Sejarah Hari Ini (25 Juni 1938) - Kongres Bahasa Indonesia yang Pertama

Sejarah Hari Ini (25 Juni 1938) - Kongres Bahasa Indonesia yang Pertama
info gambar utama

Bertempat di Gedung Societeit Habiprojo, Solo/Surakarta, Kongres Bahasa Indonesia I dibuka pada 25 Juni 1938.

Kongris ini bertujuan mendiskusikan kemungkinan penggunaan bahasa di semua aspek kehidupan bangsa.

Wartawan harian Soeara Oemoem di Surabaya, Soedarjo Tjokrosisworo, merupakan pelopornya.

Sosok kelahiran 21 April 1902 di Solo dari keluarga bangsawan Raden Ngabehi Atmopradono itu pada masanya rajin menciptakan istilah-istilah baru dan tidak puas dengan pemakaian bahasa Melayu Tionghoa/Melayu pasar dalam berbagai surat kabar peranakan Cina.

Bersama cendekiawan, penulis, dan wartawan yang lain, Soedarjo kemudian membentuk Persatuan Djurnalis Indonesia (PERDI) pada 1933.

Dalam Kongres Bahasa Indonesia I yang berlangsung hingga 27 Juni itu, Ki Hadjar Dewantara menegaskan bahwa "jang dinamakan 'bahasa indonesia' jaitoe bahasa melajoe jang soenggoehpoen pokoknja berasal dari 'Melajoe Riaoe', akan tetapi jang soedah ditambah, dioebah ataoe dikoerangi menoeroet keperloean zaman dan alam baharoe, hingga bahasa itoe laloe moedah dipakai oleh rakjat di seloeroeh indonesia;...".

Selain itu terdapat gagasan lain mengenai ejaan bahasa Indonesia.

Lewat kongres itu diputuskan ejaan baru tidak perlu diadakan sampai kongres mengadakan ejaan sendiri.

Maka dari itu, ejaan Van Ophuijsen untuk sementara ditetapkan masih berlaku.

Dalam kongres pertama ini juga diputuskan bahwa buku-buku tata bahasa yang sudah ada tidak memuaskan lagi, tidak seusai dengan perkembangan bahasa Indonesia sehingga perlu disusun tata bahasa baru yang sesuai dengan perkembangan bahasa.


Referensi: Kemdikbud, "Kumpulan Putusan Kongres Bahasa Indonesia I-IX" | M. Fikri. AR, "Sejarah Media: Transformasi, Pemanfaatan, dan Tantangan" | Holy Adib, "PendekarBahasa"

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini