Anak Muda Wajib Tahu Skill Ini Untuk Terjun ke Dunia Kerja!

Anak Muda Wajib Tahu Skill Ini Untuk Terjun ke Dunia Kerja!
info gambar utama

Pintar secara intelektual saja tidak cukup dalam menghadapi era VUCA (volatility, uncertainty, complexity, ambiguity) saat ini. Tapi, setiap orang juga dituntut memiliki kecerdasan keterampilan lainnya.

Direktur Bank Central Asia (BCA) Haryanto T. Budiman di hadapan ratusan penerima beasiswa program Bakti BCA Periode 2020/2021 dari berbagai perguruan tinggi, mengatakan setidaknya ada 10 kemampuan atau skill yang harus diasah oleh anak muda sebelum masuk ke dunia profesional.

Adapun kemampuan atau skill yang harus dimiliki anak muda sebelum masuk ke dunia kerja adalah sebagai berikut.

Intellectual Curiosity (Rasa Ingin Tahu)

Saat kuliah mungkin kita mengambil Jurusan Akuntansi, Ekonomi, Teknik, atau lainnya.

Tapi pada saat bekerja, misalnya kita bekerja di BCA, kita mungkin di-assigned (ditugaskan) di unit yang berbeda sekali dengan apa yang pernah kita pelajari di bangku kuliah. Karena itulah, menurut Haryanto poin ini harus diasah setiap saat.

Superior Problem Solving Skill (Kemampuan Memecahkan Masalah yang Sangat Kuat)

Poin ini juga harus diasah karena masalah yang kita hadapi di kehidupan nyata amat sangat berbeda dengan masalah yang kita hadapi pada saat di perkuliahan.

Haryanto mengatakan di kehidupan nyata seperti dunia kerja, masalah sering kali tidak terdefinisikan dengan baik.

Atau bisa saja masalah tersebut terdefinisikan dengan baik, tapi masalah berubah terus-menerus. Selain itu, kadang-kadang data yang tersedia juga terlalu sedikit untuk mendukung penyelesaian masalah yang dihadapi.

Tolerance of Ambiguity (Toleransi Terhadap Ketidakpastian)

Haryanto mengatakan dunia saat ini sangat volatile, unpredictable, complex dan chaotic. Kita semua harus siap dengan perubahan-perubahan yang terjadi setiap saat, yang bisa setiap jam, setiap hari, setiap bulan.

 

Interpersonal Skill (Kemampuan Interpersonal)

Kemampuan ini menjadi sesuatu yang amat penting apabila kita menjadi seorang manager puncak. Top management harus kuat sekali dari segi interpersonal skill karena mereka tidak lagi mengurusi technical skill yang dilakukan oleh bawahannya.

Communication Skill (Kemampuan Komunikasi)

Kemampuan ini sering diabaikan, padahal kemampuan untuk memaparkan ide baik secara tertulis maupun lisan sangat penting.

Kita harus menjelaskan apa yang kita lakukan secara to the point, sehingga orang-orang bisa mengerti apa yang kita lakukan. Pintar saja tidak cukup dalam hal ini.

Team Work (Kemampuan Bekerja dalam Satu Tim)

Haryanto mengatakan tak satu orang pun yang menjadi superman atau superwoman dalam kehidupan nyata. Karena itu, perlu kerja sama tim dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan bersama.

 

Negotiation and Influencing Skill (Kemampuan Negosiasi)

Dalam dunia bisnis maupun kehidupan nyata, kita pasti akan melakukan negosiasi. Kita juga melakukan influencing agar orang lain bisa tertarik dengan apa yang kita negosiasikan.

Stakeholder Management (Manajemen Pemangku Kepentingan)

Dalam kehidupan nyata, peran dari pemangku kepentingan atau stakeholder sangatlah penting.

Haryanto mengatakan ada sejumlah tipe stakeholder, yaitu yang mendukung dan tidak mendukung kita dalam kesulitan. Ada juga stakeholder yang aktif dan pasif.

Kita harus bisa memberdayakan pemangku kepentingan yang suportif dengan kita. Ada stakeholder yang peduli dengan kita, namun ada juga yang tidak suka atau menentang kita. Kita harus bisa menetralkan mereka.

 

Memiliki Mentor

Kita perlu memiliki mentor dalam hidup yang bisa membimbing kita. Mentor ini adalah orang-orang yang sangat peduli terhadap kita, namun tidak memiliki vested interest, tujuannya hanya untuk kebaikan kita saja.

Kita harus membangun hubungan dengan mentor, mendapat bantuan dari mereka apabila kita sedang kesulitan.

 

Resilience (Tahan Banting)

Semua orang pernah gagal. Tetapi seseorang yang berhasil adalah mereka yang bisa bangkit dari setiap kegagalan.

 

Haryanto menambahkan, kesepuluh skill kehidupan tersebut harus didukung oleh dua hal, yaitu integritas dan personal values yang dididik semenjak kita kecil untuk menjadi profesional yang baik.

 

Sumber ; Finansialku.com

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini