Jaga Bumi dengan Terapkan Green Ramadan

Jaga Bumi dengan Terapkan Green Ramadan
info gambar utama

Saat menjalankan ibadah puasa, berapa banyak kira-kira sampah yang kamu hasilkan dalam sekali berbuka puasa? Mari kita pikirkan. Biasanya, saat berbuka puasa umumnya kita akan membeli takjil yang para pedagang jajakan.

Para pedagang takjil biasanya membungkus makanan atau minuman menggunakan wadah atau kantung plastik yang sekali pakai. Hmm, sudah terbayang seberapa banyak sampah yang kita hasilkan?

Momen menjalankan ibadah puasa di bulan ramadan ini juga bisa kita manfaatkan untuk berbuat kebaikan dan menebar rasa peduli pada sesama. Salah satunya dengan tetap menjaga alam melalui Green Ramadan.

Mengenal Green Ramadan

ilustrasi kegiatan Green Ramadan dengan menggunakan totebag untuk berbelanja | Foto: Gadget Review
info gambar

Bukan hanya sampah yang berasal dari bungkus takjil, begitu juga dengan makanan yang tersisa akan menjadi food waste apabila tidak kamu makan. Food waste bisa menjadi masalah baru bagi lingkungan karena sampah makanan banyak memberikan dampak negatif.

Sebut saja seperti makanan yang membusuk. Hal itu akan melepaskan gas metana dan memberikan dampak buruk pada iklim serta menyebabkan pemanasan global.

Baca juga: Cegah Dehidrasi, Begini Jadwal Minum Air Putih Selama Puasa

Melansir dari laman Majelis Ulama Indonesia, Green Ramadan merupakan kegiatan saat kita melatih diri untuk menunaikan ibadah puasa ramadan yang lebih ramah lingkungan, bertanggung jawab secara sosial, dan mengamalkan ajaran dari Nabi Muhammad SAW.

Bagaimana cara menerapkan Green Ramadan? Kegiatan Green Ramadan sangat mungkin kamu terapkan pada keseharian, misalnya memulai dari makanan.

Tentu sebagian dari kamu masih ingat segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Begitu pula dalam mengkonsumsi makanan.

Mungkin kamu pernah tergoda ingin membeli berbagai macam takjil saat ngabuburit di sore hari. Padahal, bisa jadi kondisi tersebut hanyalah lapar mata sesaat. Sebenarnya bisa saja tubuh kamu tidak sanggup untuk mengkonsumsi semuanya.

Maka dari itu, ada baiknya untuk membeli atau membuat makanan secukupnya saja. Jangan sampai membeli atau memasak terlalu banyak hingga tidak termakan dan menjadi mubazir.

Baca juga:Fakta Menarik, Penelitian Ungkap Air Memiliki Memori

Cara Terapkan Green Ramadan

Bawa kotak bekal saat bukber | Foto: Pexels
info gambar

Saat membeli takjil, ucapkan selamat tinggal pada styrofoam, bungkus plastik atau wadah sekali pakai. Untuk mengurangi penggunaan wadah sekali pakai, kamu bisa berinisiatif untuk membawa wadah sendiri.

Begitu juga saat kamu mendapat tawaran dengan alat makan sekali pakai. Biasanya ketika membeli takjil atau makanan tertentu, kamu akan mendapatkan sendok plastik sekali pakai. Kamu bisa menolaknya secara halus dan memilih untuk menggunakan alat makan sendiri di rumah.

Kemudian untuk mengurangi penggunaan kantung plastik, kamu juga bisa siap sedia membawa kantong belanja sendiri. Misalnya membawa totebag atau paper bag yang masih bisa kamu gunakan berulang kali dari rumah.

Kebiasaan kecil lainnya yang bisa kamu coba terapkan adalah dengan mengurangi penggunaan tisu. Sehabis cuci tangan memakai tisu untuk mengeringkan tangan? Atau setelah makan menggunakan tisu untuk mengelap area bibir?

Cobalah untuk menyediakan lap atau kain khusus untuk mengeringkan tangan sehabis mencuci tangan. Tak hanya itu, sediakan pula kain lap khusus untuk mmebersihkan area bibir sehabis makan.

Baca juga: Kebiasaan Sederhana yang Bisa Bantu Jaga Bumi

Biasanya saat puasa, sebagian orang banyak mendapatkan ajakan untuk berbuka puasa bersama (bukber) di tempat makan tertentu. Kamu bisa menerapkan kebiasaan membawa minum air putih sendiri agar tidak perlu membeli yang menggunakan kemasan plastik di luaran sana.

Pilihan lainnya, kamu juga bisa membawa sedotan yang bisa kamu gunakan berulang kali. Misalnya sedotan kaca, sedotan stainless steel, sedotan berbahan silicon guna menerapkan gerakan #NoStrawMovement.

Itu dia beberapa hal yang bisa kamu terapkan dari kegiatan Green Ramadan. Semoga Ramadan ini membawa keberkahan dan kita tetap bisa menjaga lingkungan.

Referensi: Majelis Ulama Indonesia | Mongabay | Rappler

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini