Wawancara Bersama Anak-anak Bangsa yang Berkarir di Perusahaan Teknologi Kelas Dunia

Wawancara Bersama Anak-anak Bangsa yang Berkarir di Perusahaan Teknologi Kelas Dunia
info gambar utama

New York, 18 Juli 2020 - Global Indonesia Professionals’ Association (GIPA) adalah organisasi yang menghimpun profesional Indonesia yang sedang bekerja di luar negeri untuk di antaranya mengedepankan agenda pembangunan sumberdaya manusia (SDM) guna merealisasi potensi pembangunan Indonesia sepenuhnya.

Dalam mendorong pembangunan SDM, GIPA menggandeng Atase Pendidikan di Washington DC dan asosiasi profesional Indonesia di Amerika Serikat (A.S.), Indonesian Professionals Association (IPA) untuk mengadakan webinar Going Global Series (GGS): Charging into Careers in Tech. Tujuan webinar ini adalah untuk memberi pencerahan terkait bekerja di bidang teknologi kepada mahasiswa di berbagai perguruan tinggi unggul di luar dan dalam negeri serta profesional muda yang baru bergabung di angkatan kerja. Rekaman acara ini telah ditonton lebih dari 10.000 kali dan acara ini juga didukung oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia se-Dunia (PPI Dunia) dan Good News From Indonesia (GNFI).

Pada kesempatan ini, GIPA menghadirkan dua narasumber inspiratif yang bekerja di New York (NY), A.S.: Sofyan Saputra yang bekerja sebagai Google Cloud Technical Account Manager dan Reinardus (Rei) Pradhitya yang bekerja sebagai Senior Software Engineer di Facebook. Sesi ini dipandu oleh Teuku Arcky Meraxa, Director di American Express (NY) yang merangkap jabatan sebagai Kepala Badan Pengembangan Profesional di GIPA.

Asal Muasal Sofyan dan Rei

Sofyan Saputra - Google Cloud Technical Account Manager di Google, New York

Sofyan pada awalnya lahir di Indonesia dan pindah ke A.S. akibat kerusuhan 1998. Sebagai imigran, orang tua Sofyan kesulitan untuk mendapat pekerjaan yang layak dan keluarganya jatuh miskin di Amerika. Untuk mendukung keluarganya, Sofyan terpaksa bertani sembari ia menempuh pendidikan dasar dan menengah. Keinginan keras Sofyan untuk memiliki kehidupan yang lebih layak mendorong dia untuk mempelajari dasar-dasar pemrograman seperti HTML, CSS, dan Javascript di perpustakan umum setiap hari. Hal ini tidak tersia-sia karena Sofyan berhasil meraih sumber masukan baru dari menjual automation scripts yang dia buat. Sejak Sofyan menjadi fasih di bidang pemrograman, berbagai peluang menjadi terbuka kepada; termasuk beasiswa ke University of Notre Dame untuk S1. Beliau memilih untuk berakhir di bidang teknologi karena kesadaran bahwa teknologi adalah suatu kekuatan yang membawa pemerataan. Menurut dia “siapa saja bisa mengakses berbagai materi secara daring untuk menjadi kompeten di bidang teknologi”.

Reinardus Pradhitya - Senior Software Engineer di Facebook, New York

Sejak di bangku SMA, Rei telah bercita-cita untuk bekerja di perusahaan teknologi kelas dunia seperti Facebook, Netflix, dan Google di Silicon Valley. Di dalam buku kelas angkatannya, beliau menulis “saya ingin menjadi kaya dengan hanya duduk depan komputer”. Berbagai prestasi akademik Rei saat SMA berhasil meanugrahi beliau dengan beasiswa ke Nanyang Technology University. Dari waktu Rei menjadi mahasiswa tingkat 1, beliau tak henti mencoba untuk mendapat magang/pekerjaan perusahaan-perusahaan idamannya. Setelah sejumlah kegagalan selama tiga tahun, beliau membaca buku-buku seperti “Google Resume” and “Cracking Coding Interview” dan pada masa kuliah tak ada satu hari pun Rei tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi” berbagai wawancara yang akan datang. Semua kerja keras Rei mulai membuahi saat beliau sempat diundang untuk wawancara di Quora, California. Peristiwa ini membangun semangat Rei untuk mendaftar ke berbagai perusahaan lain sebelum akhirnya mendapat tawaran dari Facebook.

Sebagai Pelajar, Bagaimana Sih Cara Membagi Waktu?

Sofyan menegaskan pentingnya untuk terlibat dalam organisasi dan berbagai aktivitas kemahasiswaan saat kuliah sesuai peminatan dan bidang masing-masing. Keterlibatan dalam berbagai aktivitas tersebut tidak hanya membangun keterampilan di bidang tersebut tetapi juga kesempatan untuk menjaring dengan teman-teman yang searah dan sepemikiran. “Yang penting adalah hidup secara berimbang dan jangan lupa menyisihkan waktu untuk hobi kalian.”

Membangun Sikap Dan Bakat Untuk Membangun Karir Di Bidang Teknologi

Dunia teknologi terus berkembang secara pesat dan talenta-talenta unggul dan holistik selalu dicari. menurut Sofyan, masuk ke dunia teknologi butuh bukan hanya keterampilan yang pas namun juga sikap yang sesuai. Rei menekan bahwa kita harus mempunyai pandangan strategis untuk bisa menyita perhatian para perekrut, secara khusus saat menjalankan wawancara tiga tahap yang sering kali menjadi prosedur standar di untuk menjadi seorang tech engineering role.

Keduanya setuju bahwa prasyarat utama untuk mendapat pekerjaan di bidang ini adalah menguasai keterampilan teknis seperti bahasa-bahasa pemrograman. Menghabiskan waktu dan berupaya untuk membiasakan diri dengan struktur data dan algoritma menjadi kunci untuk melewati tahap pertama wawancara. Keterampilan ini bisa dibangun dengan menjawab serta melatih diri dengan bank pertanyaan-pertanyaan dari Leadcode, Hackering, and HackerRank. Tak kalah penting adalah kemampuan untuk mengkomunikasi pemikiran anda secara lancar dan singkat, Rei menyarankan untuk mencoba latihan coding sambil berbicara.

Pada tahap kedua, wawancara biasanya terjadi evaluasi kemampuan interpersonal di mana keseimbangan antara kemampuan teknis dan soft skills menjadi penting. Dalam hal ini, kopetensi yang harus dibagun di antaranya: kepemimpinan, persuasi, resolusi konflik, dan ketabahan. Pada tahap terakhir wawancara biasanya para kandidat diminta mendesain sebuah “complex system”. Sofyan yang mahir dalam bahasa pemrograman Python masih ingat waktu dia, dalam sebuah wawancara membangun sistem perdagangan saham secara otomatis berbasis situs seperti Quantconnect or Quantopian.

Menurut Facebook, karyawan ideal adalah seorang yang bisa menjadi Ninja, Jedi, dan Pirate:

  1. Ninja (Teknis) - seorang individu yang dapat menyelesaikan permasalahan teknis, yang menjadi penting adalah keyakinan dan pendekatan menyelesaikan permasalahan bukan menyelesaikan permasalahan di tempat. Ingat jangan membuat kesalahan karena keteledoran.
  2. Jedi (Kemampuan Interpersonal) - seorang individu yang bisa menyesuaikan diri dengan budaya perusahaan, bisa menjelaskan alur sistematis dalam menyelesaikan masalah, membuat solusi yang menguntungkan semua pihak, menuntaskan pertentangan, dan bakat kepemimpinan.
  3. Pirate (Mendesain Sistem) - seorang individu yang bisa menggabung semua ilmu dan keterampilan yang anda punya untuk membuat sebuah hasil.

Pada kesempatan ini kami juga memberi kesempatan bagi para peserta untuk bertanya.

Beralih Karir Ke Bidang Teknologi

Eka Krisna Santoso: Saya memiliki gelar S1 di bidang Matematika dan gelar S2 MBA, apa yang harus saya lakukan untuk masuk ke bidang teknologi?

Sofyan yang memiliki sebuah MBA menilai bahwa hal ini sangat memungkinkan, dia sendiri bekerja di bidang sales teknologi dengan pelanggan seperti ViaCom, CBS, NBC Universal, dan Comcast. Yang menjadi penting adalah mengidentifikasi sebuah niche yang menjadi keminatan utama anda. Seorang yang berkarir di bidang teknologi bisa menjurus ke bidang software engineering atau lebih ke bidang architect yang bekerja mendesain sistem. Pertimbangan lain juga, apakah anda ingin fokus ke bidang Artificial Intelligence, Machine Learning, Cloud Computing, atau Virtual Reality. Menekuni satu bidang secara spesifik dan penjurusan akan membanguan sebuah compeititve advantage bagi anda di antara kandidat-kandidat yang lain.

Kandidat yang memiliki gelar di bidang manajemen juga cenderung fokus di bidang manajemen produk yang. Peran mengharuskan anda untuk menjadi seorang CEO untuk sebuah produk di dalam perusahaan tersebut. Seorang manajer produk yang sukses dan handal harus memiliki kedalaman teknis untuk memimpin para insinyur, pandangan strategis untuk menentukan arah produk, pengertian di bidang keuangan untuk menentukan anggaran, dan bakat pemasaran serta presentasi untuk menarik investasi terhadap produk yang dikembangkan.

Diandra Hassan: Apakah saran anda untuk seorang akademisi yang ingin beralih ke dunia profesional, secara khusus di bidang teknologi?

Menurut Sofyan, yang menjadi ideal adalah mencari sebuah pekerjaan entry-level yang dapat memberi putaran di semua bidang perusahaan; hal ini guna meningkatkan wawasan dan memaksimalkan proses pembelajaran serta percobaan. “Mengambil langkah pertama selalu menjadi tahap yang paling berat” ujar Sofyan, beliau juga menyarankan agar para mahasiswa memanfaatkan segala materi dan sumber daya yang ada di kampus dalam mencari pekerjaan.”

Rei yang amat giat membina para mahasiswa di Indonesia menilai bahwa yang menjadi penting adalah memiliki portofolio yang bagus, mencari pengalaman profesional sebanyak-banyaknya, dan memiliki sebuah personal project akan menunjukan passion anda di bidang teknologi kepada para perusahaan. Mendalami berbagai pertanyaan yang akan ditanya saat tahap wawancara menjadi penting untuk memastikan transisi dari perguruan tinggi ke dunia profesional berjalan dengan baik. Rei juga menyorot bahwa sebuah referensi dari “orang dalam” akan sangat membantu anda untuk mencapai tahap wawancara, berkaitan dengan hal ini membangun jaringan yang luas menjadi penting.

Menjadi Kandidat Yang Unggul

Gresika Bunga: bagaimana kita bisa membedakan diri kita dengan para kandidat yang lain dalam aspek keterampilan?

Menurut Rei, proses seleksi kandidat di perusahaan teknologi tidak banyak berubah jauh kebelakangan ini. Perusahaan teknologi akan selalu membutuhkan software engineers namun menjadi seorang kandidat yang unggul anda harus selalu “memperbarui diri anda dan memajukan diri anda ketimbang anda yang lama” ujar Rei.

Trend di Bidang Teknologi:

Gresika Bunga: Apa tren-tren terkini di bidang teknologi.

“Pada beberapa tahun terakhir, fokus perusahaan teknologi kini menjadi cara meraih 1 milyar pengguna berikutnya” ujar Sofyan; hal ini berarti meningkatkan akses internet di daerah dengan tingkat konektivitas rendah. Masih terdapat beberapa wilayah yang terlalu jauh untuk akses internet, hal ini menjadi bottleneck yang besar untuk berbagai perusahaan teknologi. Sofyan juga sangat optimis dengan teknologi augmented reality dan virtual reality, menurut beliau dalam 10 tahun wearables seperti Oculus dan Google Glass akan menjadi sangat bagian dari keseharian.

Alvinsyah Pramono: Apa masa depan teknologi di bidang kesehatan? Bagaimana peran ilmu eksakta dalam mendukung hal itu?

Sofyan yang memiliki banyak rekan di bidang teknologi kesehatan menilai bahwa pengarsipan dan data medis mulai beralih ke sistem cloud. Tren lain yang cukup menarik adalah di antaranya: Big Data akan menjadi bagian penting dari teknologi karena ini akan membuka kemampuan untuk bisa menganalisis data medis yang banyak secara instan, teknologi 5G akan memungkinkan ahli bedah untuk melaksanakan bedah jarak jauh dengan syarat latency yang rendah. Sofyan menutup sesi ini dengan sebuah ajakan agar kita tetap terbuka dan tidak takut dengan teknologi, merangkul teknologi dan mencari cara-cara baru untuk menggunakan teknologi pada keseharian hidup.

===

Narahubung:

  • Hilmi Kartasasmita, Head of Indonesia
    • Phone/WhatsApp: +62 811 888 1558
    • Email: hilmi.kartasasmita@gipa.co
  • Maciko Chan, Stakeholder Engagement Manager
    • Phone: +62 812 19253382
    • WhatsApp: +44 7546 781186
    • Email: audrey.maciko@gipa.co

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini