Startup Merdeka, Program yang Fasilitasi Mahasiswa untuk Terus Berinovasi

Startup Merdeka, Program yang Fasilitasi Mahasiswa untuk Terus Berinovasi
info gambar utama

Di tengah pesatnya perkembangan industri berbasis inovasi teknologi saat ini, kampus memiliki peran yang semakin signifikan. Di samping mencetak talenta yang akan membangun karier profesional di industri inovasi, kampus juga berperan dalam melahirkan perintis usaha--startup founder--yang andal dalam menghadirkan solusi teknologi yang berdampak luas bagi masyarakat.

Tampilnya berbagai usaha rintisan digital lokal yang menjelma menjadi raksasa teknologi, seperti Gojek, Bukalapak, Tokopedia, dan Traveloka, memang sejatinya adalah aksi talenta-talenta kompeten dari bangku kuliah.

Karena itulah, pengenalan metode pengembangan inovasi sedini mungkin mutlak diperlukan, agar lulusan kampus dapat lebih siap terjun ke industri, baik sebagai profesional maupun wirausahawan.

Gagasan ini yang kemudian mendasari Masyarakat Industri Kreatif Digital Indonesia (MIKTI), yang mendapat dukungan penuh dari ZTE--perusahaan global berbasis teknologi--untuk merancang sebuah program bertajuk Startup Merdeka.

Sejalan dengan hadirnya kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemenristekdikti), program ini bakal memberikan fasilitas bagi mahasiswa untuk mempelajari sejumlah metodologi inovasi yang sudah diterapkan secara luas di tingkat global.

Program berformat studi independen bersertifikat ini dirancang untuk memandu mahasiswa mempraktekkan secara langsung berbagai metode dalam proses pengembangan produk berbasis inovasi teknologi, mulai dari tahap validasi permasalahan, rumusan ide solusi, validasi target pasar, dan tentunya pengembangan purwarupa produk (prototipe).

Dengan menggunakan platform khusus, selama durasi 14-16 pekan (20 SKS), peserta akan didampingi langsung oleh para mentor yang memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun di berbagai bidang startup dan proses inovasi berbasis teknologi.

Saat ini, terdapat 110 mahasiswa yang siap memulai perjalanannya sebagai startup founder maupun profesional di industri inovatif, yang tentunya berasal dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Aceh hingga Sulawesi.

Penyelenggaraan acara

startup merdeka
info gambar

Pada Rabu (15/9/2021), MIKTI menggelar acara pembukaan (kick off) program Startup Merdeka Batch I secara virtual. Acara ini dihadiri oleh seluruh peserta, dosen perwakilan dari perguruan tinggi peserta berasal, serta MIKTI selaku pengelola program, dan ZTE selaku sponsor program.

“Sejak awal didirikan tahun 2008, MIKTI fokus pada pengembangan ekosistem startup dan tumbuhnya wirausaha baru. Berbekal pengalaman terlibat dalam pengembangan program inkubasi startup selama lebih dari 10 tahun, MIKTI melalui program Startup Merdeka memfasilitasi mahasiswa sebagai calon pendiri startup untuk memulai langkah lebih dini sejak bangku kuliah,” beber Joddy Hernady, Ketua Umum MIKTI.

Pada acara tersebut, juga diselenggarakan sesi kuliah umum mengenai 'Mentalitas Founders' oleh Dr. Ir. Hari S. Sungkari, seorang digitalpreneur dan mentor yang juga merupakan Deputi BEKRAF dan Kemenparekraf periode 2015-2021.

“Mentalitas founders atau wirausahawan tidak dibangun dalam satu dua hari saja. Semua butuh proses, apalagi usia mahasiswa masih muda. Ini merupakan kesempatan emas untuk sebanyak mungkin belajar, sebanyak mungkin mencoba, menjalani berbagai proses. Saat ini banyak sekali program dan kesempatan yang bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk menjadi seorang pendiri startup,’’ papar Hari.

''…Ekosistem dan teknologi saat ini sangat mendukung, tinggal dimanfaatkan sebaik-baiknya. Pada saat proses pendanaan, Venture Capital akan melihat karakter dari founders, karena itu modal terbesar dari sebuah startup adalah Founder Character.''

Program startup merdeka
info gambar

Program Startup Merdeka juga disambut baik oleh berbagai kampus perguruan tinggi. Sejumlah perguruan tinggi mengharapkan kerjasama berkelanjutan dengan MIKTI untuk dapat lebih mengembangkan program sejenis di kampusnya sehingga dapat memfasilitasi lebih banyak mahasiswa yang tertarik pada bidang inovasi teknologi dan startup.

“Program ini telah dirancang agar sesuai dengan ketentuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi sehingga memudahkan kami (pihak kampus) untuk melakukan konversi SKS sesuai panduan Merdeka Belajar Kampus Merdeka,'' tambah Dr. Ir. Fahmi ST., M.Sc., IPMi, Dekan Fakultas Teknik USU.

''...Oleh karena itu, USU sangat antusias dengan program Startup Merdeka ini. Kami ingin semakin banyak mahasiswa yang berani untuk mewujudkan idenya menjadi startup.”

Komitmen MIKTI atas ekosistem industri

program startup merdeka
info gambar

MIKTI adalah organisasi non profit yang mewadahi kolaborasi antar pelaku dan pemangku kepentingan di industri kreatif digital Indonesia, yang tujuannya untuk menciptakan ekosistem industri yang kompetitif dan berkelanjutan.

Sejak didirikan pada 2008, dan mendapat dukungan penuh dari kemitraan strategis berbagai pihak, MIKTI telah membina lebih dari 50 ribu talenta digital, mendampingi 1.100 startup, dan bermitra dengan 700 komunitas di lebih dari 17 kota di Indonesia.

MIKTI percaya bahwa sebuah ekosistem startup yang berkelanjutan berawal dari komunitas. Melalui komunitas, talenta dapat dibina secara kolaboratif, didampingi menjadi tim pra-startup, serta proses inkubasi menjadi startup dengan proses bisnis yang berkelanjutan.

Dari proses pembinaan tersebut, hingga pada akhirnya akan menelurkan atau menciptakan entitas yang saling bersinergi dan memberdayakan sebagai sebuah kesatuan ekosistem industri.

Secara umum, MIKTI berfokus pada pembangunan jejaring lokal komunitas dan kampus di berbagai daerah, sebagai pusat pengembangan talenta dan pembinaan startup tahap awal. Lain itu, MIKTI juga melakukan sejumlah riset untuk membantu startup lebih berkembang dan menjadi wirausahawan yang lebih matang dan berdaya saing. (adv)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Mustafa Iman lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Mustafa Iman.

Terima kasih telah membaca sampai di sini