Ekositisme Curug di Sukabumi (Bagian 1)

Ekositisme Curug di Sukabumi (Bagian 1)
info gambar utama

Apakah Kawan GNFI menyukai traveling? Jika iya, tempat mana biasanya Kawan GNFI menjelajah?

Nah, bagi Kawan GNFI yang suka traveling dan kebetulan ada di Jawa Barat, Kawan GNFI bisa menjelajah dan mengunjungi beberapa curug atau air terjun yang berada di Sukabumi. Tidak hanya menyegarkan mata melihat derasnya air yang jatuh, namun curug-curug di Sukabumi juga memiliki pemandangan yang eksotis.

Apakah Kawan GNFI penasaran curug apa saja yang ada di Sukabumi? Di bawah ini adalah curug-curug di Sukabumi yang memiliki keindahan alam yang menakjubkan.

  1. Curug Cigangsa
Curug Cigangsa | Foto : Travelingyuk
info gambar

Curug merupakan bahasa Sunda dari air terjun. Nah, Sukabumi memiliki banyak curug yang sangat indah salah satunya adalah Curug Cigangsa. Curug Cigangsa berada di Desa Pasiripis, Surade, Sukabumi, Jawa Barat. Bagi Kawan GNFI yang mau masuk kawasan Curug Cigangsa, Kawan GNFI akan dikenai biaya retribusi sebesar lima ribu rupiah per orang. Dapat Kawan GNFI lihat pada gambar Curug Cigangsa, curug tersebut terdapat tiga tingkatan yang ternyata terbentuk akibat gempa bumi di masa lalu yang akhirnya mengakibatkan longsor. Curug Cigangsa juga memiliki nama lain yakni Curug Luhur.

  1. Curug Sawer
Jembatan Gantung Curug Sawer | Foto : Klook
info gambar

Curug Sawer merupakan air terjun yang berada di daerah Situgunung, Cisaat. Hal yang menarik bagi Kawan GNFI yang mengunjungi Curug Sawer adalah air terjun tunggal yang mengalir dari ketinggian dan kehadiran jembatan gantung atau suspensionbridge yang diklaim terpanjang di Asia, yakni 240 meter. Jembatan menjadi penghubung antara Blok Kaliandra ke Blok Puspa yang akan memudahkan bagi Kawan GNFI untuk mengakses ke Curug Sawer. Ketika berjalan di jembatan tersebut Kawan GNFI bisa melihat ke bawah menikmati pohon-pohon yang hijau, seperti Rasamala yang memiliki tinggi sekitar 30 meter dan Puspa dengan tinggi 20 meter.

  1. Curug Cikaso
Curug Cikaso | Foto : Travels Promo
info gambar

Dusun Ciniti, Cibitung, Kec. Surade, Cibitung, Sukabumi, Jawa Barat memiliki suatu keindahan alam yang cukup terpencil yakni Curug Cikaso. Air terjun tersebut juga dikenal sebagai Curug Luhur, tetapi nama Curug Cikaso lebih dikenal masyarakat sekitar dikarenakan aliran airnya berasal dari anak Sungai Cikaso yaitu Sungai Cicurug. Curug Cikaso berjarak sekitar 8 kilometer dari Surade, Sukabumi, 15 kilometer dari Jampang Kulon, Sukabumi, 32 kilometer dari Ujung Genteng, sekitar 110 kilometer dari Kota Sukabumi, dan sekitar 70 km dari Kota Palabuhanratu. Apakah Kawan GNFI berminat untuk mengunjungi Curug Cikaso?

  1. Curug Bibijilan
Curug Bibijilan | Foto : Pesbuk Update
info gambar

Nama bibijilan berasal dari bahasa Sunda yang artinya bermunculan. Hal tersebut dikarenakan penampakan air yang seolah terus memancar keluar dari dalam perut bumi. Air Curug Bibijilan berasal dari dalam Gua Buniayu yang mengalir bertingkat-tingkat membentuk air terjun. Jika dilihat dari kejauhan, seperti air bermunculan dari batu-batu kapur dengan percikan memutih. Curug Bibijilan berada di Dusun Lebak Nangka, Desa Kerta Angsana, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi. Curug Bibijilan masih dalam kawasan wisata Buni Ayu.

  1. Curug Cirajeg
Curug Cirajeg | Foto : TripTrus
info gambar

Curug Cirajeg terletak di Dusun Cirajeg, Desa Neglasari, Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi. Hal yang membuat Curug Cirajeg istimewa adalah Curug Cirajeg berada di antara hamparan pesawahan. Curug Cirajeg berada 4 kilometer dari Kantor Kecamatan Purabaya. Untuk menuju lokasi Curug Cirajeg, Kawan GNFI dapat menggunakan kendaraan roda empat, namun bila ingin sampai hingga lokasi dekat curug maka pengunjung harus menggunakan sepeda motor.

Akses menuju curug-curug di atas terbilang cukup mudah dijangkau dan termasuk obyek wisata yang ekonomis. Hal tersebut dikarenakan Kawan GNFI tidak perlu merogoh kocek yang cukup dalam untuk menikmati keindahan alam di sekitar curug. Namun, tetap, Kawan GNFI harus selalu menjaga kebersihan di setiap tempat, ya.


Catatan kaki: dirangkum dari berbagai sumber

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Widhi Luthfi lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Widhi Luthfi.

Terima kasih telah membaca sampai di sini