Dapat Dana Pandemi, Ini Peran Indonesia di Islamic Development Bank

Dapat Dana Pandemi, Ini Peran Indonesia di Islamic Development Bank
info gambar utama

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani menyebut bahwa Indonesia akan menerima bantuan dana dari Islamic Development Bank (IsDB). Jumlahnya antara 200-250 juta dolar AS atau sekitar Rp3-3,75 triliun.

Ia menyebut, Presiden Islamic Development Bank (IsDB), Bandar Hajjar, akan mendukung anggota IsDB menghadapi wabah pandemi Covid-19 bersama lembaga multilateral lain yaitu World Bank dan Asian Infrastructure Investmen Bank (AIIB).

Untuk bisa mendapatkan dana tersebut, Sri Mulyani mengatakan bahwa dirinya telah menceritakan langkah-langkah kebijakan penanganan pandemi ini. Seperti yang kita tahu, pemerintah sedang dalam proses penggelontoran tiga paket stimulus.

Tiga paket itu antara lain, bidang kesehatan, bantuan sosial, dan bantuan untuk dunia usaha. Terutama uaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang sangat terdampak akibat wabah ini.

Lalu, mengapa Indonesia bisa mendapatkan dana dari lembaga keuangan Islam internasional itu? Sejak kapan dan apa peran Indonesia di sana?

Islamic Development Bank Adalah…

Peran Indonesia di Islamic Development Bank
info gambar

IsDB merupakan lembaga keuangan multilateral yang didirikan oleh Organisasi Konferensi Islam (OKI). Lembaga keuangan Islam global ini ada untuk membantu meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi negara anggota, dan masyarakat muslim di negara bukan anggota dengan berlandaskan prinsip-prinsip syariah.

IsDB sudah memiliki 57 negara anggota dan berkomitmen untuk menjadi lembaga di lingkungan non-politik karena fokus mereka pada peningkatan kemanusiaan.

Tidak semua negara dapat menjadi anggota IsDB. Syarat utama bagi negara calon anggota yaitu harus menjadi anggota OKI.

Pembentukan IsDB atas prakarsa dalam konferensi menteri keuangan negara-negara muslim dalam Declaration of Intent di Jeddah, Desember 1973.

Indonesia adalah salah satu yang memprakarsai dibentuknya lembaga ini. Namun baru pada 27 Juni 2014, IsDB secara resmi membuka kantor Country Gateaway Office (CGO) IsDB di Jakarta. Saat itu Menkeu sedang dijabat oleh Bambang Brodjonegoro.

Di tengah pandemi Covid-19 ini IsDB memang sudah mengumumkan paket antisipasi Covid-19 senilai 2 miliar dolar AS untuk negara-negara anggotanya.

Bekerja sama dengan G-20 Global Initiative, paket ini juga akan dikembangkan untuk pembiayaan untuk perdagangan dan Usaha Kecil dan Menengah.

''Kami telah menerima permintaan dukungan keuangan dari lebih 20 negara anggota,'' ungkap Presiden IsDB, Bandar Hajjar, dikutip Republika dari Salaam Gateway.

Indonesia merupakan salah satu dari negara yang sudah mengajukan permohonan dukungan tersebut.

Peran Indonesia di IsDB

Peran Indonesia di Islamic Development Bank
info gambar

Salah satu pertimbangan dibukanya CGO di Jakarta adalah, IsDB melihat bahwa perkembangan keuangan Islam di Indonesia semakin meningkat.

Terbukti dengan banyak rekening simpanan pada bank-bank syariah. Aset bank-bank syariah pun meningkat rata-rata 37,4 persen pada periode 2010-2015 silam.

Pasar modal syariah juga turut terus digaungkan di Indonesia dan diikuti pada sektor keuangan syariah lainnya.

Belum lagi program studi ekonomi Islam yang sudah ada di beberapa perguruan tinggi di Indonesia.

Sebagai inisiator dan negara anggota IsDB, salah satu dukungan moral yang diberikan Indonesia adalah bantuan pendanaan ke Palestina.

Sementara dukungan finansial, Indonesia berkontribusi dalam permodalan IsDB, permodalan Export Financing Scheme, dan modal The Islamic Corporation for the Insurance of Investment and Export Credit.

Indonesia juga merupakan negara yang mendukung program utama IsDB yaitu sebagai negara yang akan mempererat hubungan dalam mendukung implementasi dokumen Member Country Partnership Strategi (MCPS) 2016-2020.

Program ini disebut juga Reverse Linkage.

Masuknya Indonesia dalam program ini karena Indonesia dianggap sebagai negara yang memiliki kemampuan dalam menyediakan keahlian teruji, pengetahuan, dan penerapan teknologi.

Indonesia juga dianggap sebagai negara yang memiliki best practice yang berorientasi pada hasil untuk mengakselerasi pembangunan sosial ekonomi.

Dalam dokumentasi berupa buku Mapping Indonesia Resource Centers yang dibuat pada 2018, Indonesia memberikan profil 22 lembaga pemerintah dan swasta yang memiliki kemampuan teknologi, keahlian, dan pengetahuan mumpuni.

Lembaga-lembaga itu nantinya yang akan berkontribusi dalam menjalankan misi pembangunan sosial ekonomi berbasis syariah seperti tujuan IsDB dibentuk.

Ada 12 sektor ekonomi unggulan Indonesia yang akan berperan, yaitu pertanian, kelautan dan perikanan, kesehatan dan kependudukan, teknik, pelatihan vokasi, perencanaan dan penganggaran, keuangan mikro, transportasi, teknologi tepat guna, industri, perdagangan, dan mitigasi bencana.

Konsentrasi pertama yang akan dibagi oleh pemerintah Indonesia selama 2016-2020 ini adalah terkait pengetahuan dan pengalaman di bidang manajemen pengembangan vaksin kepada Maroko dan Tunisia.

Ini dijalankan melalui program Strengthening Indonesia-Morocco-Tunisia Development Cooperation through Reverse Lingkage Program.

Nantinya Maroko dan Tunisia akan dibantu untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas pada bidang farmasi. Hal ini juga bisa memperluas pemasaran life science product dari perusahaan Indonesia ke negara anggota IsDB.

--

Sumber: Islamic Development Bank | Kompasiana | Gomuslim.co.id | Sindonews | Republika

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dini Nurhadi Yasyi lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dini Nurhadi Yasyi.

Terima kasih telah membaca sampai di sini