Belajar Hemat dengan Perencanaan Keuangan di Masa Pandemi

Belajar Hemat dengan Perencanaan Keuangan di Masa Pandemi
info gambar utama

Penulis: Fishya Elvin

Masa pandemi Covid-19 merupakan masa yang sulit bagi sebagian orang. Bagaimana tidak? Pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan mengalami penurunan. Dikutip dari Jurnal Perspektif, perlambatan pertumbuhan ekonomi setelah Covid-19 berubah menjadi sebesar 2,97 persen. Penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi tersebut menyebabkan tingkat pengangguran di Indonesia juga mengalami peningkatan. Pengangguran tersebut terjadi akibat Pemutusan Hubungan Kerja yang mencapai angka 212.394 pekerja, yang diketahui kena PHK.

Kini kondisi perekonomian sudah lebih baik, dengan adaptasi dari sektor perekonomian yang sudah lancar peralihannya ke serba online maupun kantor-kantor yang kembali terbuka untuk para pekerja mencari penghasilan. Hal ini tentu saja dibarengi dengan kebutuhan orang-orang yang cenderung meningkat. Zaman serba online membuat banyak orang untuk berbelanja melalui aplikasi-aplikasi yang kini sudah ada di genggaman tangan. Tak heran, pengeluaran habis untuk membeli barang-barang di luar kebutuhan primer dan berakhir pada gaya hidup yang boros.

Tentunya, gaya hidup ini tidak baik dan harus diubah. Bagaimana cara yang paling tepat untuk memulai perubahan ini?

Ada banyak cara dan metode yang sesuai bagi tiap orang untuk mulai melakukan perencanaan keuangan agar kondisi finansial tetap stabil dan kita sebagai manusia masih bisa memenuhi keperluan hidup kita. Di tengah ketidakpastian kondisi di tengah pandemi ini, kita harus bisa mengelola keuangan kita dengan lebih baik agar tidak mengalami kesulitan di masa depan dan aman ketika berhadapan dengan situasi yang sifatnya darurat.

  • Lihat dan periksa keuanganmu saat ini

Sebelum membagi keuangan menjadi beberapa bagian dan menentukan strategi berikutnya, penting untuk disadari atau diketahui terlebih dahulu kondisi keuanganmu, baik di dalam tabungan maupun di dalam dompet pada saat ini.

Pertama, periksa tunggakan atau utang yang sampai saat ini belum dilunasi atau dibayar. Utang hukumnya wajib dibayarkan terlebih dahulu agar tidak terkena bunga maupun denda tambahan. Jangan menunda-nunda pembayaran utang, terlebih ketika kamu merasa bahwa kamu banyak mengeluarkan uang pada hal-hal yang bukan kebutuhan primermu. Kebutuhan primer tersebut meliputi pakaian, makanan, dan tempat tinggal. Apabila kamu tidak memiliki utang pada saat ini, maka kamu bisa melanjutkan ke langkah selanjutnya.

Kedua, periksa pendapatanmu. Apabila kamu merupakan mahasiswa atau pekerja yang sudah punya penghasilan, maka penting sekali untuk menghitung dan mempertimbangkan jumlah pendapatan untuk pengeluaranmu nantinya. Kalau kamu belum memiliki penghasilan, maka lewati saja bagian ini. Kamu juga bisa mencari pekerjaan yang sesuai dengan minat dan keahlianmu. Kamu mahasiswa atau anak SMA yang juga ingin memiliki penghasilan? Banyak wadah yang dapat kamu ikuti dengan menyumbangkan hobimu untuk sesuatu yang bermanfaat dan menghasilkan uang, yang bisa kamu temukan tawarannya di media sosial.

  • Bagikan keuangan menjadi beberapa bagian

Setelah mengetahui kondisi keuanganmu pada saat ini dengan memeriksa utang dan pendapatan, selanjutnya keuangan dapat dibagi menjadi beberapa bagian yang dapat diurutkan prioritasnya.

Bagian pertama adalah bagian biaya hidup bulanan. Kebutuhan yang harus dipenuhi setiap bulan terhitung seperti makanan, transportasi, tempat tinggal yang mencakupi listrik, sampai biaya pulsa. Kebutuhan di bagian pertama ini layak disisihkan sebanyak 40 persen dari keseluruhan keuanganmu, dengan catatan juga harus dapat menghemat bagian ini. Contohnya adalah mengurangi biaya transportasi ke tempat kerja, kampus, ataupun sekolahmu sehari-hari yang kini ditiadakan karena pandemi.

Bagian kedua adalah menyisihkan keuangan untuk dana darurat atau dana cadangan. Dana inilah yang bermanfaat ketika situasi tidak terduga terjadi, seperti kondisi pandemi Covid-19 ini dan situasi PHK. Sumber pemasukan dapat menghilang atau datang secara tiba-tiba, begitu juga dengan musibah, ataupun bencana. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana darurat yang ideal adalah minimal enam kali pengeluaran rutin bulanan dan disimpan di instrumen keuangan yang mudah diakses.

Terakhir, seseorang juga dapat membagi keuangannya menjadi tiga keperluan yang sangat penting terutama bagi orang dewasa. Pertama, keperluan tersebut meliputi asuransi, khususnya asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Lalu, ada bagian donasi untuk membantu orang lain, dan terakhir ada investasi, yang bisa diimplementasikan ketika dirasa memiliki penghasilan berlebih dengan kebutuhan yang menjadi prioritasmu juga sudah terpenuhi.

Bagaimana, sudah jelas kan langkah-langkah belajar hemat dengan perencanaan keuangannya? Jangan lupa untuk diimplementasikan dan mulai untuk berubah ke gaya hidup yang hemat, ya!

 

Referensi: Kompas | Jurnal Perspektif | OJK

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini