Fenomena Alam Hujan Meteor Perseid Bisa Disaksikan di Langit Indonesia

Fenomena Alam Hujan Meteor Perseid Bisa Disaksikan di Langit Indonesia
info gambar utama

Asyik nih, Kawan GNFI. Pada pertengahan sampai pengujung Agustus 2020 sejumlah daerah Indonesia akan muncul fenomena alam hujan meteor Perseid.

Dilansir GNFI dari laman Earthsky, Perseid meteor shower atau hujan meteor Perseid adalah fenomena yang paling favorit disaksikan setiap tahunnya, terutama di belahan bumi utara. Pada tahun 2020 ini, hujan meteor Perseid kemungkinan akan muncul dengan jumlah yang besar di antaranya bisa disaksikan di sejumlah daerah di Indonesia.

Menurut Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat, NASA, hujan meteor Perseid sudah aktif sejak tanggal 17 Juli 2020 di mana puncak kemunculannya pada tanggal 11, 12, dan 13. Tidak perlu teropong canggih, karena hujan meteor ini bisa disaksikan dengan mata telanjang.

Peta langit NASA ini menunjukkan lokasi untuk melihat hujan meteor Perseid tahun 2020, yang mencapai puncaknya sebelum fajar pada 12 Agustus 2020.
info gambar

Fenomena Dentuman Kagetkan Warga Pulau Belitung

Pada pekan awal bulan Agustus 2020, sekelebat cahaya dibarengi suara dentuman mengagetkan warga Pulau Belitung.

Bahkan, cahaya dan dentuman tersebut terdengar dan terlihat hingga ke Pulau Bangka. Terang berwarna kuning kemerahan dan menghilang di langit malam dengan buntut berapi, begitulah laporan yang diberikan dari sejumlah orang yang melihatnya.

Seorang bernama James Younger mengabadikan kilatan meteor bercahaya di Laut Salish, Kanada, pada 26 Juli 2020. Meteor itu diyakini meteor Perseid karena terlihat berwarna dan melaju sesuai perkiraan peneliti.
info gambar

Menanggapi hal ini, Koordinator Diseminasi Pusat Sains Antariksa Lembaga Antariksa dan Penerbangan (Lapan) Republik Indonesia Emanuel Sungging Mumpuni mengatakan fenomena ini diprediksi dikarenakan meteor shower alias hujan meteor.

Tidak Perlu Takut, Bisa Jadi Tontonan

Mengenai suara dentuman ia menjelaskan itu bisa jadi benda yang lebih besar, tetapi tidak perlu dicemaskan. Biasanya, objek tersebut terbakar atau meledak di atmosfer sebelum sampai di bumi makanya seperti ada percikan api atau biasa disebut sebagai fireball.

"Saat ini sedang puncak-puncaknya masa meteor shower Perseid. Tidak perlu dikhawatirkan oleh masyarakat. Justru bisa dinikmati oleh masyarakat karena fenomena alam ini tidak terjadi setiap hari," ujar Sungging dikutip GNFI dari Posbelitung.co.

Ia mengatakan objek yang dilihat oleh warga Belitung dimungkinkan adalah sebuah meteor yang meledak di atmosfer. Sungging juga menjelaskan warga tidak perlu takut berlebihan karena ini hanya fenomena alam biasa.

Sungging menerangkan yang dikhawatirkan malah benda jatuh buatan manusia. Namun, hal tersebut sudah dimonitor oleh Lapan RI dan jika ada potensi jatuh di Indonesia maka akan segera diinfokan ke masyarakat.

"Bisa dipantau di instagram kami @lapan_ri dan website kami untuk memantau real-time benda antariksa di wilayah kita," ucapnya.

Cara Melihat Hujan Meteor Perseid

Hujan meteor Perseid bisa disaksikan di seluruh wilayah Indonesia dengan mata telanjang. Namun, ada jam-jam tertentunya.

"Perseid masih bisa diamati dua-tiga hari ini, kalau kondisi tidak berawan. (Pengamatan dapat dilakukan) dini hari, mulai sekitar pukul 02.00 (waktu setempat)," kata Sungging dikutip GNFI dari Kompas. Ia menambahkan, hujan meteor ini dinamai beradasarkan titik radian (titik asal munculnya hujan meteor) yang terletak di konstelasi Perseus.

"Hujan meteor ini berasal dari sisa-sisa debu komet 109P/Swift-Tuttle dan dapat disaksikan mulai tengah malam hingga fajar bahari/nautika berakhir (24 menit sebelum matahari terbit), ketika titik radian berkulminasi di arah utara dengan ketinggian 25,3 derajat," ujar Sungging.

Sementara itu, intensitas maksimum hujan meteor ini mencapai 60-70 meteor tiap jam dengan kelajuan mencapai 212.400 km/jam. Meteor Perseid juga dapat diamati dengan mengecek lokasi Anda dengan waktu yang pas di portal timeanddate.

laman Earthsky juga menjelaskan resep-resep melihat hujan meteor Perseid. Sesuai dengan pernyataan Sungging, Perseid bisa disaksikan di antara waktu tengah malam dan sebelum matahari terbit.

Selain harus menunggu jam-jam dini hari, kita harus melihatnya ketika bulan sudah terlihat. Namun, kita mesti berdiri di bayangan bulan agar bisa melihat limpahan hujan meteor dalam jumlah yang banyak.

Dianjurkan juga melihat feomena alam ini di ketinggian dan tempat yang kurang akan pencahayaan terutama pada waktu puncaknya. Karena jika sudah lewat masa puncak, jumlah hujanan meteor akan berkurang kemunculannya.

Hujan meteor Perseid sudah mulai aktif terlihat sejak tanggal 17 Juli hingga 24 Agustus dan puncaknya terjadi pada 12 sampai 13 Agustus 2020. Intensitas maksimum hujan meteor ini mencapai 60 sampai 70 meter tiap jam dengan kelajuan meteor mencapai 212.400 km per jam.

Referensi: Space.com | Earthsky.org | Kompas.com | Posbelitung.co

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini