Yogyakarta Unggul dalam Indeks Pembangunan Gender di Indonesia Periode 2010-2019

Yogyakarta Unggul dalam Indeks Pembangunan Gender di Indonesia Periode 2010-2019
info gambar utama

Indeks Pembangunan Gender (IPG) merupakan indeks pencapaian kemampuan dasar pembangunan manusia dengan memperhatikan ketimpangan gender.

Dalam hal pembangunan manusia sering dibahas mengenai perbedaan gender, di mana berfokus pada bagaimana mencapai kesetaraan gender dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia tanpa membedakan laki-laki dan perempuan.

Secara sederhana Istilah Gender digunakan untuk menjelaskan perbedaan peran perempuan dan laki-laki yang bersifat bawaan sebagai ciptaan Tuhan.

Gender adalah pembedaan peran, kedudukan, tanggung jawab, dan pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan yang ditetapkan oleh masyarakat berdasarkan sifat perempuan dan laki-laki yang dianggap pantas menurut norma, adat istiadat, kepercayaan atau kebiasaan masyarakat.

Keadilan gender akan dapat terjadi jika tercipta suatu kondisi di mana porsi dan siklus sosial perempuan dan laki-laki setara, serasi, seimbang dan harmonis.

Berdasarkan data yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Pembangunan Gender (IPG) provinsi di Indonesia selama kurun waktu 2010 – 2019 terus menunjukan perbaikan, pada tahun 2010 posisi 5 besar ditempati oleh DKI Jakarta (93,76), Sulawesi Utara (93,11), DI Yogyakarta (92,89), Kepulauan Riau (92,05) dan Sumatera Barat (92,06)

Tahun 2019 indeksnya kian meningkat, posisi 5 besar tidak terlalu mengalami perubahan yang signifikan, posisi pertama diraih oleh provinsi DI Yogyakarta yang mencatatkan skor 94,77 lalu diikuti oleh DKI Jakarta (94,71), Sulawesi Utara (94,53), Sulawesi Barat (94,09) dan Bali dengan indeks skor 93,72.

Sebagai informasi, IPG mendekati 100 mengindikasikan semakin kecil kesenjangan pembangunan antara laki-laki dan perempuan.

Untuk melihat perkembangan IPG Provinsi dari tahun ke tahun, silahkan tonton Video berikut;

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Iip M. Aditiya lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Iip M. Aditiya.

Terima kasih telah membaca sampai di sini