Elon Musk dan Rentannya Ukraina

Ahmad Cholis Hamzah

Seorang mantan staf ahli bidang ekonomi kedutaan yang kini mengajar sebagai dosen dan aktif menjadi kolumnis di beberapa media nasional.

Elon Musk dan Rentannya Ukraina
info gambar utama

Oleh: Ahmad Cholis Hamzah

Masyarakat Indonesia hari Jumat tanggal 13 Oktober 2022 lalu mendapat berita yang mengejutkan yaitu berita tertangkapnya jendral polisi bintang dua, Kapolda Jawa Timur yang baru Irjen Teddy Minahasa karena diketahui terlibat menjual barang bukti narkoba seberat 5 kg ke banda narkoba di Jakarta. Di Ukraina juga ada berita mengejutkan yaitu salah satu orang terkaya di dunia Elon Musk sudah tidak mau lagi membantu Ukraina dalam perang melawan Rusia.

Elon Musk – yang pernah menerima kunjungan resmi para petinggi pemerintah Indonesia hanya dengan mengenakan T-Shirt atau “Kaos Oblong” bebebarapa bulan lalu, mengatakan pada hari Jumat bahwa perusahaan luar angkasanya tidak dapat terus mendanai layanan satelit Starlink yang telah membuat Ukraina dan militernya tetap online selama perang, memicu kegemparan ketika dia menyarankan dia menarik internet gratis setelah seorang duta besar Ukraina menghinanya di Twitter.

Perang antara Rusia dan Ukraina yang sedang berlansgung ini menunjukkan pada dunia cara berperang modern yang jarang terjadi. Perang sudah tidak lagi mengerahkan ribuan pasukan berhadap-hadapan saling menembak. Namun tanpa kehadiran tentaranya pasukan Rusia menghancurkan militer Ukraina dengan rudal, meriam presisi tinggi dan pesawat tanpa awak atau drone, yang semuanya itu bisa dikendalikan dengan teknologi ruang angkasa –satelit. Kita ditunjukkan bagaimana tentara Rusia dengan membawa laptop atau tablet atau iPad menginformasikan koordinat lokasi musuh pada pasukan yang bertugas meluncurkan rudal jarak jauh untuk menghantam lokasi musuh.

Informasi yang dikirimkan tentara itu berasal dari pesawat drone pengintai dan semuanya itu berkat kecanggihan satelit yang dimiliki Rusia. Tentara Ukraina yang bersembunyi di gorong-gorong, di gua, di hutan bisa diketahui dengan jelas lewat satelit dan dihancurkan dengan senjata rudal jarak jauh. Ibaratnya tentara itu sembunyinya di gorong-gorong di Yogyakarta, rudal yang ditembakkan dari kota Surabaya.

Musk awalnya dipuji karena menyediakan terminal Starlink ke Ukraina sekitar 20.000 unit satelit, bantuan peralatan satelit ini menelan biaya lebih dari $120 juta untuk sisa tahun ini dan label harga bisa mencapai hampir $400 juta untuk 12 bulan ke depan. Sistem komunikasi satelit Starlink sangat penting tidak hanya untuk komunikasi militer Ukraina, tetapi juga bagi pemerintah untuk menjaga kontak dengan komandan, bagi Zelenskyy untuk melakukan wawancara dengan jurnalis, dan untuk komunikasi sipil, menghubungkan orang-orang terkasih melalui satelit terenkripsi.

Karena itu pemutusan Starlink akan melumpuhkan mode komunikasi utama militer Ukraina dan berpotensi menghambat pertahanannya dengan memberikan keuntungan besar bagi Rusia, yang telah berusaha untuk mengacaukan sinyal dan layanan telepon di zona pertempuran timur dan selatan. Musk, orang terkaya di dunia menurut perkiraan Bloomberg, men-tweet dari Amerika Serikat bahwa perusahaannya SpaceX tidak menginginkan penggantian biaya masa lalunya dalam membantu Ukraina. Tapi, tulisnya, itu "juga tidak dapat mendanai sistem yang ada tanpa batas waktu dan mengirim beberapa ribu terminal lagi yang memiliki penggunaan data hingga 100X lebih besar dari rumah tangga biasa. Ini tidak masuk akal".

Elon Musk memutuskan bantuan ini setelah marah diejek oleh duta besar Ukraina untuk Jerman, Andrij Melnyk, yang memiliki beberapa kata pilihan pekan lalu setelah Musk men-tweet proposal untuk mengakhiri perang di Ukraina yang akan menguntungkan Rusia. "F--- off adalah jawaban saya yang sangat diplomatis kepada Anda," kata Melnyk saat itu. "Kami hanya mengikuti rekomendasinya," Kita mungkin bisa memahami seorang terkaya di jagad ini di “pisuhi” oleh diplomat tingkat tinggi Ukraina dengan kata “J…..cok” dalam bahasa Surabayanya.

Starlink, unit SpaceX milik Elon Musk ini menggunakan terminal yang dilengkapi dengan antena yang biasanya dipasang di atap untuk mengakses internet melalui satelit di daerah pedesaan atau terputus. Pasukan Ukraina telah menggunakannya untuk menyiarkan langsung umpan drone, memperbaiki tembakan artileri dan menghubungi rumah sejak Ukraina menghadapi ancaman pemadaman internet dari serangan Rusia dan serangan siber. Seorang komandan Ukraina mengatakan pada hari Jumat bahwa "pertempuran tanpa layanan Starlink di garis depan seperti bertempur tanpa senjata

Sehari kemudian, Elon Musk meralat ucapannya. Sabtu, 15 Oktober akhirnya Elon mengumumkan bahwa perusahaan roketnya itu akan terus mendanai layanan internet Starlink di Ukraina. Ia menyebut salah satu alasan yakni perlunya "perbuatan baik,". Padahal sehari sebelumnya dia mengatakan tidak mampu lagi melakukannya.

"Persetan dengan itu ... meskipun Starlink masih kehilangan uang & perusahaan lain mendapatkan miliaran $ pembayar pajak, kami akan terus mendanai pemerintah Ukraina secara gratis", ungkap Musk lewat akun twitternya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Ahmad Cholis Hamzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Ahmad Cholis Hamzah.

Tertarik menjadi Kolumnis GNFI?
Gabung Sekarang

Terima kasih telah membaca sampai di sini