Diksi ‘’Nasi Anjing’’ dan Niat Baik di Baliknya

Diksi ‘’Nasi Anjing’’ dan Niat Baik di Baliknya
info gambar utama

''Niat yang baik, haruslah diiringi dengan metode dan penyampaian yang baik'', begitulah kira-kira kata para motivator.

Akhir pekan lalu, Minggu (26/4/2020), warga Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, digegerkan dengan pembagian ‘Nasi Anjing’ oleh kalangan relawan dari Yayasan Qahal Family.

Pembagian santapan yang berlangsung di sekitar Masjid Babah Alun itupun kemudian menjadi polemik, dan membuat sejumlah warga muslim di kawasan itu merasa dilecehkan.

Warga khususnya umat muslim pun geram, lantaran diberi bantuan makanan siap santap dengan bungkus berlogo kepala anjing, ditambah tulisan;

''Nasi Anjing, Nasi Orang Kecil, Bersahabat dengan Nasi Kucing #JakartaTahanBanting''.

Rundungan ini bukan tanpa sebab, karena warga berasumsi bahwa makanan yang diberikan merupakan makanan dengan daging anjing.

Belakangan, pihak Yayasan Qahal Family pun menjelaskan duduk persoalan atas bantuan makanan siap santap bergambar kepala anjing tersebut.

Mereka menyebut jika makanan tersebut halal, karena berisikan nasi dengan lauk pauk; cumi, ikan teri, dan sosis daging sapi.

Niatan mereka sebenarnya baik, karena ingin membantu orang-orang yang kelaparan dan ingin santap sahur di tengah pandemi ini. Terlebih di bulan Ramadan, menjadi momentum untuk berbagi antara sesama.

Apa Itu Yayasan Qahal Family?

Yayasan Qahal Family bergerak pada berbagai kegiatan sosial. Mereka juga banyak terlibat dalam membantu warga yang tengah diterpa bencana.

Kegiatan Yayasan Qahal Family tak hanya dilakukan saat pandemi saja, yayasan ini juga kerap membantu warga korban bencana, seperti saat gempa Yogyakarta, dengan membuka dapur umum.

Dan, saat pandemi seperti sekarang ini, yayasan yang memiliki 3.000-an anak asuh muslim tersebut juga mengirimkan alat pelindung diri (APD) ke beberapa kota.

Ada latar belakang kalangan yang berada di balik Yayasan Qahal Family. Mereka berasal dari ragam agama dan pendidikan. Meski begitu, satu yang patut dicatat, mereka peduli sesama.

Kasus 'Nasi Anjing' Tuntas

Pihak Polisi pun sudah memastikan, bahwa kasus 'Nasi Anjing' dianggap tuntas, pun tak ada tuntutan warga terkait tindakan hukum. Karena kejadian ini hanya akibat salah paham antara warga dan pihak yayasan.

''Betul (hanya) kesalahpahaman,'' kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara, Kompol Wirdhanto Hadicaksono, pada CNN Indonesia, Senin (27/4).

Sebelumnya, Wirdhanto mengaku pihaknya menerima laporan masyarakat pada Sabtu malam (25/4), soal pemberian nasi bungkus pada warga yang bertuliskan 'Nasi Anjing'.

Kemudian ada sebuah video yang viral yang soal pernyataan warga yang mendapatkan 'Nasi Anjing'. Dalam video itu disebutkan bahwa nasi tersebut berisi daging anjing.

Pihak kepolisian lantas melakukan penyelidikan, termasuk meminta klarifikasi dari Yayasan Qahal Family yang memberikan nasi bungkus tersebut.

Muasal Nama 'Nasi Anjing'

Dari hasil klarifikasi polisi itu, diperoleh keterangan bahwa pemberian nama 'Nasi Anjing' itu hanya soal porsi yang lebih besar dari 'Nasi Kucing'. Soal bahan olahannya, dipastikan halal untuk disantap umat muslim.

Selain itu, Yayasan Qahal Family mengatakan nama Nasi Anjing dipilih karena menganggap anjing merupakan hewan yang setia, sehingga sebenarnya tak ada unsur pelecehan pada pemilihan diksi nama pada bungkus makanan yang dibagikan itu.

"Setahu kita kan, hewan yang setia itu anjing. Sebenarnya kita mau menginspirasi orang-orang yang mampu, orang yang dalam level punya uang, yuk jadi bangsa yang setia ini,” kata Koordinator Lapangan Yayasan Qahal Family, Nita, pada Kumparan, Senin (27/4).

Polisi pada akhirnya mempertemukan antara kedua belah pihak untuk proses pendamaian. Kedua belah pihak yakni perwakilan warga Warkas dan pihak yayasan telah sepakat berdamai terkait kasus salah tafsir ini.

Para pihak juga sudah meneken surat kesepakatan yang berisikan permohonan maaf atas kekeliruan pihak yayasan kepada warga Warakas.

''Kedua belah pihak menganggap permasalahan ini telah selesai dan tidak ada tuntutan lainnya di kemudian hari, baik secara pidana ataupun perdata,'' demikian bunyi surat kesepakatan bersama itu.

Cara yang Kurang Tepat

Terkait kasus 'Nasi Anjing', Walikota Jakarta Utara, Sigit Wijatmoko, kemudian angkat bicara. Dia meminta supaya rasa kepedulian antar warga dan terhadap sesama tetap dilakukan dengan cara yang benar.

Hal itu disampaikan agar tidak ada salah faham, karena niatan yang tadinya mulia harus kisruh karena cara yang salah sehingga menimbulkan kegaduhan masyarakat.

"Dalam setiap kesempatan bertemu dengan warga melalui Zoom meeting dengan para ketua RW, saya sampaikan bahwa wujud kepedulian bagi sesama saat ini mohon tetap dilakukan dengan cara yang benar, sehingga tidak menimbulkan kegaduhan di masyarakat," kata Sigit, dalam Detikcom, Senin (27/4).

Viral Sesaat

Pembagian ‘Nasi Anjing’ kemudian menjadi perbincangan hangat dikalangan warganet/netizen, dan otomatis kata kunci Nasi Anjing pun sontak viral meski sesaat.

Melalui platform jejak media sosial terkait kata kunci Nasi Anjing, tercatat mendapat respons sebanyak 443 mention, dan angka tertinggi terjadi pada Minggu (26/4).

nasi anjing

nasi anjing

Dari grafik di atas, disebutkan total mention pada Minggu (26/4) tercatat 311, dengan sebaran (reach) di ranah media sosial mencapai 98.087. Kemudian pada hari ini, Senin (27/4), tren kata kuncinya menurun menjadi 132, namun rasa penasaran warganet membuat sebarannya terkerek hingga 706.600.

Turunnya jumlah kata kunci, boleh jadi ada hubungannya dengan tuntasnya kasus ini. Karena pihak kepolisian telah resmi menutup kasus dan diiringi permohonan maaf dari pihak Yayasan Qahal Family.

nasi anjing

nasi anjing

Terkait pemberitaan, tim media sosial Liputan6dotcom menjadi penyumbang pengaruh (influence) paling moncer dengan angka 620 ribu, atau 77,1 persen dari tingkat kepopuleran pemberitaan ini.

Soal sentimen, kata kunci ini mendapatkan sentimen negatif yang lumayan tinggi dari warganet, baik saat hari minggu maupun esoknya, meski trennya menyusut.

Lain pemberitaan media, format visual yang paling dicari oleh kalangan warganet terkait kasus ini adalah kanal video dengan catatan 37 persen, disusul blog dengan 30,9 persen, dan media sosial twitter dengan 22 persen.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Mustafa Iman lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Mustafa Iman.

Terima kasih telah membaca sampai di sini