Mengenal Wisata Keliling Desa Menggunakan Sepeda Onthel Antik di Yogyakarta

Mengenal Wisata Keliling Desa Menggunakan Sepeda Onthel Antik di Yogyakarta
info gambar utama

#WritingChallengeGNFI #BanggaKaryaAnakBangsa

Wisata alam dan budaya di Indonesia memang sangat banyak dan beragam. Hampir di setiap daerah yang ada di Indonesia memilikinya, apalagi kota wisata seperti Yogyakarta. Salah satu wisata alam dan budaya yang menarik untuk dibahas adalah wisata sepeda bernama Towilfiets.

Wisata ini terletak di Dusun Bantar, Desa Banguncipto, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Desa Bantar merupakan satu dari 10 desa yang tercatat di pemerintah daerah Kulon Progo sebagai desa wisata. Letaknya berada di sebelah barat Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak jauh dari Sungai Progo, salah satu sungai besar yang ada di Yogyakarta.

Mungkin masih sedikit dari kawan GNFI yang mengenal tentang Towilfiets. Wisata berkeliling desa menggunakan sepeda antik ini sudah berdiri sejak tahun 2007. Pria yang bernama Muntowil di desa itu merupakan pemilik dari wisata ini. Sebenarnya, Towil bukan asli dari Desa Bantar, ia adalah seorang pendatang yang berasal dari Boyolali. Ia merantau ke Yogyakarta karena ingin menimba ilmu di kota yang ia kenal sebagai kota budaya.

Nama Towilfiets sendiri berasal dari Towil, pemiliknya, yang kebetulan juga sedikit disambungkan olehnya dengan bahasa Inggris dari kata ‘Two’, berarti dua dan ‘Wheel’ yang berarti ban sehingga menjadi ‘dua ban’, layaknya sepeda memiliki dua ban. Lalu, kata Fiets berasal dari bahasa Belandayang berarti sepeda onthel. Alasan lainnya karena nama itu terdengar unik di telinga.

Sejak muda ia sudah tertarik dengan dunia sepeda, terutama sepeda-sepeda antik yang memiliki nilai budaya. Saat ini Towil sudah memiliki 100 unit sepeda antik. Ratusan sepeda antik yang terparkir rapi di joglonya siap mengantar para wisatawan untuk berkeliling menikmati suasana desa.

Meskipun sepeda-sepeda lawas yang ia miliki merupakan keluaran tahun 1940-an, tetapi sepeda-sepedanya masih dalam kondisi siap pakai. Mereknya antara lain Phoenix, Teha, BSA, Triumph, Philip, Simplex dan Gazelle. Jika Kawan penggemar sepeda pasti akan sangat tertarik untuk mencoba sepeda-sepeda tersebut.

Foto: Instagram @towilfiets
info gambar

Wisata ini banyak diminati oleh para wisatawan asing. Mayoritas berasal dari negara Eropa Barat, terutama dari Belanda. Ada juga dari negara lain, seperti Republik Ceko, Amerika, dan Finlandia. Namun, tidak sedikit juga wisatawan domestik yang datang untuk melepas penat dari hiruk pikuk kehidupan kota, menghirup udara segar pedesaan, sembari bernostalgia menggenjot sepeda onthel berkeliling desa yang masih asri.

Selama di perjalanan, Towil juga menjelaskan beragam hal kepada wisatawan. Mulai dari jenis-jenis tanaman, memetik buah yang sedang musim saat itu, hingga menjelaskan bangunan-bangunan sekitar milik warga.

Sebenarnya, wisata sepeda ini tidak hanya menyuguhkan nikmatnya bersepeda berkeliling desa dan melihat pemandangan yang terdapat di sana, tetapi juga memberikan pengalaman menikmati kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang di desa tersebut. Wisata yang disajikan bukan hanya tentang alam, tetapi ada budaya yang dikenalkan, seperti memberikan edukasi mengenai budaya orang desa dan pekerjaan sehari-hari yang dilakukan oleh penduduk desa.

Foto: Instagram @towilfiets
info gambar

Selain berkeliling desa menggunakan sepeda onthel antik, para wisatawan juga bisa menikmati berbagai kegiatan masyarakat dan langsung berinteraksi. Mereka bisa langsung turun ke sawah untuk melihat dari dekat kegiatan para petani hingga ikut mencoba ragam pekerjaannya, seperti menanam padi dan memanen padi di saat musim panen. Kegiatan ini sangat cocok untuk orang-orang yang ingin merasakan atmosfer bercocok tanam dan menjadi seorang petani.

Setelah melihat aktivitas warga dan petani di persawahan, wisatawan juga bisa melihat aktivitas para penenun stagen. Stagen merupakan benda semacam korset yang ditenun berbentuk kain panjang kemudian dililitkan ke perut. Banyak wisatawan yang ingin mencobanya dan diajarkan cara untuk menenun stagen.

Kemudian ada juga aktivitas lain, seperti melihat proses pembuatan tempe yang masih menggunakan cara tradisional. Aktivitas-aktivitas ini menjadi hal yang sangat menarik bagi wisatawan. Waktu untuk melakukan wisata keliling desa ini tidak ditentukan oleh Towil, tetapi baginya waktu terbaik ada di pagi hari.

Foto: Instagram @towilfiets
info gambar

Dalam melakukan pekerjaannya, Towil dibantu oleh 15 tour guide yang fasih berbahasa Inggris, mereka juga berasal dari desa tersebut. Towil memilih wisata sepeda ini di desanya, padahal di kota banyak tempat-tempat yang menarik untuk dijadikan tempat wisata sepeda. Menurutnya, desa memiliki ketertarikan yang lebih alami daripada kota.

Ia ingin memanfaatkan apa yang ada di sekelilingnya tanpa harus merusak lingkungan sekitar. Melalui wisata sepedanya, Towil ingin mengajak para wisatawan untuk mengeksplorasi dan memperkenalkan keunikan yang ada di desa.

Foto: Instagram @towilfiets
info gambar

Untuk bisa menikmati wisata ini, Towil tidak memberikan jumlah minimal orang yang mendaftar. Satu orang pun akan dilayani untuk menikmati wisata sepeda ini. Harga paket wisata sepeda bagi wisatawan mancanegara per orangnya dipatok sebesar Rp500.000 sudah termasuk makan.

Untuk wisatawan domestik sebesar Rp350.000 per orang. Jika tertarik untuk mengikuti wisata ini, Kawan bisa daftar melalui agen tur atau langsung menghubungi Instagram Towilfiets.*

Referensi:https://dinpar.kulonprogokab.go.id/towil-fiets.html | Podcast Youtube Mojokdotco-TOWILFIETS: JOGJA HARUS KEMBALI JADI KOTA SEPEDA

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

GA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini