Sejarah Hari Ini (17 Desember 1949) - Pelantikan Sukarno sebagai Presiden RIS

Sejarah Hari Ini (17 Desember 1949) - Pelantikan Sukarno sebagai Presiden RIS
info gambar utama

Republik Indonesia Serikat (RIS) terbentuk setelah disepakatinya hasil-hasil Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda, pada 2 November 1949.

Dalam memilih pemimpin negara, pemilihan pun dilakukan oleh Dewan Pemilihan Presiden RIS pada 16 Desember 1949 di mana Sukarno yang sebelumnya menjalani pengasingan terpilih sebagai presiden RIS.

Sehari setelahnya atau pada 17 Desember 1949, bertempat di Bangsal Manguntur Tangkil, Kompleks Siti Hinggil, Keraton Yogyakarta, pelantikan untuk Sukarno sebagai presiden RIS kemudian digelar.

Di hadapan para hadirin yang di antaranya Soegyopranoto, Ki Bagus Hadikusuma, Sudarmo, dan para abdi dalem keraton, Sukarno diambil sumpah jabatan oleh Ketua Mahkamah Agung (MA) Kusumah Atmaja.

Mengutip dari De Vrije Pers terbitan 20 Desember 1949, upacara pelantikan tersebut lalu disusul dengan pengibaran bendera merah putih dan tembakan penghormatan (salvo).

Setelah Indonesia mendapat pengakuan kedaulatan dari Belanda pada 27 Desember 1949, ibu kota negara yang sementara berada di Yogyakarta pun dikembalikan lagi ke Jakarta.

Sukarno mendapat sambutan meriah di Jakarta.
info gambar

Perlu diingat kembali, pembentukan RIS merupakan salah satu cara Belanda agar lebih mudah mengusai kembali Indonesia karena sedang terpecah menjadi negara-negara kecil.

Karena tidak sesuai dengan cita-cita proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, pemerintahan RIS lalu dibubarkan pada ulang tahun republik yang ke-5.

Sementara itu negara-negara bagian juga ikut dibubarkan dan berubah menjadi sejumlah provinsi dalam kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

---

Referensi: De Vrije Pers | Star Weekly

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini