Komunitas Hong, Berhasil Lestarikan Lebih dari 50 Permainan Tradisional

Komunitas Hong, Berhasil Lestarikan Lebih dari 50 Permainan Tradisional
info gambar utama

PENULIS: Anisa Fitri Maulida

Perkembangan teknologi yang saat ini semakin melesat memberikan banyak perubahan pada hidup manusia. Tidak hanya dapat memberikan dampak yang baik seperti akses informasi yang lebih luas, transaksi yang lebih mudah, dan bahkan memberikan lapangan pekerjaan baru kepada para calon pekerja di luar sana.

Dampak baik tidak pernah berpaling dengan dampak buruk, hal itu pun terjadi kepada masyarakat sebagai konsumen teknologi seperti internet. Kecanduan game online merupakan salah satu dampak yang banyak ditemukan di kehidupan masyarakat, tidak hanya orang dewasa yang pernah mengalami kasus tersebut, kecanduan game online juga banyak dialami oleh anak kecil.

Tidak hanya itu, keberadaan gadget beserta internet yang telah menyajikan banyak aplikasi dan salah satunya adalah game online tersebut membuat permainan tradisional semakin terkikis eksistensinya. Padahal permainan tradisional yang kebanyakan menggunakan fisik dapat menyehatkan anak kecil yang harusnya lebih aktif untuk menggerakan tubuhnya.

Tidak hanya memberikan manfaat pada fisik anak, permainan tradisional yang banyaknya melibatkan lebih dua orang tersebut dapat meningkatkan kemampuan untuk berinteraksi dan tentu hal tersebut akan sangat dibutuhkan oleh anak untuk bekalnya kelak. 

Bahkan dilansir dari Hipwee, permainan tradisional dapat memberikan manfaat kepada anak seperti dapat mengenal kerja sama, belajar mengelola emosi, memahami konsep sportivitas, melatih kemampuan motorik halus, dan juga dapat melatih mempertajam instingnya.

Lantas bagaimana cara kita untuk mengajak dan membuktikan bahwasannya permainan tradisional tidak kalah seru dengan game online yang marak saat ini? Jangan khawatir, Kawan! Sebab Komunitas Hong dapat membantu.

Dibentuk Untuk Memberikan Kesenangan, Mengingatkan Pada Masa Lalu

Komunitas Hong | Linetoday
info gambar

Lahir pada tahun 2005 dan resmi pada 2008, Komunitas Hong adalah komunitas yang berfokus pada permainan-permainan tradisional yang telah terbentuk pada tahun sembilan puluhan dan bahkan lebih dari itu. Bukan tanpa alasan, keberadaan Komunitas Hong yang didirikan oleh Kang Zaidin memiliki tujuan yang begitu mulia. Yaitu untuk melestarikan permainan tradisional yang sedari dulu telah mengisi kehidupan anak-anak.

Permainan tradisional yang dilakukan oleh anggota Komunitas Hong sangatlah beragam, dan tentunya adalah permainan ini jauh dari pengaruh internet mengingat pada zaman dulu keberadaan internet masih tidak terlihat oleh warga tanah air.

Sehingga mereka lebih senang menggunakan benda yang terbuat dari kayu, bambu, batu, dan lainnya untuk membuat permainan. 

Dedikasi Kang Zaidin yang Berhasil Menyabet Penghargaan

Komunitas yang Berhasil Raih Penghargaan | Tribunjabar
info gambar

Dilansir dari Merdeka, asal mula lebih detail mengenai keberadaan Komunitas Hong adalah kesadaran bahwasannya permainan tradisional yang selama ini menemani anak-anak tanah air harus tergerus hingga muncul ide untuk mensosialisasikan nilai permainan tradisional ini.

Lebih jelasnya, dilansir dari situs Desa Ciburial, keberadaan Komunitas Hong memiliki tujuan untuk melestarikan produk mainan rakyat sebagai artefak agar tidak punah, melakukan bina budaya bermain melalui pelatihan untuk anak-anak agar permainan tetap ada, dan juga mengembangkan produk mainan rakyat sebagai dasar pengembangan mainan anak yang memiliki manfaat dalam dunia pendidikan.

Komunitas Hong sendiri berangkat dari nama Hong yang biasa diserukan pada saat bermain ucing sumput, salah satu permainan petak umpet khas Sunda. Hong sendiri memiliki arti ‘bertemu’. Dengan dedikasi Kang Zaidin mendirikan Komunitas Hong ini membuat Kang Zaidin berhasil menyabet penghargaan sebagai ‘Social Entrepreneur’ dari British Counsil pada tahun 2010.

Berhasil Melestarikan Lebih Dari 50 Permainan Tradisional

Permainan Tradisional | Petatempatwisata
info gambar

Dilansir dari Traverse, Komunitas Hong telah berhasil mendokumentasikan sekitar 250 permainan tradisional Sunda, 213 permainan tradisional Jawa Tengah dan Timur, serta 50 permainan tradisional asal Lampung. 

Beberapa permainan tradisional yang telah didokumentasikan oleh Komunitas Hong adalah Congklak, Lompat Tali, Peperet Jengkol, Kaleci (Permainan Kelereng), Egrang, dan masih banyak lagi.

Bahkan Komunitas Hong juga berhasil membuat Museum Mainan Rakyat dan juga Kampung Kolecer, dilansir dari Tempat Wisata Bandung yang menjadi menarik adalah keberadaan festival di Kampung Kolecer yang dinamakan Festival Kolecer yang dimana isi dari festival tersebut berpadu dengan upacara adat.

Walaupun Komunitas Hong menyediakan permainan yang biasa dilakukan anak-anak, namun tak jarang juga orang-orang dewasa datang sekedar untuk bermain sekalian bernostalgia. Jadi Kawan tidak perlu gengsi jika tergoda untuk ikut beraktivitas bersama anak-anak yang lain. Karena permainan tradisional memiliki keseruannya sendiri dan bisa bikin lupa akan canggihnya gadget deh!

Bagaimana Kawan? Tertarik untuk mengetahui lebih lanjut, atau bahkan ingin mencoba untuk bernostalgia juga? Kawan bisa mencari informasi lengkapnya pada akun Instagram @komunitashong.  

Referensi:Hipwee | Merdeka | Desa Ciburial | Traverse | Tempat Wisata Bandung

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini