Menunggu Upin - Ipin Bersua dengan Nussa - Rara

Menunggu Upin - Ipin Bersua dengan Nussa - Rara
info gambar utama

Jika kita ditanya 'siapakah diplomat Malaysia yang paling sukses di Indonesia', kira-kira apa yg terpikir dalam benak anda? Mungkin ada yang menjawab Pak Dubes Malaysia di Jakarta, atau diplomat-diplomat Malaysia yang bekerja di kantor Kedubes Malaysia, atau mungkin...pak Menteri Luar Negeri Malaysia. Mungkin jawabannya memang benar semua, namun menurut hemat saya, diplomat Malaysia yang paling dicintai, digemari, dan paling mempengaruhi puluhan juta rakyat Indonesia (tentu sebagian besar anak-anak), adalah Upin dan Ipin, atau kalau mau ditambahi, bisa juga Kak Ros, Tok Dalang, Memei, Opah, dan tokoh-tokoh lain dalam serial Upin Upin.

Sejak lama, dan hingga sekarang, serial tersebut sudah ditonton puluhan kali dalam berbagai episode oleh seorang anak Indonesia, lewat TV, maupun lewat Youtube. Bayangkan berapa durasi menonton jutaan anak Indonesia. Ini diplomasi budaya Malaysia yang luar biasa.

Upin upin dan kawan-kawan mereka | https://lescopaque.com/
info gambar

Upin ipin juga menyajikan nilai-nilai kemanusiaan yang dibalut dalam adegan adegan dan dialog yang menggemaskan, mengikuti jalan cerita yang dinamis dan sederhana. Jangan tanya seberapa besar dampak positifnya bagi pembentukan mindset anak-anak kita. Banyak dari mereka yang mulai mengenal dan bahkan bisa sedikit banyak melafalkan bahasa Melayu yang sedikit berbeda dari Bahasa Indonesia. Pernah saya mendengar "Tengoklah siapa yang pakai, kita orang yang comel ini" diucapkan seorang anak di komplek saya di Surabaya. Menarik, bukan? Tentu dia juga mampu melafalkan percakapan lain. Dan menariknya lagi, ada jutaan anak Indonesia yang mungkin mempunyai kemampuan seperti anak tersebut. Belum lagi dampak bagi pembentukan karakter dan perilaku mereka.

Sebagai 'diplomat', Upin Ipin dan lingkungan hidupnya berhasil melambangkan kesatuan atau identitas khas Malaysia di antara berbagai etnis yang hidup rukun di kampung. Sebagai sebuah edutainment, serial tersebut membungkus narasi tersebut dengan perilaku ideal bagaimana menghormati orangtua, tetangga, kakak, atau guru, dengan tanpa terlihat menggurui. Mereka seolah menjadi cermin ideal sebuah masyarakat di perkampungan yang sederhana, yang tentu saja mempunyai banyak kesamaan dengan kampung-kampung di Indonesia.

Di Indonesia sendiri, ada serial animasi yang sedikit banyak memiliki kemiripan dengan Upin Ipin, yakni Nussa. Meski belum se-mendunia Upin dan Upin, serial ini juga menarik perhatian jutaan anak-anak Indonesia. Serial ini berkisah tentang Nussa sebagai kakak laki-laki berusia 9 tahun yang bercita-cita menjadi hafiz Qur’an dan astronot. Nussa digambarkan sebagai anak yang menyandang difabilitas, dan memakai kaki palsu. Dia hidup bersama adik kecilnya, Rarra yang berumur 6 tahun. Mereka berdua tinggal dirumah sederhana bersama ibunya yang dipanggil Umma, sosok Ibu yang digambarkan memiliki kesabaran dan keikhlasan dalam menjalani hari-hari bersama keluarga kecilnya.

Percakapan dan tingkah laku mereka yang natural, menggelitik, lucu, dan mendidik, dan juga sangat mengharukan, membuat banyak anak-anak tak pernah ketinggalan episode-episode barunya. Dalam setiap episodenya, terdapat berbagai kandungan ajaran agama Islam seperti doa–doa keseharian, akhlak dan perilaku serta mengingatkan dalam hal-hal kebaikan, termasuk menghormati pemeluk agama lain, tolong menolong, bersikap ramah dan sopan terhadap semua orang, bahkan menyayangi binatang.

Nussa dan Rara | The Little Giant
info gambar

Munculnya serial animasi Nussa dan Rara seolah menjadi oase besar yang menjawab kegelisahan orangtua Indonesia yang melihat banyak tayangan televisi yang kurang memberikan tayangan-tayangan yang mendidik, apalagi mencerdaskan, terutama bagi kalangan anak-anak. Padatnya nilai-nilai kebaikan yang dibungkus dengan apiknya kualitas tayangan serta aksi menggemaskan, tentunya membuat daya tarik tersendiri bagi yang menontonnya. Tak hanya anak-anak, para remaja dan orang dewasa, dan tentu saja para orangtua pun kini tak sedikit yang turut menonton serial animasi ini.

Banyak orang tua yang tanpa khawatir 'melepas' anak-anak menonton sendiri Nussa - Rara dan Upin - Ipin. Mereka seolah sudah mendapatkan 'jaminan', bahwa di dalam dua film serial animasi tersebut, takkan ada kata-kata kasar, jorok, caci maki, pornografi, dan lainnya. Anak-anak seolah mendapatkan guru dan teman bermain yang menyenangkan, mencerdaskan, dengan pelajaran yang membekas dalam di sanubari mereka.

Sekarang, tinggal menunggu Nussa - Rara dipertemukan dengan kawan baru mereka dari negeri Jiran, Upin - Upin. Bagaimanapun, serial Upin Upin telah jauh lebih dulu mendunia, dan siapa tahu, Nussa - Rara bisa mengikuti jejak mereka, melanglang ke berbagai negeri, menyebarkan kebaikan, dan menjadi duta Indonesia.

Betul betul betul? Eh..Rara gitu loh

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini