2022 Tahun yang Menjanjikan?

Ahmad Cholis Hamzah

Seorang mantan staf ahli bidang ekonomi kedutaan yang kini mengajar sebagai dosen dan aktif menjadi kolumnis di beberapa media nasional.

2022 Tahun yang Menjanjikan?
info gambar utama

Pada tanggal 11 Desember 2021 lalu di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) saya menjadi moderator ketika Prof. Chairul Tanjung (Founder CT Corp dan mantan Menko Bidang Perekonomian tahun 2014) memberikan berbagai masukan tentang perekonomian nasional maupun global kepada NU menjelang Muktamar NU di Lampung.

Beliau menjelaskan pandemi yang berkepanjangan ini telah menimbulkan berbagai dampak yang serius, misalnya pengangguran dan kemiskian, gap yang melebar antara kelompok kaya dan miskin, menurunnya PDB, melambatnya perdagangan baik dalam maupun luar negeri.

Dampak lainnya pekerja informal yang tidak tercakup oleh jaminan sosial, wanita yang baik ibu rumah tangga atau keduanya bekerja dan mengurus keluarga, penyandang cacat, anak-anak dan migran--kelompok-kelompok ini telah menderita tidak proporsional dari krisis. Itu semua menjadi tantangan bagi Indonesia menghadapi tahun 2022.

Namun berbagai penelitian yang dilakukan beberapa lembaga antara lain Bank Dunia dan OECD (Organization for Economic Co-operation and Development) menyebutkan prediksi yang menggembirakan di tahun 2022.

Pihak UECD dalam prediksinya menyebutkan bahwa Pemulihan Indonesia telah tertunda oleh pembatasan dan ketidakpastian baru karena varian Delta Covid-19 menyebar dengan cepat.

Pertumbuhan pada tahun 2021 diproyeksikan relatif sederhana pada 3,3 persen, tetapi akan rebound pada tahun 2022 dan 2023 menjadi di atas 5 persen karena situasi kesehatan normalisasi memungkinkan permintaan konsumen dan kepercayaan investor untuk kembali.

Sementara itu pihak Bank Dunia mengatakan bahwa secara keseluruhan, respons kesehatan masyarakat kuat dan membantu meratakan kasus Delta relatif awal dibandingkan dengan rekan-rekan regional. Tetapi morbiditas Covid-19 relatif tinggi selama puncak Delta karena banyak rumah sakit mencapai kapasitas penuh dan kebutuhan oksigen meningkat tajam.

Indonesia telah mempercepat program peluncuran vaksin, terutama di kalangan kelompok rentan dan di daerah dengan transmisi virus yang tinggi seperti kota dan pusat ekonomi.

Ekonomi diproyeksikan akan rebound sebesar 3,7 persen pada 2021. Diperkirakan akan meningkat menjadi 5,2 persen pada 2022 jika Indonesia tidak menghadapi gelombang Covid-19 yang parah, sebagian besar provinsi mencapai cakupan vaksin 70 persen pada 2022 dan kebijakan moneter dan fiskal tetap akomodatif.

Namun, risiko dan ketidakpastian tetap sangat tinggi, termasuk kemungkinan bahwa varian Covid-19 baru yang dapat menular dan parah dapat menyebar.

Dalam situasi pandemi global ini sebenarnya menurut Prof. Chairul Tanjung muncul optimisme di Indonesia karena beberapa peluang yang bagus pada tahun 2022 dan seterusnya yaitu prospek yang yang baik dibidang industri makanan halal (Halal Food), wisata halal (Halal Tourism); dan keuangan syariah (Syariah Finance and Banking) yang berbasis digital mengingat jumlah populasi Muslim yang besar.

Hanya saja ada syaratnya menurut beliau yaitu Indonesia memerlukan SDM yang mumpuni, efisien dan penuh kreativitas dan inovasi.

Khusus tentang peluang industri Halal Food yang dibicarakan Prof. Chairul Tanjung tersebut ada baiknya kita mau belajar dari Thailand--sebagai negara yang nota bene non-Muslim tapi melakukan usaha yang all-out dalam mengembangkan Halal Food di seluruh dunia terutama menyasar pasar Timur Tengah dan negara-negara Islam lainnya.

Saya pernah melihat video promosi Halal Food yang dibuat Kementrian Luar Negeri Thailand, memang sangat professional yang menunjukkan segala sesuatu tentang Halal Food mereka misalnya proses produksi yang moderen dan bersih.

Kementerian Perindustrian Thailand juga terus menerus meningkatkan standar produksi dan pemasaran makanan halal negara itu untuk meningkatkan ekspor yang nilainya puluhan miliar dolar, Kementrian Perindustrian Thailand menyebutkan bahwa semua produk makanan yang berpotensi dikembangkan sebagai makanan halal memiliki nilai pasar di seluruh dunia lebih 680 miliar dolar AS per tahun, atau 76 persen dari perdagangan makanan dunia yang menyumbang lebih dari 880 miliar dolar AS.

Pasar halal cenderung terus meningkat, sebagai akibat dari meningkatnya daya beli penduduk di negara-negara Islam. Di Thailand ada lebih dari 5.000 perusahaan yang terlibat dalam industri makanan halal yang memproduksi lebih dari 150.000 produk dan layanan makanan halal.

Prof. Chairul Tanjung juga menjelaskan bahwa perkembangan Digital Economy akan menjadi andalan pada tahun 2022 nanti; hal ini bisa dilihat dari perkembangan beberapa startup business yang terkenal bermunculan di Indonesia.

Data dari Nikkei Jepang menyebutkan bahwa Digital Economy negara-negara ASEAN diproyeksikan dapat mencapai 1 triliun dolar AS pada tahun 2030.

Hanya saja Indonesia masih perlu waspada, karena prediksi yang optimis dari OECD dan Bank Dunia itu mengasumsikan bahwa pandemi corona ini akan mereda di tahun 2022; kenyataannya varian baru corona Omicron diberbagai negara maju baik Amerika Serikat maupun Eropa dan Australia untuk sementara ini masih merupakan momok yang berbahaya.

Tercatat ada kenaikan korban varian Omicron yang tinggi di Amerika Serikat, Jerman dan negara – negara Eropa lainnya. Juga tercatat ada korban yang meninggal karena Omicron ini di Australia, dan berita terbaru menyebutkan bahwa Omicron juga sudah masuk Indonesia.

Intinya kondisi panemi corona ini masih Unpredictable. Yang tidak kalah pentingnya adalah kondisi politik di Indonesia harus tetap dijaga stabil; artinya tidak boleh terjadi konflik sosial akibat dari memanasnya suhu politik menjelang Pemilihan Presiden tahun 2024.

Oleh: Ahmad Cholis Hamzah

Penulis aktif menulis di Koran Jawa Pos, Surya, dan rutin menulis di GNFI. Beberapa tulisannya acapkali dimuat/dikutip Koran Malaysia dan Thailand. Penulis yang juga tersohor sebagai akademisi sekaligus profesional di kota kelahirannya, Surabaya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Ahmad Cholis Hamzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Ahmad Cholis Hamzah.

Tertarik menjadi Kolumnis GNFI?
Gabung Sekarang

AH
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini