Melihat Potensi Perikanan di PPN Palabuhan Ratu Jawa Barat

Melihat Potensi Perikanan di PPN Palabuhan Ratu Jawa Barat
info gambar utama

Potensi sumber daya perikanan memiliki nilai ekonomis. Salah satunya sumber daya perikanan yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhan Ratu. Pelabuhan perikanan ini terletak di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dengan jarak sekitar 135 kilometer dari ibu kota Jakarta yang dapat ditempuh dalam waktu sekitar 4 jam.

Ukuran kapal perikanan yang dapat ditunjang di pelabuhan perikanan ini berkisar antara 30 sampai 150 gross ton (GT). Secara umum, sumber daya perikanan bersumber dari area penangkapan ikan dari Teluk Pelabuhan Ratu dan perairan Samudera Hindia, wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia (WPP-RI) 573.

Sumber daya perikanan yang didaratkan di pelabuhan perikanan ini sangat beragam. Di antaranya ikan pelagis kecil, ikan pelagis besar, ikan demersal, cumi-cumi, udang, dan lobster. Jenis-jenis ikan tersebut memiliki citarasa yang khas untuk disajikan langsung sebagai makanan, seperti digoreng, dibakar, ataupun dipepes.

Selain itu, hasil ikan laut yang didaratkan juga diolah dengan berbagai produk olahan, seperti ikan asin, ikan asap, dan baso ikan. Konsumen yang sering ditemukan di pelabuhan perikanan ini umumnya berasal dari pengusaha rumah makan, pengusaha olahan hasil laut, pedagang pasar, dan ibu rumah tangga.

Samsung Restruksurisasi Produksi Ponsel dari Vietnam Akan Beralih ke Indonesia

Ragam harga ikan di Pelabuhan Perikanan Nusantara

Kondisi pedagang ikan di PPN Palabuhanratu
info gambar

Fasilitas pendukung yang dapat mempermudah kosumen seperti tempat parkir yang luas, adanya pedagang coolbox dan es balok untuk mengemas ikan yang akan dibeli. Selain itu, hanya berjarak sekitar 10 meter dari lokasi pelabuhan perikanan terdapat SPBU, ATM, dan pasar yang menjualkan berbagai olahan hasil laut seperti yang cukup terkenal. Ada bakso ikan dengan harga yang bervariasi antara Rp25.000 hingga Rp50.000 per kilogram.

Ikan-ikan yang dijual di perlabuhan perikanan ini harganya relatif murah sehingga menjadi tempat alternatif untuk membeli ikan laut yang masih segar. Namun, perlu diperhatikan 08.00 WIB hingga 09.00 WIB pagi.

Jenis-jenis ikan yang biasanya menjadi andalan di lokasi ini adalah ikan tuna, cakalang, layur, dan cumi-cumi. Harganya pun bervariasi, seperti ikan tuna dan layur dapat dibeli sekitar Rp30.000 per kilo, cakalang Rp25.000 per kilo, dan cumi-cumi Rp20.000 hingga Rp35.000 per kilo.

Ikan-ikan pelagis kecil yang umumnya dijual seperti ikan swanggi Rp15.000 hingga Rp20.000 per kilo, ikan pepetek Rp10.000 per kilo, dan ikan kantong semar Rp15.000 per kilo. Selain itu, terdapat juga kerang-kerangan yang beragam, seperti kerang dara, kerang macan, dan kerang hijau dengan harga Rp15.000 hingga Rp35.000 per kilo serta udang-udangan Rp120.000 per kilo dan lobster Rp150.000 sampai Rp180.000 per kilo.

Resmi Ditetapkan, Ini 10 Provinsi dengan Upah Minimum Tertinggi Tahun 2022

Waktu nelayan melaut

Kapal nelayan yang disandarkan di PPN Palabuhanratu
info gambar

Nelayan yang umumnya melakukan pendaratan di pelabuhan perikanan ini melaut secara harian hingga mingguan. Nelayan harian biasanya berangkat pada sore hari dan kembali pada pagi hari, sementara pada nelayan yang lebih dari sehari dapat melaut 2 minggu hingga 1 bulan dengan daerah penangkapannya yang berada di sekitar Teluk Pelabuhan Ratu, Perairan Ujung Genteng, dan Perairan Ujung Kulon.

Desa Bubohu, Wisata Religi Berbasis Alam di Kabupaten Gorontalo

Meskipun jenis ikan yang dijual sangat beragam, tetapi Kawan GNFI perlu bijak dalam memilih ikan yang akan dibeli, yaitu kondisinya masih segar, dagingnya masih padat, dan warnanya cerah. Selain itu, pada musim hujan para nelayan cenderung tidak melaut sehingga jenis ikan yang dijual cenderung berkurang karena cuaca yang kurang mendukung.*

Referensi: Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. PPN Palabuhanratu diakses pada (18/11/2021) | PIPP

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Jauhar Zainalarifin lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Jauhar Zainalarifin.

JZ
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini