menara atap rumah. Menara atap yang dibangun dengan menjulang tinggi dapat melambangkan status sosial, selain itu tingginya menara atap tersebut juga sebagai bentuk penghormatan kepada arwah para leluhur, sehingga rumah selain sebagai tempat tinggal juga berfungsi sebagai sarana pemujaan.

Rumah adat Ratenggaro didominasi dengan bahan-bahan dari kayu jati dan bambu. Pada acara khusus atau acara adat tertentu, satu bangunan rumah adat Ratenggaro dapat ditempati oleh puluhan keluarga di mana pada hari-hari biasa hanya berisi satu keluarga saja. Salah satu ciri khas lain yang ada di rumah adat Ratenggaro adalanya adanya kepala kerbau yang dipajang di dalam rumah.

Selain dikenal akan adat istiadatnya, Kampung Ratenggaro juga memiliki potensi wisata. Kampung yang berada sejauh 56 km dari pusat Kabupaten Sumba Barat Daya ini dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan roda dua ataupun roda empat mengingat akeses jalannya yang sudah mendukung. Kawan GNFI yang berkunjung ke Kampung Ratenggaro dapat menikmati nuansa kearifan lokal yang masih dipegang teguh salah satunya menyaksikan beberapa kuburan batu yang memberikan sensai cukup mistis. Selain itu, Kawan GNFI juga dapat menyewa kuda untuk ditunggangi dan berkeliling serta tidak lupa untuk mengabadikannya melalui foto bersama kuda. Berdasarkan beberapa website wisata, biaya menyewa kuda adalah sebesar 50 ribu rupah.

Salah satu bentuk penyambutan kepada tamu yang dilakukan oleh perempuan Kampung Ratenggaro | Foto : IndonesiaKaya
info gambar

Tidak berhenti dengan kuda, ada banyak penjual pakaian adat yang tidak hanya menjual pakaian adat kepada wisatawan, namun juga menyewakannya. Masing-masing penjual mematok harga yang berbeda untuk harga sewa pakaian adat. Nah, jika Kawan GNFI sudah mengenakan pakaian adat Desa Ratenggaro, tidak lengkap rasanya jika Kawan GNFI tidak merasakan suasana di dalam rumah adat Desa Ratenggaro. Para wisatawan diperbolehkan menengok, menjelajah dan mendokumentasikan rumah adat Ratenggaro dengan catatan masih menjaga sopan santun di tempat tersebut.

Jika Kawan GNFI sudah merasa cukup menjelajah Kampung Ratenggaro, saatnya melepaskan penat dengan menghadap ke birunya lautan yang berada di dekat Kampung Ratenggaro. Rasanya Kampung Ratenggaro merupakan salah satu destinasi wisata dengan paket lengkap, yakni tidak hanya keindahan alamnya yang menarik hati wisatawan, namun juga kearifan lokal yang masih dipegang teguh merupakan upaya dalam menjaga warisan Indonesia.

Jadi, sepertinya bukan sebuah rahasia jika Kawan GNFI menambahkan Kampung Ratenggaro ke dalam daftar tempat wisata yang harus dikunjungi bersama orang-orang terkasih.


Catatan kaki: hipwee | wikipedia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Widhi Luthfi lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Widhi Luthfi. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini