Siapa Sangka! Inilah Kabupaten Terkaya di Indonesia Menurut PDRB Per Kapita 2018

Siapa Sangka! Inilah Kabupaten Terkaya di Indonesia Menurut PDRB Per Kapita 2018
info gambar utama

Produk Domestik Regional Bruto atau PDRB merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu. PDRB bisa juga didefinisikan sebagai jumlah nilai barang dan jasa akhir (netto) yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Transaksi ekonomi yang akan dihitung merupakan transaksi yang terjadi di wilayah domestik suatu daerah, tanpa memerhatikan apakah dilakukan oleh masyarakat (residen) dari daerah tersebut atau masyarakat lain (non-residen). Metode yang digunakan kali ini adalah metode perhitungan PDRB atas dasar Harga Berlaku.

PDRB atas dasar Harga Berlaku maksudnya nilai tambah barang dan jasa dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun. Dengan menggunakan harga berlaku, kita bisa melihat pergeseran-pergeseran yang terjadi dalam sektor ekonomi. Selain itu, bisa juga untuk melihat struktur ekonomi yang dimiliki oleh suatu kota, wilayah, atau provinsi.

Bisa dikatakan bahwa PDRB adalah jumlah keseluruhan nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dari semua kegiatan perekonomian di seluruh wilayah dalam periode tahun tertentu, yang pada umumnya dalam waktu satu tahun.

Biasanya data PDRB disajikan dalam bentuk per kapita, seperti halnya pendapatan. PDRB per kapita merupakan gambaran dan rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk selama satu tahun di suatu wilayah/daerah.

PDRB per kapita diperoleh dari hasil bagi antara total PDRB dengan jumlah penduduk suatu kota/provinsi. Data yang tersaji dalam bentuk ini merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu wilayah.

Teluk Bintuni Menjadi Kabupaten Paling Makmur di Indonesia

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018 yang dirilis awal tahun 2019, Secara mengejutkan, Teluk Bintuni menjadi kabupaten paling kaya di Indonesia, PDRB per kapitanya menyentuh angka Rp457,93 juta rupiah atau hampir empat kali lipat dari PDRB per kapita ibu kota Papua, Jayapura. Wilayah yang memiliki populasi sebanyak 80.115 jiwa (2019) itu dianugerahi kekayaan alam yang melimpah terutama gas alam dan berbagai macam hasil tambang.

Posisi kedua ditempati oleh Kepulauan Anambas dengan PDRB per kapita sebesar Rp401,86 juta. Meski lokasinya cukup terisolir, kabupaten ini terkenal sebagai wilayah penghasil minyak dan gas. Mimika menempati posisi tiga dengan nominal Rp396,04 juta, Kabupaten ini merupakan markas dari perusahaan tambang terbesar di Indonesia, PT Freeport Indonesia.

Posisi keempat diisi oleh Kabupaten Kutai Timur, tempat beroperasinya tambang batu bara terbesar di Indonesia yang saat ini dikelola oleh PT. Bumi Resources Tbk (BUMI). Tambang tersebut bernama Kaltim Prima Koal membentang seluas 84.938 hektare yang berdiri sejak 1982.

Sementara itu Kepulauan Seribu (Rp338,79 juta) dan Kepulauan Natuna (Rp274,20 juta) menempel di posisi kelima dan keenam, diikuti Bengkalis (Rp263,86 juta), Kutai Kartanegara (Rp208,74), Tana Tidung (Rp192,75), Kutai Barat (Rp190,17), Siak (Rp177,76) dan Kabupaten Paser (Rp172,39). Mayoritas dari kabupaten yang masuk dalam daftar ini merupakan wilayah yang memiliki populasi penduduk yang relatif rendah namun dianugerahi kekayaan alam yang amat berlimpah.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Iip M. Aditiya lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Iip M. Aditiya.

Terima kasih telah membaca sampai di sini