Sejarah Hari Ini (27 Juli 1990) - Paliat, "Kapal yang Terdampar" di Tretes

Sejarah Hari Ini (27 Juli 1990) - Paliat, "Kapal yang Terdampar" di Tretes
info gambar utama

Tretes yang terletak di Prigen, Pasuruan, Jawa Timur, dikenal dengan kesejukan dan keindahan alam pegunungannya.

Tak heran daerah ini menjadi destinasi wisatawan domestik maupun internasional karena banyaknya tempat wisata seperti air terjun Kakek Bodo, Finna Golf, dan Taman Safari Indonesia 2.

Sama seperti daerah Puncak (Bogor), ada banyak penginapan atau vila di Tretes.

Pada masa pemerintahan Orde Baru, terdapat vila yang mempunyai desain unik berbentuk kapal laut di Tretes, yaitu Vila Kapal Paliat.

Sejarah singkat Vila Kapal Paliat dalam sebuah prasasti.
info gambar

Vila Kapal Paliat cuma replika dari Kapal Motor (KM) Paliat yang mungkin sudah tidak ada lagi.

Kapal Paliat yang benar-benar kapal dimiliki pendiri perusahaan bongkar muat Pelayaran Meratus keturunan Tionghoa, Hen Menaro, yang lahir di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada 1910,

Seperti yang disebutkan dalam prasasti, awalnya kapal ini dinamai dengan nama The Pek Siong.

Ini adalah kapal pertama yang dimiliki oleh sang pemilik pada saat merintis usaha pelayaran.

Vila Paliat
info gambar

Pada masa revolusi nasional, Kapal The Pek Siong pernah dipakai bertempur melawan Belanda sehingga memiliki nilai sejarah.

Pada suatu waktu, Hen Menaro membelinya dan menggantinya dengan nama Kapal Motor Meratus.

Ketika KM Paliat sudah berumur sangat tua dan tidak layak pakai, akhirnya sang pemilik memutuskan untuk membuat monumen kapal untuk mengenang betapa beratnya perjuangan beliau dalam merintis usaha pelayaran.

Pada tahun 80-an, Kapal Paliat dibuat replikanya dan difungsikan sebagai sebuah vila yang kemudian diresmikan Menteri Perhubungan RI, Azwar Anas, pada 27 Juli 1990.

Prasasti peresmian Vila Kapal Paliat oleh Menteri Perhubungan RI masa orde baru, Azwar Anas.
info gambar

Semenjak itu muncul guyonan dari orang-orang Surabaya yang menyebutkan: "Kapal apa yang terdampar di Tretes?". Jelas, jawabannya replika Kapal Paliat.

Sejumlah peralatan kapal macam kemudi, lampu, cerobong asap, dan kamar, asli milik KM Paliat. Sedangkan bodinya dibuat dari semen.

Ruangan yang didesain seperti ruang kemudi kapal di Vila Kapal Paliat.
info gambar

Villa Paliat sejak dulu hanya menerima rombongan, bukan tamu individual seperti vila-vila biasa.

Sebab, sang pemilik tidak ingin villa ini dipakai untuk urusan yang tidak senonoh dan melanggar kesusilaan.

Rombongan aktivis gereja pun kerap menggunakan vila ini untuk retret, rapat, atau aneka kegiatan rohani lainnya.

Sebab, pada bagian tengah 'kapal', terdapat aula yang luasnya seperti hotel berbintang.

Pada saat itu, setiap bulan rombongan turis sebanyak 20 hingga 50 orang datang menikmati Vila Kapal.

Referensi: Penginapan.net | Sam Setyautama, "Tokoh-Tokoh Etnis Tionghoa di Indonesia" | Departemen Perhubungan, "Cita & Citra Perhubungan Republik Indonesia, 1990/1991: Tahun Ketiga Kabinet Pembangunan V"

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini