Beras Siger, Inovasi Pangan Pengganti Beras Konvensional

Beras Siger, Inovasi Pangan Pengganti Beras Konvensional
info gambar utama

Buat Kawan GNFI yang lagi pingin makan nasi putih tapi takut gula darah naik atau sedang diet, kini ada solusi untuk permasalah tersebut, yaitu beras siger. Sri Rahayu, Ketua Kelompok Wanita Tani Cahaya Sejahtera, dari Desa Semuli Jaya, Kecamatan Abung, menuturkan bahwa beras siger dapat menggantikan beras konvensional sebagai makanan poko masyarakat.

Alasan ini didasari oleh bahan baku dari beras siger yang berasal dari singkong. Singkong sendiri adalah salah satu umbi-umbian yang memiliki nilai gizi yang hampir sama dengan beras atau nasi putih. Salah satu perbedaanya yaitu pada kandungan karbohidrat dari singkong yang lebih rendah dari nasi putih.

Umbi singkong | Foto: honestdocs.id
info gambar

Salah satu keunggulan lain dari beras siger ini adalah rasa kenyang yang didapatkan dari mengkonsumsi beras siger dapat lebih awet. Karena kandungan serat yang dimiliki oleh singkong yang lebih tinggi dari nasi putih. Sehingga beras siger ini juga lebih menyehatkan jika dibanding dengan nasi putih, karena juga memiliki kadar gula yang lebih rendah.

Beras siger dapat dikatakan sebagai sejenis beras modifikasi dari tiwul yang biasanya membutuhkan waktu sampai 14 hari dalam pembuatanya. Waktu 14 hari tersebut dihitung dari awal mulai pengupasan, perendaman, sampai pengeringan. Dalam pembuatanya beras siger ini juga membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga membutuhkan ketelatenan.

Beras siger dalam kemasan | Foto:brilio.net
info gambar

Biasanya dalam satu kali produksi beras siger dengan bahan 50 kg singkong, setelah dikupas dan dibersihkan bobot singkong berkurang menjadi 30 kg. Dan setelah melewati proses pengeringan menjadi gaplek, beratnya menjadi 13 kg. Kemudian pada proses pembuatan menjadi beras siger bobotnya akan berkurang lagi menjadi 9 kg.

Setelah melalui tahap produksi beras siger ini memiliki terbagi dalam dua jenis yaitu beras yang memiliki warnan cokelat muda dan beras yang memiliki warna hitam. Warna hitam dari beras tersebut didapatkan dari proses fermentasi dari beras siger. Untuk penjualan, beras siger ini dijual dengan harga sekitar Rp15.000 per kilo.

Sumber: lampost.co | lampungprov.go.id | kompas.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini