Sejarah Hari Ini (4 Mei 1947) - Pendirian Pelajar Islam Indonesia

Sejarah Hari Ini (4 Mei 1947) - Pendirian Pelajar Islam Indonesia
info gambar utama

Organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII) didirikan di Yogyakarta pada 4 Mei 1947 oleh mahasiswa Fakultas Hukum Sekolah Tinggi Islam (sekarang Universitas Islam Indonesia), Djoesdi Ghozali.

Latar belakang berdirinya PII ialah adanya dualisme sistem pendidikan di kalangan umat Islam Indonesia, yakni terpisahnya pondok pesantren dan sekolah umum yang masing-masing dinilai memiliki orientasi berbeda.

Pondok pesantren dinilai berorientasi keakhiratan, sementara sekolah umum berorientasi keduniaan.

Akibat cara pandang dalam pembelajaran yang berbeda membuat pelajar islam terbelah menjadi dua kekuatan dan saling menjatuhkan.

Santri pondok pesantren menjuluki pelajar sekolah umum "pelajar kafir" karena menganut sistem pendidikan kolonial Belanda.

Seolah tak mau kalah, pelajar sekolah umum yang memandang pondok pesantren masih bercorak tradisional menyebut santrinya dengan sebutan "santri kolot".

Kondisi ini membuat pelajar dari kedua belah pihak - yang berbeda sistem pendidikan tetapi sama-sama islam - canggung untuk bergaul.

Melihat itu, Djoesdi berusaha mempersatukan dan mewadahi pelajar islam dari dua kubu yang berbeda dengan misi "mengintelekkan kyai, mengkyaikan intelek (pelajar sekolah umum)".

Hasil kesepakatan diamini oleh rekan-rekan Djoesdi kemudian disampaikan dalam Kongres Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) pada 30 Maret-1 April 1947 di Gedung Muallimin.

PII sendiri merupakan organisasi independen dalam menyikapi persoalan politik.

Meskipun begitu, sebagian kalangan, seperti Partai Komunis Indonesia (PKI) menganggap PII adalah onderbouw Partai Masyumi.

Alasannya ide membentuk PII dari Djoesdi dilontarkan di Kongres GPII bentukan partai tersebut.

Namun karena gagasan pendirian juga datang dari berbagai organisasi pelajar islam yang tidak tekait dengan Masyumi, anggapan itu pun dihapus.

Pada 1950, PII diterima di Gontor sebagai organisasi eksternal santri.

Sampai saat ini banyak tokoh PII yang berkiprah di dunia politik, di antaranya ialah mantan Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla dan Menko Polhukam (2019) Mahfud MD.

Referensi: Pbpii.or.id | Piibali.or.id | Savran Bilahi & Idris Thaha, "Bangkitnya Kelas Menengah Santri Modernisasi Pesantren di Indonesia" | Djayadi Hanan, "Gerakan Pelajar Islam di Bawah Bayang-bayang Negara: Studi Kasus Pelajar Islam Indonesia Tahun 1980-1997"

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini