Mengenal Kampung Korea di Sulawesi Tenggara

Mengenal Kampung Korea di Sulawesi Tenggara
info gambar utama

Puncak demam Korea atau yang dikenal dengan K-POP melanda masyarakat Indonesia sejak tahun 2011. Mulai dari musik, film, fashion, hingga budayanya dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.

Tak jarang atribut-atribut berbau Korea menerpa kita sepanjang waktu. Tersebarnya budaya pop Korea secara global pada berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia merupakan Hallyu.

Hallyu adalah istilah yang memicu orang-orang di negara-negara tersebut untuk mempelajari bahasa Korea dan kebudayaannya.

Mungkin Kawan GNFI sering mendengar Kampung Inggris di Kediri, dengan masyarakatnya yang fasih dalam berbahasa inggris. Namun, tahukah Kawan GNFI bahwa di sudut daerah tenggara Pulau Sulawesi, tepatnya di selatan Pulau Buton, Kota Bau-Bau terdapat Kampung Korea.

Caption (Sumber Gambar)
info gambar

Kampung Korea yang unik ini ditinggali oleh orang-orang etnis bernama suku cia-cia. Di kampung ini, Kawan GNFI akan disuguhkan dengan plang-plang yang memiliki huruf hangeul atau aksara Korea.

Tulisan hangeul Korea sendiri sudah diputuskan untuk dijadikan sistem tulisan bahasa cia-cia pada tahun 2009 lalu. Perlu diketahui juga, bahwa di sini, masyarakat dari suku cia-cia hanya menggunakan alfabet Korea. Untuk bahasa lisan sehari-sehari, mereka tetap menggunakan bahasa Indonesia.

Professor dari Korea pun tertarik pada Kota Bau-bau, karena kekayaan bahasa yang dipunya oleh orang-orang dari etnis Cia-cia. Ketertarikan ini kemudian membawa pada keputusan kerja sama antara Cia-cia dan Korea.

Beberapa program pun dibuat, seperti pertukaran pelajar, pertukaran guru, dan pertukaran kebudayaan. Tujuannya ialah untuk memperkenalkan sejak dini bahasa daerah kepada anak-anak sekolah dasar agar tidak hilang, baik bahasa daerah asli, Indonesia, maupun bahasa Korea.

Sampai saat ini, belum ada kesimpulan resmi mengapa ada kesamaan kebahasaan dan kebudayaan diantara etnis Cia-cia dengan Korea. Akan tetapi yang menjadi nilai positif adalah keberagaman di Indonesia. Keberagaman ini membuat Indonesia dianggap sebagai negara yang unik dalam hal multilingual.

Dari sifatnya yang sukuisme, bahkan hingga bahasa Arab pun bisa dikuasai oleh masyarakat Indonesia. Hal ini yang menjadikan Indonesia dianggap sebagai negara yang memiliki kekayaan dalam sisi bahasa.*

Sumber: titiw

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini