3 Kreasi Olahan Aci Jajanan Zaman SD, Rasanya Bikin Nostalgia!

3 Kreasi Olahan Aci Jajanan Zaman SD, Rasanya Bikin Nostalgia!
info gambar utama

Kawan, masih ingatkah  pada masa sekolah dulu suka membeli jajanan kaki lima di depan sekolah? Jajanan apa yang biasanya Kawan beli? Pernahkah membeli cimol, cilok dan cilor?

Yap, cimol, cilok dan cilor hanyalah segelintir dari banyaknya macam-macam jajanan kaki lima di sekolah kita dulu. Ketiganya berbahan dasar dari aci. Dikutip dari IDN Times, aci sebenarnya merupakan nama lain dari tepung tapioka atau tepung kanji. Di daerah Jawa Barat, tepung ini lebih familiar dengan sebutan aci. 

Rasanya yang gurih, tekstur kenyalnya tepung aci, aneka ragam saus atau bumbu yang menjadi topping, dan jangan lupakan harganya yang murah serta mudah ditemukan, membuat jajanan-jajanan ini memberikan kesan nostalgia.

Pemberian nama-nama setiap makanan ternyata memiliki makna tersendiri, ci di kata depan merupakan singkatan dari aci, bahan dasar yang digunakan yaitu sebutan lain bagi tepung kanji atau tepung tapioka. Sedangkan, sisa kata terakhirnya merupakan cara pembuatan atau cara memakan atau bagaimana aci dipadukan dengan bahan lain.

Seperti cilok yang berasal dari singkatan aci yang dimakan dengan cara dicolok, sedangkan cilor adalah singkatan dari aci yang digoreng (cireng) kemudian digulung dengan telur dan cimol merupakan aci yang di-gemol , dalam bahasa Sunda yang berarti tepung kanji yang dibentuk bulat-bulat kemudian digoreng

Jajanan-jajanan ini ternyata mudah dibikin sendiri di rumah lo Kawan. Bahan-bahan yang dibutuhkan serta langkah-langkah pembuatannya juga cukup sederhana. Bagi Kawan yang kangen jajan camilan-camilan waktu sekolah dahulu, simak cara pembuatannya di sini ya!

Tak perlu bepergian, begini cara santap cilok, cimol dan cilor dari rumah

Ilustrasi jajanan dari olahan aci. | Sumber: Kompas/Shutterstock/Astarik
info gambar

Untuk membuat cilok dikutip dari Beautynesia, sangat sederhana sekali. Sebelumnya, Kawan perlu menyiapkan aci yang dicampur dengan tepung sagu dan tepung terigu, kemudian rebus air panas yang dimasukan bawang putih halus, penyedap rasa, garam dan merica. Setelahnya, berikan air tersebut sedikit demi sedikit pada adonan aci yang telah dicampur tepung sagu dan tepung terigu lalu uleni dan bentuk bulat-bulat. Rebus dalam air mendidih hingga mengapung.

Umumnya, cilok dimakan bersamaan dengan bumbu kacang, tapi karena membuat sendiri, Kawan dapat berkreasi lo. Kawan bisa menggunakan bumbu-bumbu atau tambahkan topping favorit lainnya. Kawan juga boleh menambahkan isian pada cilok agar lebih sedap.

Nah, selanjutnya adalah cimol. Tak jauh berbeda dengan pembuatan cilok, cimol sebenarnya mirip dengan cireng yaitu sama-sama digoreng tetapi dalam bentuk yang lebih bulat dan kecil. Apabila cilok umumnya menggunakan bumbu kacang sebagai toppingnya, cimol umumnya diberi bumbu-bumbu bubuk seperti bubuk cabai dan penyedap rasa.

Kawan juga dapat berkreasi lo dengan menambahkan isian cimol atau mengganti toppingnya dengan rasa kesukaan. Pernah terbayang mencoba cimol yang ditaburi rumput laut? Atau cimol yang diisi dengan keju mozarella? Duh, membayangkannya saja bikin ngiler gak sih?

Last but not least, cilor! Dari singkatan aci dan telur, penyajiannya bervariasi nih Kawan. Tahapan awalnya sama seperti kedua hidangan sebelumnya, kemudian aci yang telah dibentuk bulat-bulat kecil ini dapat langsung digoreng dengan telur sehingga akan saling menyatu.

Variasi lainnya, Kawan dapat membuat cilor sate. Bulatan-bulatan aci yang telah digoreng ditusukan pada sebuah lidi, kemudian celupkan ke dalam kocokan telur. Tinggal goreng, tiriskan dan siap untuk disantap! Topping dari cilor juga dapat disesuaikan dengan selera Kawan. Menggunakan saus atau mayonaise, diberikan penyedap rasa atau bubuk cabai. Selamat mencoba dan berkreasi!

Gimana? Jajanan mana yang sangat ingin Kawan coba buat di rumah?

Referensi:Beautynesia | IDN Times | Pop Mama | IDN Times

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini