Warga Negara Indonesia Sumbang Makanan bagi Tenaga Medis AS

Warga Negara Indonesia Sumbang Makanan bagi Tenaga Medis AS
info gambar utama

Tidak bisa dipungkiri, Indonesia adalah negara paling dermawan di dunia. Menurut laporan Charities Aid Foundation (CAF) World Giving Index per Oktober 2018 misalnya, Indonesia menempati posisi teratas dari 144 negara yang disurvei oleh lembaga ini.

Penilaian Indonesia sebagai negara yang paling sering memberikan uluran bantuan berkembang pesat. Sebelumnya pada 2017, Indonesia berada di urutan kedua!

Terdapat tiga poin penilaian yang dilakukan CAF, yakni memberikan sumbangan kepada orang lain, mendonasikan uang, dan orang-orang yang menjadi sukarelawan dalam negara tersebut.

Pada Oktober 2019, menurut CAF dalam 10 tahun terakhir, Indonesia terhitung sebagai negara yang paling pesat soal berderma. Secara poin keseluruhan Indonesia berada di peringkat 10.

''Indonesia adalah satu-satunya negara di sepuluh besar yang menunjukkan peningkatan skor dalam setahun terakhir ketika semuanya mengalami penurunan. Semenjak World Giving Index diluncurkan pada 2010, lima dari sepuluh besar penderma ialah negara Asia di mana Indonesia menjadi yang terdepan,'' jelas CAF dalam laporan tahunan edisi ke-10.

Sepuluh besar negara paling dermawan di dunia dalam 10 tahun terakhir. Sumber: CAF World Giving Index
info gambar

Selain Indonesia, di 10 besar juga terdapat dua negara Asia lain yakni Myanmar (peringkat 2) dan Sri Lanka (9). Padahal, ketiganya tercatat oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai negara yang tergolong negara berpendapatan menengah ke bawah (lower middle income countries).

Namun, memberikan uluran tangan tampaknya memang sudah menjadi kebiasaan orang Indonesia, tidak peduli dari golongan apa orang tersebut. Tidak hanya di tanah airnya sendiri, orang Indonesia di luar negeri tampaknya selalu siap sedia memberikan pertolongan. Contohnya seperti yang dilakukan Warga Negara Indonesia (WNI) di Amerika Serikat (AS) untuk para tenaga medis di sana pada pengujung bulan Juni 2020.

Komunitas Muslim Indonesia Berikan Bantuan

Warga Indonesia di Amerika Serikat memberikan bantuan makanan kepada petugas medis sebagai bentuk dukungan sekaligus apresiasi atas kinerja mereka yang berada di garda terdepan melawan virus corona atau Covid-19. Perlu diketahui, AS kini menjadi negara paling tinggi menerima kasus pasien Covid-19. Menurut Worldometers per 27 Juni 2020, tercatat ada 2,5 juta kasus dengan angka kematian 127.747 jiwa di AS.

Melihat itu Komunitas Muslim Indonesia di AS ikut terlibat mendonasikan makanan untuk pekerja kesehatan. ''Donasi makanan dari berbagai restoran, mereka tiap hari tuh kirim ke kita. Jadi banyaklah yang men-support kita, dari orang luar yang nggak ada hubungannya dengan kesehatan gitu,'' kata Antonius Connors, perawat asal Indonesia di bagian ICU di rumah sakit George Washington University, Washington D.C, seperti dilansir GNFI dari VOA.

Perawat asal Indonesia, Hasna Palupi yang bekerja di Washington Hospital Center, Washington D.C, juga mendapati hal yang sama. Ia bercerita komunitas Indonesia kerap berdatangan ke tempat kerjanya untuk memberikan minuman dan makanan seperti kopi gratis, donat, camilan, dan makan siang gratis.

Tergerak Membantu Lewat Roti Lapis

Dampak penutupan bisnis dan anjloknya ekonomi akibat pandemi Covid-19 ikut dirasakan oleh pebisnis asal Indonesia, Emil Ranakusuma, pemilik bisnis waralaba sandwich (roti lapis) dan salad, yang memiliki empat toko di negara bagian Virginia, Amerika Serikat.

Berkurangnya pendapatan karena penurunan angka konsumen yang datang membuat Emil terpaksa menutup salah satu tokonya yang berada di dalam mal dan mengurangi jumlah pegawai. Tak berhenti sampai di situ, Emil juga memangkas jam buka tokonya yang masih beroperasi. Biasanya ia mempekerjakan sekitar 25 hingga 30 karyawan, tetapi kini ia terpaksa merumahkan sebagian dan hanya menugaskan dua atau tiga pegawai di setiap tokonya yang masih beroperasi.

''Bisnis saya itu tidak terbiasa dengan digital order ya, kemudian juga kita kurang juga untuk digital marketing, dan kita nggak punya drive thru, dan juga kita tidak punya armada delivery sendiri. Sales kita itu secara umum down sampai 50 persen,” ujar Emil.

Hingga suatu hari, ia mendapatkan ide dari teman-temannya yang juga adalah pebisnis waralaba untuk menggalang dana. Dana tersebut lalu ia gunakan sebagai biaya untuk membuat sandwich yang ia donasikan kepada para pekerja di garda terdepan termasuk mereka yang bekerja di sektor kesehatan.

''Itu menggugah juga buat saya. Saya bikin GoFundMe juga, kita bikin semacam portal buat donasi. Kemudian kita (kirim) ke first responder, kayak misalnya fire station guy, polisi, dokter, atau (rumah sakit),” jelasnya.

Bersama putranya, Pasha Ranakusuma, Emil berkeliling mengantarkan makanan ke rumah-rumah sakit di negara bagian Virginia.

"Saya tahu bahwa setiap orang terdampak negatif di tengah krisis ini, termasuk bisnis ayah saya. Tapi saya tahu bahwa kami masih beruntung dibanding para pekerja di garda terdepan, mengingat bagaimana sibuknya mereka dengan kewajiban mereka," kata Pasha. "Rasanya sangat puas bisa memberi kembali dan membantu para pekerja yang mempertaruhkan nyawa mereka untuk melawan COVID-19, sehingga kita bisa kembali ke masyarakat," tambahnya.

Berempati dengan Sushi

Hal yang sama juga dilakukan oleh Nur Cholis, pemilik bisnis waralaba makanan Jepang sushi asal Indonesia di negara bagian Maryland, yang sudah beroperasi sejak lima tahun belakangan ini. Bekerja sama dengan masjid komunitas Muslim Indonesia, IMAAM Center yang berlokasi di Silver Spring, Maryland, ia mendonasikan 100 kotak sushi kepada para pekerja kesehatan di rumah sakit Holy Cross yang letaknya tak jauh dari IMAAM Center.

Nur Cholis sangat merasakan dampak pandemi Covid-19 setelah bisnisnya mengalami penurunan sekitar 30 persen. Namun, situasi yang penuh dengan ketidakpastian ini lalu membuat hatinya tergerak untuk membantu para pekerja kesehatan yang dengan "keberanian yang luar biasa" harus rela berhadapan langsung dengan virus corona. Saat IMAAM Center mengajaknya bekerja sama, ia pun langsung menyetujuinya.

Nur Cholis (kiri) bersama anak-anak muda anggota IMAAM Center memberi label pada 100 kotak sushi (dok: Nur Cholis/IMAAM Center)
info gambar

''Kalau menurut saya, apa yang kami lakukan, donasi ini, sebetulnya enggak ada apa-apanya gitu. Tapi minimal, kami ingin menunjukkan empati, simpati kami, apresiasi kami kepada mereka, bahwa inilah bentuk kami (walau) tidak seberapa, tapi minimal bisa membahagiakan mereka. Walaupun hanya mungkin sekadar makan siang,'' jelas Nur Cholis.

Pemberian donasi makanan ke rumah sakit di negara bagian Maryland ini berawal dari ide yang diajukan oleh para anak-anak muda yang tergabung di komunitas IMAAM Center. Presiden IMAAM Center, Arif Mustofa, menjelaskan bahwa ini adalah rangkaian bantuan pandemi COVID-19, yang mereka giatkan untuk membantu masyarakat di lingkungan IMAAM Center.

''Anak-anak IMAAM Youth itu berinisiasi untuk memberikan bantuan juga, tapi kepada first responders, kepada para tenaga kerja kesehatan yang memang di front-line, yang dealing dengan pandemi Covid-19,'' jelas Arif yang bekerja di AS pada bidang komputer dan teknologi.

Sebelum Didistribusi, Makanan Harus Penuhi Syarat Tertentu

Bantuan yang diberikan kepada rumah sakit di Amerika Serikat, khususnya yang berupa donasi makanan harus melalui berbagai persyaratan. Makanan yang diberikan harus dimasak di dapur yang memiliki izin dari pemerintah kota setempat.

Nur Cholis dianggap telah memenuhi seluruh persyaratan ini. Donasi makanan ini terbukti juga membantu usaha Nur Cholis pada masa yang sulit ini.

''Perusahaan sushi salah satunya yang kita tunjuk, perusahaan mas Nur Cholis. Kemarin itu sempat kesulitan, jadi kita bantu memberikan order. Walaupun ini kecil tapi ya paling tidak memberikan kesempatan beliau untuk industrinya tetap berputar ya,'' kata Arif Mustofa.

Arif Mustofa menambahkan organisasi IMAAM memang menginginkan "supaya roda ekonomi tetap berputar" dan mereka mempunyai dana yang bisa membantu yang membutuhkan. Donasi makanan ini berhasil menebar senyum di wajah para pekerja kesehatan yang menerimanya. Mereka sangat berterima kasih dan mengapresiasi hal itu.

''Ini sebetulnya juga salah satu (cara) dari kita reach out, bahwa kita ingin support mereka, bahwa kita ada di sini, yang selalu memperhatikan kerja-kerja mereka. Bahkan di IMAAM Center itu kita kasih banner besar-besar di sana, ucapan terima kasih kepada semua yang terlibat, terutama yang di front-line ini,'' ujar Nur Cholis.

Referensi: Voaindonesia.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini