Inovasi Tokoh Indonesia Pada Perkembangan Teknologi Dunia

Inovasi Tokoh Indonesia Pada Perkembangan Teknologi Dunia
info gambar utama

Indonesia tidak kekurangan orang jenius. Beberapa tokoh asal Indonesia bahkan telah diakui dunia akan inovasinya untuk kemajuan dunia. Melalui penemuan atau penelitiannya, mereka berhasil memberikan sumbangsih terhadap perkembangan teknologi yang kita nikmati saat ini.

Teknologi yang berkembang dari waktu ke waktu, ternyata tidak lepas dari campur tangan anak bangsa. Tokoh asal Indonesia telah tercatat namanya atas inovasi yang diberikan, mulai dari bidang teknik hingga teknologi komunikasi. Agar #MakinTahuIndonesia, berikut beberapa nama tokoh Indonesia yang berpengaruh pada perkembangan teknologi dunia.

Baca Juga: Screenshot di Instagram Bisa Ketahuan, Benarkah?

Sedyatmo - Pondasi Cakar Ayam

Pondasi cakar ayam banyak diaplikasikan dalam bidang teknik sipil, khususnya untuk konstruksi bangunan. Pondasi cakar ayam yang sudah dipatenkan di 40 negara ini ditemukan oleh Prof. Dr. Ir. Sedyatmo, salah satu tokoh insinyur Indonesia yang lahir di Solo, Jawa Tengah. 

Penemuan pondasi cakar ayam berawal ketika Sedyatmo bekerja sebagai pejabat Perusahaan Listrik Negara (PLN). Saat itu, PLN harus mendirikan tujuh menara listrik tegangan tinggi dari Tanjung Priok ke Gelanggang Olahraga Senayan, tempat diselenggarakannya Asian Games 1962. Karena daerah tersebut berada pada kawasan rawa-rawa, kontur tanah di sana cenderung lembek sehingga menara sulit untuk didirikan. 

Kondisi pada saat itu mendesak agar proyek krusial ini segera diselesaikan. Dari sana, lahirlah ide Prof. Sedyatmo untuk mendirikan menara di atas pondasi yang terdiri dari pelat beton yang didukung oleh pipa-pipa beton di bawahnya. Pelat dan pipa tersebut melekat secara monolit dan mencengkeram tanah yang lembek, layaknya cakar ayam. 

Randall Hartolaksono - Bahan Bakar Antipanas dan Antiapi

Randall Hartolaksono BSc. MSc. merupakan lulusan University of London. Pria asal Surabaya ini berhasil menemukan bahan bakar antipanas dan antiapi yang terbuat dari singkong. Temuannya ini telah diakui di kalangan ilmuwan Eropa.

Kulit singkong mengandung bahan kimia bernama zat tripotasium sitrat. Bahan kimia tersebut bisa mencegah lompatan energi elektron di lapisan terluar atom elektron saat kebakaran terjadi. Randall berhasil menemukan bahan kimia tersebut ketika ia sedang melakukan penelitian saripati kulit singkong di Inggris.

Ketika itu, Randall tengah meneliti saripati kulit singkong untuk menjadi bahan pelumas engsel robot. Secara tidak sengaja, bahan itu tumpah dan memadamkan api yang ada disekitarnya. Randall kemudian menelitinya lebih lanjut dan menemai teori hasil temuannya dengan Teori Pemutusan Rantai Kimia. Dari temuannya ini, dikembangkanlah beberapa produk antiapi, seperti cat dan tabung semprot.

Tjokorda Raka Sukawati - Teknik Penyangga Jalan Layang

Insinyur Indonesia kelahiran Ubud, Bali ini merupakan penemu teknik penyangga jalan layang atau yang dikenal dengan istilah teknik Sosrobahu. Ir. Tjokorda Raka Sukawati menemukan teknik ini ketika ia mengerjakan proyek pembangunan jalan tol dari Cawang menuju Tanjung Priok pada tahun 1980-an.

Pembangunan jalan tol tersebut tidak berjalan mulus sebab teknik konstruksi konvensional yang digunakan akan menimbulkan kemacetan. Meskipun ada alternatif lain, seperti metode gantung di Singapura, tetapi biaya produksinya sangat mahal. Kondisi itulah yang mendasari lahirnya ide teknik Sosrobahu milik Ir. Tjokorda.

Ir. Tjokorda berhasil memecahkan permasalahan tersebut dengan menciptakan tiang pancang yang olehnya diberi nama Sosrobahu. Teknik ini terinspirasi dari hidrolik mobil. Sosrobahu bekerja serupa cara kerja dongkrak yang bisa bergeser dan berputar dengan tiang dongkrak sebagai sumbu. Penemuan ini sudah mendapatkan paten dari berbagai negara, seperti Jepang, Malaysia, dan Filipina.

Baca Juga: 5 Teknologi Unik, Aneh tapi Bermanfaat

Warsito Purwo Taruno - Alat Pembasmi Kanker

Dr. Warsito P. Taruno, M.Eng pernah berkarier sebagai dosen di Shizuoka University, Jepang. Ia dikenal sebagai ahli tomografi, yakni ilmu untuk melihat reaksi dalam reaktor baja atau bejana yang tidak tembus cahaya. Dr. Warsito kemudian berhasil menemukan alat pembasmi kanker berawal dari keinginannya untuk membantu saudaranya, Suwarni, yang mengidap kanker payudara stadium IV.

Dr. Warsito berhasil menemukan alat pemindai kanker berbasis medan listrik yang menggunakan sistem Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT). Teknologi ini kemudian dipatenkan di Amerika Serikat lembaga paten internasional PTO/WO bernomor 60/664,026 tahun 2005 dan 60/760,529 tahun 2006. ECVT mampu memindai sel kanker di dalam tubuh karena bisa dipotret tiga dimensi dan kecepatan tinggi. 

ECVT bisa digunakan untuk kanker otak (brain activity scanner) dan payudara (breast activity scanner). Temuan Dr. Warsito ini terbukti dapat membunuh sel kanker lebih mudah dari kemoterapi.  Berbeda dengan kemoterapi yang terasa menyiksa, alat ini dapat mengeluarkan sel-sel kanker melalui urine, keringat, dan kotoran. Oleh karena itu, alat ini akan membuat urine, keringat, dan kotoran pasien kanker akan mengeluarkan bau yang tidak sedap. 

Yogi Ahmad Erlangga - Rumus Matematika untuk Perminyakan

Dr. Yogi Ahmad Erlangga merupakan sarjana aeronotika yang menggeluti bidang matematika terapan. Ia mendapat gelar sarjana teknik dari Program Studi Aeronotika dan Astronotika ITB pada 1998. Dr. Yogi kemudian mendapat gelar master dan doktor dari Delft University of Technology (DUT), Belanda. 

Alumni Teknik Penerbangan ITB ini berhasil menyelesaikan persamaan Helmholtz menggunakan matematika numerik secara cepat. Hasil risetnya tersebut dapat mempercepat pemrosesan data seismik dalam survey cadangan minyak bumi. Penemuannya itu merupakan buah dari penelitian yang dilakukan Dr. Yogi sebagai riset Ph.D-nya. 

Saat menyelesaikan riset tersebut, ada salah satu perusahaan minyak internasional yang antusias memberikan dana bantuan. Riset Dr. Yogi ini diyakini telah memberi angin segar bagi perusahaan minyak karena terbukti lebih baik dan lebih cepat dalam memproses data seismik dibandingkan metode yang biasa digunakan.

Khoirul Anwar - Prinsip Dasar untuk Teknologi 4G

Jaringan 4G atau fourth-generation technology yang digunakan hampir di seluruh dunia saat ini ternyata ada campur tangan anak bangsa di balik pengembangannya. Adalah Prof. Dr. Eng. Khoirul Anwar, S.T., M.Eng., pria asal Kediri, Jawa Timur yang berhasil menemukan double square-waves fourier transform (DS-FT), yakni terkait teknik transmisi nirkabel (wireless) dengan dua buah fast fourier transform (FFT). 

Penemuan Khoirul itu merupakan hasil dari penelitian tesisnya ketika ia mengenyam pendidikan master di Nara Institute of Science and Technology (NAIST), Jepang. Penelitian tersebut kemudian dipatenkan pada tahun 2005, mendapat penghargaan dari IEEE Radio and Wireless Symposium (RWS) 2006 di California, dan menjadi standar International Telecommunication Union (ITU) pada akhir 2009.

Tidak hanya itu, temuan Khoirul juga digunakan dalam pengembangan teknologi 4G. Hal ini berarti, prinsip dasar pengembangan 4G menggunakan hasil temuan ahli Indonesia. Khoirul lantas mendapatkan royalti dari berbagai perusahaan yang memakai prinsip dasar double fourier transform temuannya.

Baca Juga: Serba-serbi Cara Beralih ke Siaran TV Digital

#MakinTahuIndonesia lewat mengenal beberapa tokoh asal Indonesia yang memberi sumbangsih terhadap inovasi teknologi dunia, membuat kita semakin bangga dengan tanah air. Perjuangan para ahli di atas tidak berhenti di sana, kini giliran GoodMates untuk melanjutkan perjuangan mereka.

Referensi: GNFI | CNN (1), (2) | Detik.com | itb.ac.id | Kumparan

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini